Menikah di kuil Zeus adalah impian Adrienne sejak lama, namun tentu saja bukan Raja Tiberius yang ia inginkan untuk menjadi suaminya, melainkan pangeran Theddeus yang telah tiada. Tapi sebaiknya Adrienne mengubur impiannya dalam-dalam dan tidak lagi mengingat-ingat pria lain sebab sekarang dia telah resmi menjadi istri Damon, seorang Raja yang kejam dan tidak memiliki hati nurani.
Andai saja waktu dapat diputar kembali maka Adrienne akan meminta Theddeus untuk menikahinya sebelum perang itu terjadi agar Damon melupakan keinginanuntuk memperistrinya. Mereka—para pria berkedudukan tinggi— biasanya merasa terhina apabila menikahi seorang janda.
Upacara pernikahan hanya dihadiri oleh beberapa orang saja, dan tentu yang memimpin upacara pernikahan mereka adalah Pendeta Aias, satu-satunya bangsa Tiberius yang memperlakukan Adrienne dengan sangat baik di kerajaannya sendiri. Banyak yang mengatakan bahwa Pendeta Aias bukan berasal dari para helot yang melakukan pemberontakan, melainkan penduduk asli Euboean, wilayah yang berhasil ditaklukkan oleh para helot dan kini menjadi wilayah Tiberius.
Setelah upacara pernikahan itu selesai Adrienne, si pengantin baru, diantar menuju ke kamarnya. Kamar yang dulu menjadi tempat kesukaannya telah berubah menjadi neraka setelah beberapa orang pelayan menghias kamar tersebut untuk malam pertamanya bersama sang Raja. Seprai dari kain sutera, bunga, wewangian yang membangkitkan gairah, dan masih banyak lagi, semua itu mencekik Adrienne dan membuat Adrienne menyadari bahwa malam ini ia harus melayani pria yang paling ia benci. Tentu saja, sebagai seorang istri.
Tiga orang pelayan yang telah selesai menata kamar Adrienne berdiri berjejer di dalam kamar menunggu perintah. Adrienne melangkah masuk dengan terpaksa, ia menghampiri ketiga orang pelayan itu dan terkejut melihat salah seorang di antara mereka ternyata adalah pelayan setianya, Phaedra.
"Phaedra?" nafas Adrienne tercekat, ia pikir Phaedra telah berhasil melarikan diri dari Agron, "Mengapa kau masih berada di sini?"
"My Lady, saya tidak mungkin meninggalkan Anda"
Oh.
Adrienne merasa sangat tersentuh oleh kesetiaan pelayannya. Ia menyuruh dua orang pelayan lain keluar dari kamarnya sehingga ia dapat berbicara berdua bersama Phaedra.
"Mari Your Highness, saya akan membantu Anda bersiap-siap untuk malam pernikahan Anda"
Dengan pasrah Adreanna membiarkan Phaedra mengurusnya. Pelayan itu menyingkirkan semua perhiasan dari tubuh Adrienne lalu mengganti pakaian Adrienne dengan selembar kain sutera yang sangat lembut yang dililit dengan sedemikian rupa di tubuhnya.
Saat Adrienne duduk di depan cermin, ia memandangi wajah Phaedra melalui pantulan kaca. Pelayan itu bersikap seolah-olah tidak ada masalah, atau Phaedra hanya tidak ingin membuat Adrienne merasa sedih dengan menyudutkannya yang telah menikahi Raja Tiberius.
"Seharusnya kau kabur Phaedra, tidak aman bagimu tetap berada di sini" ucap Adrienne.
"Aku tidak akan meninggalkan Anda, My Princess"
Andreanna menghembuskan nafas pelan, "You know i am not your princess anymore"
Sesaat Phaedra berhenti mengasapi rambut panjang Adreanna tapi kemudian gadis itu kembali melanjutkan tugasnya sambil mengoreksi kesalahannya, "Maaf, My Queen"
Ya, Adreanna lebih suka tetap dipanggil sebagai putri Agron daripada Ratu Tiberius, tapi ia harus mulai membiasakan diri bukan?
"Di mana mereka menemukanmu?" tanya Adrienne.
"Di istana, My Queen"
"Yang lain berhasil kabur?"
Pelayan itu mengangguk, "Ya, hanya beberapa yang menolak untuk meninggalkan Agron. Raja Tiberius tetap membiarkan kami tinggal di istana dan bekerja untuknya"
KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Hostage (Completed)
RomansaWarning : Adult and explicit sensual content! Setelah seluruh kerajaan berhasil dikuasai oleh Bangsa Tiberius, Adrienne bersembunyi di dalam Kuil Zeus dan hendak menghabisi dirinya sendiri dengan meminum sebotol racun. Tapi takdir tidak membiarkan A...