10

46.1K 5.5K 260
                                    

Lino berjalan menuju koridor sekolah dengan wajah beringas yang membuat orang-orang takut. Ia masih tidak mood padahal kejadiannya sudah lewat tapi tetap saja moodnya buruk.

"Eh, Elio mukanya datar banget!"

"Pacar gue kenapa, ya?"

"Apa ingatannya balik lagi?"

"Anjir! Ada perang dunia ke 3!"

"Jangan sampai tuh orang sembuh! Hancur nanti ini sekolah, asu!"

Ia mengepalkan tangannya suasana hatinya semakin marah mendengar gosip penghuni sekolah. Ia berhenti lalu menutup matanya untuk meredakan emosinya. Tiba-tiba ada orang yang menabraknya padahal dia sudah berdiri dipinggir jalan.

Lino berbalik lalu mencengkeram erat kerah baju orang itu. Siswa yang diperlakukan seperti itu seketika ketakutan. Murid-murid melihat kejadian itu tapi tidak ada yang berani ikut campur karena takut malah dijadikan target.

"LO BUTA, HAH?!" sergah Lino dengan menatap tajam.

"No! Sudah! Dia nggak salah apa-apa!" seru Adya yang entah datang dari mana.

Adya menarik tubuh Lino sehingga sedikit terhuyung kebelakang. Lino yang merasa diganggu segera menepis tangan Adya. Ia berjalan sembari mendorong orang yang menghalangi jalannya.

Saat sampai dikelas ia segera duduk lalu menelungkup kan wajahnya ditumpukkan lengannya. Ia sekarang tidak ingin melakukan apa-apa yang penting dirinya perlu ketenangan juga tidur.

Adya menatap Lino yang sudah tertidur dengan menggelengkan kepalanya. Ia hanya bisa bersabar menghadapi sahabat yang memiliki tempramental.

"Lino ... Lino ... yang salah satu orang lalu yang kena marah semua orang," gumam Adya dengan menggelengkan kepalanya.

Suasana kelas menjadi hening setelah kedatangan Lino tidak ada yang berani mengganggu ketenangan iblis tidur. Adya juga tidak berniat membangunkan sahabatnya karena takut terkena semburan lelaki itu.

"Pagi semuanya! Apa kabar?"

"..."

Penghuni kelas tetap diam walaupun ada kehadiran sang guru. Mereka masih sayang nyawa untuk tidak mengganggu iblis yang tertidur pulas. Adya meringis kecil menatap keberadaan sang guru ia mencoba membangunkan Lino dengan gerakan kecil, tetapi sayangnya lelaki itu tidur seperti orang mati.

"Baiklah, sekarang kita absen kehadiran."

Semua murid saat dipanggil hanya mengangkat tangan tanpa bersuara biasanya jika guru sedang mengabsen mereka akan menyahutinya dengan semangat. Sang guru yang melihat ini merasa heran tapi tetap melanjutkan mengabsen murid-muridnya.

"Ardian Darelio Maheswari."

"..."

"Ardian? Ini orangnya kemana, ya?"

Semua orang hanya diam tapi ada salah satu siswi yang menunjuk kearah meja Lino. Adya yang melihat itu segera menatap tajam siswi itu memang berani pikirnya. Adya hanya memijat pelipisnya sudah dipastikan akan terjadi perkelahian kecil.

Tap Tap Tap

Sang guru sudah berada dimeja mereka berdua. Adya meringis kecil lalu menuruti permintaan sang guru untuk membangunkan Lino. Kali ini nyawanya akan hilang!

"No! Lino! Bangun itu ada guru!" seru Adya dengan mengguncang lengan Lino.

Tamatlah! Sang iblis sudah terbangun dari tidurnya. Lino menatap tajam sekeliling lalu menemukan sang guru yang menatapnya tajam. Ia tidak takut dengan hal itu karena mereka sama-sama manusia.

Ardian S2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang