Ꮯhᥲρtꫀɾ Ⲋꫀᖯꫀᥣᥲ᥉

4.6K 415 15
                                    

Tekan bintang di pojok kiri bawah sebelum membaca

Yang belum follow yuk follow dulu yuk evaqylavanya

🔪🔪🔪

Mobil sedan bewarna merah itu melaju semakin kencang ingin segera meninggalkan area kecelakaan setelah berhasil mengenai tubuh seseorang.

Hanya kecelakaan ringan, Atha mendorong tubuh Adiba hingga gadis itu berhasil menghindari mobil tersebut, namun ia sendiri yang justru diserempet oleh mobil bewarna merah itu hingga Atha tersungkur ke aspal.

"ATHA!" teriak Adiba, gadis itu bangun lalu melangkah menuju orang yang baru saja menyelamatkan nyawanya.

Seketika mereka berdua sudah dikerumuni oleh beberapa warga sekitar.

Adiba memindahkan kepala Atha ke pangkuannya, pria itu pasti pingsan, dahinya jelas terluka.

"Atha lo kenapa rela ngorbanin nyawa lo demi gue? Please...lo bangun..... Gue takut...." Adiba terisak, air matanya mengalir begitu saja karena khawatir.
Adiba juga merasa bersalah, ia sudah menilai buruk tentang Atha, namun beberapa detik lalu Atha telah menyelamatkan nyawanya.

"Please siapapun, bantuin gue bawa Atha ke rumah sakit!" teriak Adiba terdengar sangat cemas.

Sedangkan tanpa Adiba ketahui, Atha tersenyum dalam hati.
Ia rasa, Adiba masih sama seperti dulu yang selalu peduli dengannya. Atha semakin ingin menjadikan Adiba miliknya seorang.
Hanya miliknya.

Luka yang berada di tubuh Atha, tidak begitu penting. Atha adalah seseorang yang senang dengan rasa sakit. Tidak mungkin luka yang tidak seberapa itu mampu membuatnya tak sadarkan diri.

Sial!
Atha melupakan sesuatu. Ia tidak sempat memperhatikan plat mobil yang hampir menabrak Adiba. Pandangan Atha terlalu fokus pada gadis itu.

Rasanya Atha ingin sekali memotong leher orang yang hampir melukai miliknya.

🔪🔪🔪

"Adiba kamu yang tenang, Papa yakin Atha bakal baik-baik saja." Kenan menasihati putrinya yang terlihat merasa bersalah atas apa yang menimpa Atha.

Pria paruh baya itu menemani Adiba di rumah sakit. Saat ini, Atha sedang ditangani oleh seorang dokter.

Adiba langsung bangkit saat menyadari pintu ruang rawat Atha terbuka menandakan seorang dokter baru saja membuka pintu tersebut.

"Dok keadaan teman saya gimana, Dok? Dia baik-baik aja 'kan?" tanya Adiba langsung.

Dokter perempuan tersebut menghela napas sejenak.
"Keadaan pasien sudah cukup baik, pasien sudah boleh dijenguk dan juga boleh pulang."

Adiba merasa sangat bersyukur mendengar perkataan dokter tersebut.
"Makasii, Dok." Gadis itu langsung menuju ke brangkar tempat Atha berada.

"Lo jangan khawatir lagi, gue udah nggak pa pa kok." Atha langsung membuka suara saat menyadari Adiba menghampirinya.

Melihat senyuman di bibir Atha, Adiba langsung mengubah ekspresi wajah nya seolah tidak peduli dengan keadaan pria itu. Atha sangat menyebalkan!

Psikopat & Muslimah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang