28☀️🌻

2.6K 255 16
                                    

Desahan demi desahan terus keluar dari bibir tipis si manis, merasakan kenikmatan kala sang dominan tak henti-hentinya menubruk sweet spot nya, tubuh ramping nya terus terlonjak karna permainan yang sedikit kasar itu. Tapi jujur....ia menyukainya.

Gulf tau, sekasar apapun permainan Mew terhadap nya laki-laki itu tak akan sampai menyakitinya. Ini sudah hampir satu jam lama nya dengan posisi yang sama, sudah terhitung berapa kali ia mencapai putih nya, namun laki-laki yang berada di atas nya belum juga mendapatkan pelepasannya.

Masuk keluar masuk keluar, terus saja begitu, kaki nya sudah terasa pegal karna terlalu lama mengangkang, maksud nya...tidak bisa kah ganti dengan posisi lain.

"Ahhh P'Miuhh Kaki kuu enghhh"

Mew sadar, Gulf merasa tak nyaman dengan posisi anak itu mengangkang lebar sedangkan ia terus bergerak maju mundur tanpa memikirkan kekasih manis nya.

Mew menghentikan gerakan nya, mengganti posisi Gulf menjadi tengkurap dengan pinggul yang sedikit terangkat. Sebelum kembali bergerak, Mew sedikit merunduk mengecup lembut bahu Gulf dan berbisik pelan tepat di telinga anak itu.

"I love you, thank you for being present in Phi life, continue to be beside Phi"

Gulf hendak menjawab, jika saja Mew tak kembali bergerak, akhir nya ia hanya bisa kembali mendesah.

"Oghhh P'Miuhh terlalu ahh cepathh"

Apa Mew ingin membuat tubuhnya remuk, bergerak seperti orang kesetanan tanpa memperdulikan tubuhnya yang sudah terlonjak-lonjak, semoga saja ia tak terjengkang dan berakhir patah tulang. Tidak lucu saja rasa nya, seandai dokter bertanya apa penyebab ia patah tulang, dan di jawab 'sebab kekasihnya yang kelebihan hormon'.

Mew seakan tuli, ia sudah di kuasa nafsu birahi, bukan nya memelan kan gerakan ia semakin mencepatkan gerakan nya saat merasa ia akan sampai pada puncak nya. Gulf berakhir pasrah, meremas sprei sekuat-kuatnya dengan mulut yang tak berhenti mengeluarkan desahan-desahan nikmat.

"Ahhh P'Miuhh Kana keluar"

"Bersama sayang.."

Mew mempercepat gerakan nya, terus menubruk sweet spot sang kekasih, sedikit merunduk Mew meraih wajah Gulf lalu mencium bibir si manis dengan lembut. Saling melumat hingga membiarkan saliva mengalir dari sudut bibir.

Rindu yang tertahan kala jarak menjadi sebuah batasan akhir nya tertuntaskan, Mew sudah membayangkan hal ini kala ia berada di kota yang berbeda dari sang kekasih. Gulf tak berhenti meracau, sedangkan Mew terus menggerakkan milik nya dengan cepat. Sampai pada akhir nya mereka mencapai pelepasan bersama.

Gulf ambruk dengan posisi tengkurap, mencoba mengatur nafas, mata nya terasa sangat berat dan berakhir tertutup. Namun itu tak lama, kembali terbuka saat ia merasakan sesuatu bergerak di bawah sana.

"Phi nghhh apa yang kau ahhh lakukan"

"Melanjutkan permainan kita, ini baru ronde pertama, kita masih memiliki sepuluh, dua puluh, atau tiga puluh ronde lagi" bisik Mew membuat Gulf melototkan mata nya tak percaya, apa Mew berniat membuatnya tak bisa berjalan untuk waktu yang lama. Ia sudah membolos kuliah cukup lama, dan tak ingin menunda waktu lebih lama lagi, Gulf ingin kembali masuk kuliah.

Gulf hendak protes jika saja Mew tak kembali menguasa tubuh nya, berakhir ia yang hanya pasrah dan mendesah di bawah kukungan laki-laki itu. Gulf bingung bagaimana cara menggambar kan nya, di lain sisi ia sebenarnya marah, namun juga nikmat.

Ya sudahlah lanjutkan saja. Soal marah ia bisa melakukan nya besok, semoga saja Mew sudah berhenti, dan tidak melanjutkan kegiatan gila-gila nikmat nya ini.

MANJA || MewGulf [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang