Ꮯhᥲρtꫀɾ Ꭲเgᥲ ρᥙᥣᥙh

2.5K 202 3
                                    

Jantung Adiba berdetak sangat cepat karena khawatir.
Gadis itu gemeteran, perkiraannya ternyata salah. Ternyata yang dijodohkan dengan dirinya ada adalah bukan Akhtar melainkan Atha.

Demi apapun Adiba tidak akan pernah mau dengan perjodohan ini.
Menurutnya Atha bukan manusia biasa.
Atha berbeda.
Pria itu sakit.

"Kalian berdua 'kan sudah saling mengenal sejak kecil. Dari kecil juga, Adiba sudah sering meminta jika ia besar ingin dinikahkan dengan Syakiel."

Semua tertawa mendengarkan perkataan Kenan, kecuali Adiba.
Gadis itu sebenarnya takut. Tapi ia tidak kuasa menolak saat ini.
Adiba sungguh benar-benar khawatir jika memang perjodohan ini akan dilakukan.

Adiba tidak mau itu. Adiba takut dengan Atha.

"Iya, apalagi dua hari yang lalu Atha menceritakan kepada saya jika Adiba lebih memilihnya di depan semua teman kelas mereka, Atha sangat terlihat bahagia dengan itu. Saya kira mereka berdua memang ditakdirkan berjodoh," ujar kakek Gibran.

Atha tersenyum sangat tulus ke arah Adiba saat ini. Gadisnya itu terus menunduk. Atha yakin jika Adiba saat ini sedang malu.

Demi apapun, Atha sangat senang saat kakek Gibran memberitahukan bahwa ia akan dijodohkan dengan Adiba.

Pikiran negatif Atha tentang apapun itu seketika lenyap, Atha benar-benar sangat bahagia. Adiba akan menjadi milik Atha seutuhnya.

Sedangkan Adiba, gadis itu saat ini rasanya benar-benar ingin menangis. Ia sangat takut mengetahui tentang perjodohan ini.

Adiba berdoa semoga ada sesuatu yang bisa membatalkan perjodohan ini.

Adiba tidak sanggup jika ia mengatakan menolak perjodohan ini kepada papanya. Kenan terlihat sangat berharap pada Adiba. Kenan terlihat sangat bahagia dengan perjodohan ini.
Tapi Adiba tidak ingin menikah dengan Atha, Adiba juga tidak mungkin mengatakan kepada papanya siapa Atha yang sebenarnya.

"Pa, Adiba permisi ke toilet," ujarnya meminta izin terlebih dahulu untuk meninggalkan mereka bertiga. Adiba ingin menyegarkan pikirannya.
Adiba ingin menangis.

"Sepertinya, putrimu sangat malu saat ini," ujar kakek Gibran yang dapat di dengar oleh Adiba.

Adiba mempercepat langkahnya ingin segera pergi ke kamar mandi.
Ia tidak malu sama sekali!
Tapi Adiba sangat takut saat ini.
Adiba sangat berharap, semoga saja ia tidak berjodoh dengan Atha.

Adiba berdoa, jika Atha adalah pria yang tidak baik untuknya semoga Atha bisa menjauh dari hidupnya.
Kehadiran Atha dihidup Adiba sudah sangat membuat gadis itu tersiksa batin.
Adiba berharap ia dijauhkan dengan laki-laki seperti Atha.

🔪🔪🔪

"Jadi tinggal 3 Minggu lagi mereka berdua akan dinikahkan secara agama?" tanya kakek Gibran.

Adiba yang baru saja kembali dari toilet tentu terkejut dengan pernyataan itu.
Gadis itu menguatkan dirinya.
Adiba harus tegar. Adiba meyakinkan diri, apapun jalan takdirnya itu pasti yang terbaik.
Tuhan pasti akan memilihkan yang terbaik untuknya.

"Iya, itupun jika mereka berdua sama-sama setuju," balas Kenan seraya tersenyum ke arah Atha lalu putrinya.

"Saya setuju, Om!" Belum saja ditanyai Atha langsung menjawab dengan semangat. Ia sungguh menunggu hari itu.
"Saya yakin, Adiba juga akan setuju," lanjut Atha. Pria itu sungguh yakin jika Adiba kembali mencintainya sejak pernyataan Adiba waktu itu.

"Gimana, nak Adiba? Kamu juga setuju 'kan dengan rencana ini?" tanya kakek Gibran.

Adiba diam, sangat sulit untuk mengatakan isi hatinya saat ini.

Kenan memegang kedua tangan putrinya.
"Kamu setuju 'kan, Sayang?"

Perkataan papanya terdengar sangat tulus dan penuh harap.

Adiba menelan salivanya susah payah. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Ia sudah merencanakan sesuatu.

Adiba menghembuskan napas sejenak sebelum menjawab pertanyaan mereka semua.
"Saya... setuju."

Atha bersorak 'yes' mendengarkan persetujuan Adiba. Adiba juga mencintainya.
Akhirnya Adiba akan benar-benar menjadi miliknya.
Ia dan Adiba akan menyatu.

Seharusnya dari dulu Atha menyuruh kakeknya untuk menjodohkannya dengan Adiba. Tentu Atha tidak perlu bersusah payah untuk menyingkirkan para pengganggu.

Tapi apapun itu, hari ini adalah hari yang terbahagia bagi Atha. Pria itu melupakan semua dukanya.
Pria itu melupakan traumanya.
Atha sungguh sangat-sangat bahagia.
Ia tidak malu untuk menunjukkan betapa bahagianya di depan calon mertuanya.

Atha menatap Adiba yang sedang menunduk. Menurut Atha, gadisnya pasti sangat malu saat ini.

"Jadi, pernikahan Adiba akan dilaksanakan 3 Minggu lagi tepat di hari Jumat," ujar Kenan. Ia memeluk putrinya.

"Sebentar lagi kamu akan menjadi seorang istri, Sayang," lanjut Kenan.

Adiba melepaskan pelukan pelukan papanya.
"Paa, tapi sesuai keinginan Adiba dari dulu. Adiba ingin sekali sebelum ijab kabul calon suami Adiba membacakan surah Ar-Rahman untuk Adiba," ujar Adiba.

"Tentu saja, Atha pasti akan membacanya." Kenan lalu menoleh ke arah Atha. "Ya 'kan, Atha?"

Atha diam saja memikirkan maksud Adiba, sampai kakek Gibran menyenggol tangannya.

"Tentu saja cucu saya akan membacakannya untuk calon istrinya. Ya, 'kan?" tanya kakek Gibran kearah Atha.

Walaupun tidak paham, Atha mengangguk mantap.
"Iya."

🔪🔪🔪

"Kek, Atha masih tidak mengerti maksud dari perkataan Adiba waktu itu?" tanya Atha tepat setelah pulang dari rumah Adiba.

"Jika kamu ingin memiliki Adiba, kamu harus menjadi Islam sejati!" ujar kakek Gibran.

"Kek, Atha tidak percaya dengan agama ataupun Tuhan," balas Atha.

Kakek Gibran tau jika cucunya sebenarnya tidak memiliki agama apapun. Kakek Gibran tidak bisa menunjukkan jalan kepada cucunya.

"Adiba itu adalah perempuan yang taat beragama, jika ia atau Kenan sampai mendengar kamu mengatakan itu, kamu tidak akan pernah bisa lagi memiliki Adiba!" ketus kakek Gibran.

"Tapi, Kek...."

"Setidaknya belajarlah dulu, siapa tau Tuhan memberikan hidayah padamu," potong kakek Gibran.
"Jika kamu tidak bisa menghapal surah Ar-Rahman sampai jelang pernikahanmu dan Adiba, kamu harus bisa merelakan Adiba dengan orang lain!" lanjut kakek Gibran.

Atha tidak mau. Adiba hanya untuknya!
"Itu surah seperti apa, bahasa Indonesia atau Inggris?" tanya Atha.

"Bahasa Arab!" balas kakek Gibran lalu pergi melangkah ke kamarnya untuk beristirahat.

Bahasa Arab?

Atha sama sekali tidak pernah belajar bahasa Arab dalam hidupnya.

Ia tidak tau surah macam apa yang dimaksud oleh Adiba.

Ini sangat sulit!

Kenapa Adiba menginginkan hal itu dari calon suaminya.

Arrrggghhh!

Atha prustasi. Atha sangat ingin Adiba menerimanya apa adanya.




____________

Tbc

Psikopat & Muslimah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang