EPILOG 2

2.7K 197 11
                                    

Minor mistakes forgiven.

they are back like before, so happy

Flow accelerated

••

Dua hari berlalu, Gulf sudah tampak baik, di lihat bagaimana cara anak itu berjalan, tampak biasa, berarti semua nya sudah membaik. Saat ini mereka ingin bergegas mandi dan membersihkan diri sebelum kembali keluar untuk mengelilingi sekitar.

Sesuatu yang ingin Mew katakan, ia sangat bahagia. Menghabiskan waktu berdua bersama Gulf selalu menyenangkan, entah itu liburan atau sekedar bersantai di rumah mereka, Mew berharap ini akan terus bertahan, cinta yang tetap abadi sampai di salah satu dari mereka pergi.

Gulf akui Mew memang menjengkelkan, laki-laki tinggi itu sangat suka menjaili nya, namun di balik itu semua Gulf menyukainya, ia suka apapun yang di lakukan Mew pada nya. Meski kadang ia terkesan seperti menolak, namun itu hanya ucapan, tubuh nya selalu menginginkan Mew menyentuhnya.

Selesai dari acara mandi dan bersiap-siap mereka duduk di sebuah kursi santai yang berada di balkon, masih banyak waktu untuk berdiam diri sebelum waktunya matahari tenggelam. Gulf merebahkan dirinya di samping Mew dengan kepala yang ia sandarkan pada dada bidang suaminya itu.

Mew merunduk untuk mengecup pucuk kepala Gulf "Phi selalu meminta pada tuhan, jika nanti di salah satu dari kita lebih dulu pergi, tolong pertemukan kembali di kehidupan selanjutnya" Mew sungguh-sungguh mengucapkan nya, ia selalu merapal doa di setiap kata-kata nya, Mew ingin terus bersama Gulf di kehidupan seterusnya.

Gulf mengernyitkan dahinya "apa yang Phi bicarakan"

"Tidak ada, hanya seputar bayangan masa depan"

"Lupakan masa depan, untuk saat ini kita nikmati dulu masa sekarang. Kana ingin terus bersama Phi, untuk waktu yang sangat lama"

"Phi berjanji untuk itu" Menua bersama, tertawa bersama ketika tangan yang sudah tak semulus waktu muda saling bertautan, sampai Mew dapat melihat wajah cantik sang istri di kulit yang sudah mulai keriput dan berlipat penuh garis.

Atau Gulf, menuntun yang lebih tua untuk berjalan dengan benar di atas tungkainya yang sudah tak sekokoh saat ia muda, melihat tawa lepas sang suami di bibir yang sudah tak semerah buah ceri lagi.

Mereka sama-sama membayangkan, bagaimana semua itu akan terjadi selanjutnya, sampai salah satu dari mereka mengiklaskan yang lain nya ketika tuhan lebih dulu menjemput nya.

"Ayo terus bersama sampai akhir, Kana"

••

Senja terkadang mengajarkan kita akan suatu hal, bahwa keindahan hanya sesaat sebelum gelap menyapa, menelan seluruh cahaya kehidupan. Senja indah, namun juga sangat buruk, satu hal yang harus kau ketahui bahwa senja adalah akhir dari cahaya sebelum gelap menyapa.

"Kana menyukainya?" Mew menoleh pada yang lebih muda, yang berjalan tepat di sampingnya menatap senja dengan senyum yang terukir di wajah nya.

"Hu'umm, Senja tidak buruk, setidaknya ia mengajarkan bahwa hilangnya cahaya yang di sebabkan oleh nya bukan lah akhir, namun sebuah awal, dimana fajar akan kembali memberikan cahaya kehidupan" Gulf terlalu terbawa suasana, bahkan ia ingin menangis mendengar ucapan nya sendiri, terlantun begitu lancar dan indah.

MANJA || MewGulf [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang