Ꮯhᥲρtꫀɾ Ꭲเgᥲ ᖯꫀᥣᥲs

4.9K 436 56
                                    

Tekan bintang di pojok kiri bawah yaa:"

🔪🔪🔪

Adiba menunduk seolah tidak melihat Atha yang memperhatikan diirinya, Adiba sangat takut dengan pria itu.

Cinta?

Adiba tidak percaya bila Atha mencintai dirinya. Dari kelakuan Atha, Adiba bisa mengira bahwa itu hanya obsesi dan nafsu belaka.
Dicintai oleh pria psikopat seperti Atha membuat Adiba merasa tertekan. Ia takut obsesi Atha akan dirinya bisa membahayakan orang-orang disekitarnya.

Adiba berbelok, memilih jalan yang lebih jauh dari letak kelasnya. Ia hanya ingin menghindari Atha. Walaupun Adiba tau, beberapa menit lagi mereka berdua akan berada dalam satu kelas yang sama.

Di seberang sana, Atha mengepalkan tangan kanannya karena sadar Adiba seperti menghindarinya. Atha benci itu. Atha tidak suka bila Adiba takut terhadapnya.

Atha langsung mengehentikan langkahnya yang ingin mengejar Adiba saat ia berpikir bahwa Adiba sekarang butuh waktu untuk menerimanya. Adiba butuh sendiri, kejadian tadi malam pasti membuat gadisnya syok.

Baiklah.
Biar bagaimanapun, ia pasti akan memiliki waktu berdua dengan Adiba.

Atha melangkah menuju ke kelas. Semoga saja bel secepatnya berbunyi agar ia dan Adiba berada di dalam ruangan yang sama.

Atha memasang wajah datar, tidak peduli sapaan dari beberapa teman kelasnya. Atha mengutuk Jeno karena sampai sekarang belum juga kembali dari kamar mandi. Atha tidak tau cara bersosialisasi dengan lingkungannya.

Atha duduk seraya menyandarkan kepalanya di kursi, ia memejamkan matanya memikirkan bagaimana cara agar bisa membuat Adiba tidak menghindari dirinya.

"Heh ini tempat duduk gue. Mending lo pindah deh. Gue lebih suka duduk sendiri."

Tidak ada balasan, membuat pria itu menghembuskan napas kesal.
Pria itu menepuk bahu kiri Atha.

Atha reflek membuka matanya dan langsung mengkilir tangan seseorang yang sudah berani menyentuhnya.

"Agghh."

Hanya beberapa saat saja, pria ia itu berhasil menghempaskan tangannya dari cengkraman Atha.
"Sialan lo! Untung aja gue kuat!" ujarnya.

Atha hanya menatap pria didepannya itu dengan datar. Tidak peduli dengan perkataan-perkataan pria itu.

Tapi tunggu.
Sepertinya wajah pria didepannya ini tidak terlalu asing untuknya.

"Lo siapa?" Perkataan itu berasal dari Jeno yang baru saja menghampiri Atha. Ia merasa aneh dengan laki-laki yang berdiri di depan Atha. Dan Atha sepertinya terganggu dengan laki-laki itu.

Laki-laki yang ditanya tersenyum miring.
"Kalian berdua murid baru di kelas ini ya? Kenalin gue Akhtar Denandra, dan disini tempat duduk favorit gue. Kalian berdua harap pindah!"

Atha dan Jeno menatap Akhtar cengo, tidak ada yang menanyai nama pria itu. Dengan begitu pd-nya ia memperkenalkan diri.
Lagian ini sudah ke-2 Minggu Atha dan Jeno sekolah di SMA Permata. Baru kali ini ia melihat Akhtar.

Bel masuk kelas berbunyi, namun Atha dan Jeno masih diam saja tidak mempedulikan Akhtar di depannya. Akhtar geram dengan hal itu, sia-sia dari tadi ia berbicara baik-baik.

Psikopat & Muslimah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang