Ꮯhᥲρtꫀɾ Ꭲเgᥲ ρᥙᥣᥙh Ⲋᥲtᥙ

2.7K 190 12
                                    

Hari ini untuk pertama kalinya Adiba berangkat ke sekolah bersama Atha.

Berdua.

Entah apa yang nanti akan dipikirkan oleh teman-teman kelasnya.
Apalagi, tiga hari lalu Adiba mengatakan jika ia lebih memilih Atha daripada Akhtar.

Dramanya itu telah membuat Atha salah paham akan dirinya.
Drama yang tidak berjalan sesuai dengan rencana Adiba. Sampai sekarang Jeno belum terbukti jika bersalah.

Adiba tidak tau siapa yang benar-benar menerornya. Semua masih abu-abu dipikiran Adiba.

Saat Atha ingin turun membukakan pintu mobil untuk Adiba, gadis itu lebih dahulu membukanya.

Meysa yang juga baru saja datang tidak sengaja melihat Adiba turun dari mobil Atha merasa heran. Apalagi setelah Meysa tau semua keburukan dari seorang Atha Reyhan Syakiel.

"Adiba!" panggil Meysa.

Adiba membalas lambaian tangan Meysa.
"Gue ke Meysa dulu," ujar Adiba lalu berlari meninggalkan Atha.

Atha hanya tersenyum memandangi punggung Adiba. Siapa sangka ia dan Adiba akan menjadi pasangan suami istri.

Ah sial!

Syarat yang Adiba berikan sangat sulit bagi Atha.

Bukannya sulit sebenarnya Atha yang sama sekali tidak ingin mengenal Adiba meskipun demi agama.
Atha sudah merencanakan sesuatu, Adiba pasti akan menjadi miliknya apapun yang terjadi. Adiba milik Atha.

Atha akan membunuh Kenan.
Bukan membunuh seperti biasanya, Atha hanya akan memberikan minuman kepada calon mertuanya itu.

Dengan begitu, apapun yang akan terjadi Adiba pasti akan menikahinya. Apalagi perjodohan ini adalah rencana Kenan. Adiba tidak mungkin bisa menolak keinginan papanya yang sudah meninggal.

Hahaha.

Atha jadi tidak perlu bersusah-payah untuk memenuhi keinginan Adiba.

Adiba akan tetap menjadi istrinya.

Memang sangat benar, jika hidayah itu mutlak milik Tuhan.
Bahkan seorang Atha yang sangat mencintai Adiba, rela melakukan apapun untuk Adiba, sama sekali tidak ingin mengenal agama. Pria itu tidak mendapatkan hidayah karena ia sama sekali tidak ingin menerima petunjuk.

Bahkan Rasulullah pun tidak dapat memberikan hidayah kepada pamannya. Hidayah hanya milik Allah seperti yang tertera dalam surah Al-Qhasas ayat 56.

اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

"Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk."

Jangan menunggu turunnya hidayah, tapi carilah hidayah itu sendiri.

🔪🔪🔪

Jeno sangat heran, sejak dua hari yang lalu Tuannya nampak terus tersenyum. Jeno tau itu pasti karena Adiba.
Tapi kenapa Atha belum memberitahunya?
Jeno semakin tidak mengerti apa yang terjadi. Pikiran-pikiran buruknya terus bertambah saja!

Sedangkan di sisi lain, Meysa melihat wajah Adiba yang seperti tidak nampak semangat. Meysa sudah mengira jika itu pasti ada hubungannya dengan Atha.

"Adiba, lo kenapa bisa bareng ke sekolah sama Atha?" tanya Meysa.

"Apa? Lo berangkat ke sekolah bareng Atha?!" ujar Akhtar yang baru saja melewati meja Adiba.

Adiba hanya mengangguk singkat untuk menjawab pertanyaan Akhtar.

Psikopat & Muslimah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang