17☀️🌻

3.1K 330 25
                                    

Matahari bertengger di atas sana tanpa guna, awan hitam perlahan mulai menyelimutinya hingga cuaca menjadi sedikit mendung dan tak terlalu panas. Gulf berjalan untuk menuju kekampus, di karenakan jarak kampus dan apartemen nya yang tak terlalu jauh Gulf memilih untuk jalan kaki di bandingkan memesan taxi, untuk menghemat kata nya.

Meski pada akhir nya, tadi pagi ia mendapat Mew telah mentransfer uang sekitar 10.000baht ke rekeningnya, Gulf awal nya ingin menolak, namun saat Mew mengirim kan nya pesan.

"Kana boleh marah pada Phi, tapi tolong tetap biarkan Phi memberikan perhatian pada mu na"

Mau tak mau Gulf berakhir pasrah, tanpa membalas pesan dari Mew Gulf lansung memasukan hp nya kedalam saku, entahlah dia tak membenci Mew, namun rasa sakit nya membuat Gulf selalu ingin mengabaikan laki-laki itu.

Ia telah sampai di kampus, Gulf melangkahkan kaki nya terburu-buru saat melihat Mild dan Boat yang tak jauh dari nya melambai kan tangan, namun sial nya ia menabrak seseorang hingga membuat tubuhnya yang lebih kecil terjatuh.

Gulf meringis pelan, telapak tangan nya terasa perih akibat luka yang di sebabkan oleh kejadian tadi malam, di mana ia menabrak tubuh Mew setelah pulang dari restoran. Ahh mengingat itu dada nya kembali terasa sesak.

"Maafkan aku, kemari biar ku bantu" orang yang menabrak Gulf mengulurkan tangannya, Gulf mendongak lalu detik berikutnya menyambut uluran tangan orang itu dan berdiri.

"Terimakasih.." ujar nya kemudian hendak pergi, namun lengan nya di tahan oleh orang itu membuat Gulf berhenti dan menoleh.

"Siapa namu mu?"

"Gulf, panggil saja aku Gulf"

Ia tampak mengangguk-angguk kan kepalanya, lalu tersenyum "aku Kao.."

Gulf hanya membalasnya dengan senyuman lalu kemudian ia menatap kearah tangannya yang masih di pengang oleh Kao.

"Kau bisa melepas kan tangan ku"

Seolah tersadar Kao melepaskan tangan nya yang memegang lengan Gulf, ia tersenyum kikuk sembari mengusap tengkuknya.

"Aku duluan ya, permisi.." Gulf lansung melenggang pergi untuk menghampiri Mild dan Boat yang tampak diam saja menyaksikan kejadian barusan, sedang kan Kao terkekeh pelan dan melanjutkan langkahnya.

"Cantik..."

Mild menatap Gulf dengan ekspresi bodoh nya yang tentu saja membuat yang di tatap merasa risih, Boat yang paham 'pun menoyor kepala Mild sedikit keras membuat laki-laki sipit itu meringis pelan.

"Sial!! Kenapa kau suka sekali memainkan kepala ku"

"Syukur aku memainkan kepala mu, bukan perasaan mu"

"Aii sat..." Mild hendak membogem wajah Boat, namun suara Gulf membuat aksi itu terhenti.

"Ini masih pagi, jangan ribut, membuat Kana pusing saja" gerutu nya lalu berlalu begitu saja, setelah Gulf pergi Mild dan Boat saling memukul sepanjang jalan. Hahh.. kekanak-kanakan sekali.

__

"Kau tau tidak siapa yang kau tabrak tadi?" Tanya Mild pada Gulf yang saat ini sedang sibuk mengaduk-aduk minuman nya tanpa minat.

"Tidak tau dan Kana tidak mau tau"

Mild berdecak sebal "hahhh dasar, otak mu itu hanya Mew Mew dan Mew, padahal di luar sana masih banyak yang menyukai mu"

"P'Mild jangan menambah beban Kana" sudah cukup kepala nya ingin meledak memikirkan tentang Mew, apa laki-laki itu sudah makan? Apa dia sudah pergi bekerja? Apa yang sedang di lakukan nya. Ohh kenapa ini sangat menyiksa.

Keheningan terjadi di antara mereka, Mild dan Boat sibuk dengan ponsel mereka masing-masing, sedangkan Gulf sedang sibuk dengan fikiran nya. Tiba-tiba..

"Ahh P'Mild Kana ingin bertanya?"

Mild mengalihkan pandangannya dari ponsel ke Gulf, ia melipat tangan nya di atas meja lalu menatap tanya anak itu.

"Soal cerita P'Mild tadi malam, apakah itu benar?"

Mild tampak berfikir, kemudian mengangguk "kenapa memangnya?"

"Tidak, hanya saja apa Jane juga bagian dari rencana?"

Mild mengangkat bahu nya tanda ia tak tau. "Aku tidak tau soal itu, yang ku ingat Mew hanya meminta ku..tidak lebih tepat nya meminta Boat untuk mengalihkan perhatian mu selama ia menyiapkan kejutan"

Tiba-tiba Boat bersuara menarik antensi kedua temannya "Jane bukan bagian dari rencana, ku rasa P'Miu mu itu berselingkuh dengan Jane"

Gulf menunduk "aku tau soal itu, awal nya...aku tidak mau berfikiran buruk tentang P'Miu, karna aku sangat percaya pada nya, yahh...aku percaya bahwa mereka hanya sekedar teman"

"Kau bodoh.." celetuk Mild "seharusnya kau lebih tegas, jika sudah tau Mew berselingkuh kenapa tetap bertahan, putuskan saja"

Gulf menggeleng cepat "Kana masih mencintai P'Miu"

"Sekarang aku tanya, apa Mew masih mencintai mu?"

Gulf tampak murung, soal itu ia tak tau. Mild tiba-tiba menggebrak meja, ia tahu isi fikiran anak itu, pasti Gulf meragukan perasaan Mew pada nya.

"Kalo begitu kita buat rencana.." ujar Mild dengan nada serius, seolah ia akan menyusun sebuah strategi untuk melumpuhkan musuh, iya musuh yang harus di lumpuh kan adalah Mew.

Boat tampak antusias "waah waah aku merasa sedang berperan menjadi seorang agen rahasia"

"Kau harus setuju Gulf, ini demi kebaikan mu, agar kau tau Mew masih mencintaimu atau tidak, kita perlu sebuah bukti" ujar Mild, Gulf memiringkan kepalanya menatap tanya kearah Mild, menunggu laki-laki sipit itu melanjutkan ucapannya.

"Jadi ini rencananya..."

__

Jika Gulf yang tampak uring-uringan memikirkan Mew namun tetap bisa terlihat sedikit santai, berbeda dengan laki-laki tinggi berkulit pucat ini, ia tampak kacau dengan rambut yang berantakan serta mata yang menghitam seperti panda, botol minuman sudah berserakan dimana-mana. Gulf mengabaikan nya..

Tadi pagi ia sempat mentransfer uang pada Gulf, mengirim anak itu pesan dan berharap dapat balasan, namun sampai kini jangankan balasan, di lihat pun tidak.

Mew menatap sekeliling kamar nya, tampak kacau dan...sepi. Di sudut kamar terlihat Chopper dan Hazard yang dengan nyaman tidur sembari saling menghangatkan.

Bahkan ia mengambil cuti selama seminggu, diri nya sedang tak ingin melihat wajah perempuan yang penyebab kehancuran hubungan nya, peran di sini bukan hanya Jane, tapi juga dia lah penyebab nya. Kesalahpahaman membuat nya bodoh dan tak berfikir panjang, bagaimana bisa diri nya jatuh kedalam jebakan yang di buat oleh Jane, hingga rasa bosan membuat ia meragukan rasa cinta nya pada Gulf dan berakhir menjalin hubungan dengan perempuan lain.

Dia pantas di sebut laki-laki brengsek..

"Arrrgghh sial.." kejadian ini terlalu tiba-tiba, Mew belum mempersiapkan dirinya atas pergi nya Gulf, bahkan berfikir sampai kesana saja tidak.

"Aku harus apa sekarang? Saat ini mungkin Kana belum mau menemui ku, dia pasti masih marah dengan ku"

Sakit yang terdalam adalah yang tidak terlihat oleh mata. Kesedihan yang terdalam adalah yang tak terucap oleh kata. Ketika Gulf memilih untuk diam diam dari pada mengungkapkan rasa sakit nya, Mew yang bersikap biasa dan mencoba mencari kebahagiaan lain, tidak menyadari bahwa ada hati yang terluka.

Apakah sebuah kebohongan tidak bisa di maafkan? Mew sangat menyesal.

TBC

Huhhh...author udah cape dengan semua kekacauan ini hiks.

Jangan marah-marah, tau gak author dpt ide konflik ini dari mana? Ya dari komen kalian. Ada yang nebak2 Mew bakal selingkuh, ehh ya udah author jadiin ide buat cerita selanjutnya, dan ini hasil nya, konflik yang sedikit...ringan.

Udah nikmatin aja, papay 👋👋 ehh btw author pengen bngt bikin cerita klasik, jaman kerajaan-kerajaan gitu, TAPI TAKUT GAK BISA😌

MANJA || MewGulf [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang