30☀️🌻

2.7K 282 4
                                    

Setelah keributan yang terjadi beberapa saat lalu kini mereka sudah berada di rumah sakit, sudah melakukan tes DNA tinggal menunggu hasil nya saja. Tak satu pun dari mereka yang membiarkan Jane pergi sebelum tes tersebut keluar meski perempuan itu sudah berkali-kali memberikan alasan untuk mencoba pergi dari situasi yang terkesan dingin itu, bagaimana tidak, semua yang ada di sana hanya diam dengan wajah datar, tidak terkecuali Gulf. Sedari tadi anak itu hanya diam saja dengan pandangan lurus kedepan, fikiran nya berkelana entah kemana.

Hingga suara pintu terbuka menarik atensi mereka semua, seorang dokter perempuan berjalan menghampiri mereka dengan senyum manis di wajahnya membawa secarik kertas di tangan nya.

"Selamat malam.." sapa nya "emm hasil tes DNA nya sudah keluar, dan yah seratus persen...tidak cocok"

"Hahh...astaga akhir nya aku bernafas lega" Mild yang pertama kali bersuara, yang lain masih diam menatap dokter itu yang tentu saja membuat sang dokter merasa sedikit tak nyaman dan menampilkan senyum kikuk nya.

Mew berdiri membuat yang lain mengalihkan pandangannya kearah laki-laki itu, ia berjalan menghampiri sang dokter lalu mengambil kertas yang ada di tangan nya "seratus persen tidak cocok, kau dengar itu kan Jane?"

Yang di sebut hanya diam saja, ia tak tau harus mengatakan apa, rencana nya sudah terbongkar, kini ia hanya bisa bungkam seperti seorang pencuri yang tertangkap basah. Mild yang melihat itu tersenyum miring, lalu kemudian berbalik menghadap Jane dengan tangan yang ia lipat di atas dada.

"Sekarang kau sudah tau kan, dimana posisi mu? Kau tau Jane, jalang tetap lah jalang, sekali pun ia bertingkah layak nya orang suci, itu tidak menutupi kekotoran nya" Mild itu memiliki mulut yang pedas, mengeluarkan kata yang sangat tajam, iya saking tajam nya kata yang ia lontarkan tepat mengenai hati Jane "apa yang kau tunggu? Semua sudah terbukti, apa kau tidak punya malu hah?! Pergilah"

Jane, perempuan itu merasa sangat di permalukan, ucapan Mild benar-benar membuat nya sadar dimana posisi nya berada, tentu saja jauh di bawah Gulf, bukti nya sekeras apapun ia mencoba untuk merebut Mew, namun hasil yang ia dapatkan, adalah hal yang membuat diri nya terjatuh sendiri.

"P'Miu.." panggil Gulf hati-hati, ia menyesal karna sudah mengatakan bahwa ia membenci Mew. "Kana minta maaf karna sudah mengatakan bahwa Kana membenci Phi"

Mew menghela nafas nya lalu menatap kearah Gulf sembari tersenyum lembut "tak apa, sudah jangan di fikirkan"

Gulf ingin tersenyum, namun entah kenapa bibir nya melengkung kebawah, ada perasaan sedih yang datang tiba-tiba "hiks Kana...Kana minta maaf" ia menunduk dalam sambil terus terisak.

Mew yang melihat itu memaklumi, mungkin Gulf masih merasa bersalah karna sudah mengatakan bahwa ia membenci Mew, tapi sungguh Mew tak masalah dengan itu, yang penting Gulf nya tak jadi pergi dari nya. Perlahan ia menarik Gulf kedalam pelukannya, mendekap anak itu erat, membiarkan Gulf menangis hingga membasahi baju nya.

"Heeyy awas saja kau, huh dasar perempuan gila.." Mild mengangkat kepalan tangannya kearah Jane yang berjalan menjauh dari mereka. Setelah nya ia bernafas lega sembari meregangkan otot-otot nya. Ternyata menyelesaikan masalah seperti ini butuh tenaga juga, ia jadi membutuhkan waktu istirahat untuk mendinginkan otak nya yang hampir meledak.

"Hey Boat ayo pulang, semua nya sudah selesai kan?" Boat mengangguk kan kepalanya, Mild tersenyum senang, itu artinya ia bisa tidur nyenyak malam ini. "Huhh aku merasa menjadi seorang pengacara yang menyelesaikan sebuah kasus, rasa nya sangat luar biasa hahaha tapi juga melelahkan" oceh Mild sambil melangkah kan kaki nya, berbeda dengan Boat, laki-laki itu terlebih dulu pamitan dengan Mew, setelah Mew mengangguk ia pun dengan cepat berlari untuk mengejar Mild.

Kini hanya tinggal Mew dan Gulf, anak itu masih terus menangis di dalam pelukan yang lebih tua, Mew hanya diam membiarkan, mungkin Gulf butuh waktu untuk meluapkan semuanya.

Setelah di rasa cukup, Gulf melepaskan pelukannya dan menghapus air mata nya kasar, ia mendongak menatap Mew dengan mata sembab, hidung berair serta pipi gembul nya yang memerah. "Hiks sudah, Kana sudah selesai menangis, sekarang Kana sangat mengantuk ayo pulang"

Mew terkekeh pelan, kenapa kekasih nya ini sangat menggemaskan "pahh kita pulang sekarang" Mew meraih tangan Gulf dan menggenggam nya erat.

"Kana tidak mau berjalan, gendong" pinta nya sambil merentangkan kedua tangannya, Mew dengan senang hati menerima rentangan tangan itu dan menggendong Gulf.

"P'Miu Kana benar-benar minta maaf, seharusnya Kana mendengar kan P'Miu dan tidak mengatakan bahwa Kana membenci hoaaam Phi" setelah mengucapkan itu Gulf lansung menyamankan posisinya dan memejamkan matanya.

Mew tersenyum "Aku tidak peduli jika kau benar-benar membenci ku Kana, apapun yang terjadi aku akan tetap mencintaimu"

Hidup tak selalu berjalan sesuai dengan keinginan, karena itu lah ada kalanya kita merasa kecewa dan sedih. Tak hanya itu, setiap masalah yang datang juga turut membuat kita dipusingkan mencari solusi. Namun dalam setiap kondisi sulit, mengingat momen-momen bahagia yang telah dilalui bisa menjadi sebuah pendorong untuk segera melupakannya.

Sebuah hubungan tidak bisa seterusnya berjalan dengan romantis dan harmonis, kadang masalah datang sebagai ujian, bagaimana cara kau menghadapi masalah itu, menyelesaikan nya dan memilih untuk bertahan, atau menyerah lalu kemudian pergi dan menghilang.

Berawal dari sebuah persahabatan lalu kemudian menjalin hubungan dan akan berlanjut ke sebuah ikatan yang serius, yaitu pernikahan. Tidak mungkin bisa membuat Mew dan Gulf menyerah hanya karna sebuah masalah, yang datang sebagai rintangan yang harus mereka lewati, dengan ada nya cinta semua kembali seperti semula, dimana Mew si bucin yang sangat mencintai Gulf si manja.

TBC

sampai jumpa di last chapter 😊

MANJA || MewGulf [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang