Ꮯhᥲρtꫀɾ Ꭰᥙᥲ ρᥙᥣᥙh Ꭰꫀᥣᥲρᥲᥒ

2.1K 184 6
                                    

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi, Akhtar langsung menghampiri Adiba di mejanya.

"Adiba! Gue pengen ngomong soal yang kemarin sama lo!" teriakan Akhtar cukup keras hingga membuat Atha menoleh ke arah pria itu.

Pria itu, selalu saja mendekati gadisnya. Ingin sekali Atha membuat lukisan di tubuh Akhtar. Selama ini Atha diam hanya karena Adiba. Tapi, apa memang ia harus bertindak.

Atha tidak suka Adiba dekat dengan siapapun selain dirinya.
Adiba hanya untuk Atha bukan Akhtar!

Atha ingin melangkah mendekati Akhtar, tapi langkahnya terhenti karena Jeno memegang pergelangan tangannya.

"Tenang dulu, Tuan. Kita tunggu dulu apa yang akan disampaikan oleh Akhtar," ujar Jeno saat Atha menoleh ke arahnya. Pria itu lalu melepaskan tangan Tuannya.

"Apaan sih, lo! Jangan ganggu gue!"

Adiba yang terlihat ketus dengan Akhtar membuat Atha tersenyum senang.
Rasanya seperti Adiba tidak ingin melihat wajah Akhtar di dekatnya.

"Please, kasih gue kejelasan lo mau 'kan nikah sama gue sehabis lulus SMA."

Suara Akhtar yang cukup keras memperalihkan semua perhatian murid XII IPA 1 saat ini, terlebih-lebih dengan Atha.
Dengan sigap, Atha langsung melangkah cepat menuju Akhtar.
Atha sudah cukup menahan kesal dari tadi!

"Maksud lo apa, hah?!" Atha langsung meraih kerah seragam Akhtar seperti ia sudah ingin membunuh pria yang menganggu miliknya.

Sepertinya, tontonan saat ini yang terjadi di dalam kelas lebih menarik daripada pulang ke rumah masing-masing.

Akhtar tertawa menatap remeh ke arah Atha. Ia dengan entengnya melepaskan cengkraman pria itu di kerah seragamnya.

"Lo cemburu?" ujar Akhtar seperti mengolok ke arah Atha.
"Lo tau, Adiba itu nggak suka pakai kekerasan dengan lo kayak gini malah bikin Adiba bakal semakin benci sama, lo!"

Atha mengepalkan tangan kanannya sangat marah mendengarkan perkataan Akhtar. Ia ingin menghajar pria itu tapi Jeno menghentikannya.
Dan Atha tau, Adiba memang tidak suka melihatnya pakai kekerasan.

Oh tidak!
Adiba tidak suka melihatnya memakai pisau!

"Akhtar lo apa-apaan, sih?!" ketus Adiba ke arah Akhtar.

"Okey Adiba, gue udah lelah sama semuanya! Sekarang lo pilih, gue atau Atha!" tegas Akhtar terlihat jengkel.

Hampir semua orang yang menyaksikan kejadian saat ini mengira-ngira jika Adiba pasti akan memilih Akhtar. Bagaimana tidak? Akhtar adalah teman Adiba dari TK!
Akhtar adalah sahabat Adiba!

Mendengarkan perkataan Akhtar, Atha sudah tidak tau harus apa. Atha tau Adiba tidak menyukainya.
Sudah sangat jelas Adiba pasti akan memilih Akhtar.

Tidak mau mendengarkan perkataan Adiba, Atha melangkah untuk meninggalkan kelas.

"Lo gila ya, 'Khtar?! Gue malah nggak suka lo kayak gini. Gue lebih baik milih Atha daripada lo!"

Langkah Atha terhenti.
Jantungnya berdetak sangat cepat mendengarkan perkataan gadisnya.

Sudah lama Atha tidak pernah sebahagia ini.
Rasanya Atha ingin berteriak sangat keras sekarang.
Ia sungguh-sungguh bahagia.

Adiba memilihnya!

Seperti waktu kecil.

Adiba selalu memilihnya dan memarahi Akhtar.

Shakilanya kembali kepada Syakiel.

Atha tidak bisa menahan senyum di bibirnya.

Semua orang tidak percaya atas perkataan Adiba.

Psikopat & Muslimah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang