Extra chapter 47

45.7K 3.5K 274
                                    

Kedua sejoli yang baru saja bertunangan terlihat terdiam. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan karena rasanya sangat canggung.

Lino menatap Arsen yang sekarang sudah menjadi tunangannya. Ia mendengus kesal tidak menyukai keheningan ini.

Awalnya bermula karena adiknya yang menyandang gelar fujoshi itu menyeret mereka berdua. Namun, tanpa diduga-duga mereka didorong kedalam kamar hingga dikunci.

"Ehm ... itu ... apa Lo mau tidur?" tanya Lino dengan tergagap. Entah mengapa kali ini rasanya cukup menegangkan daripada dulu.

"Nggak," jawab Arsen dengan terkekeh geli. Ia sedikit gemas melihat Lino yang tampak gugup seperti sekarang. Lelaki itu biasanya tidak punya rasa malu di kondisi seperti apapun.

Arsen seketika mendapatkan ide yang licik. Ia mendorong tubuh Lino dengan menyeringai kecil. Ia mengecup pelan bibir Lino lalu melumatnya dengan perlahan.

Lino yang mendapatkan serangan dadakan seketika terkejut. Namun, tidak cukup lama ia nampak menikmati permainan lelaki itu. Kali ini ia akan membiarkan lelaki itu bermain-main dengannya.

Arsen mencengkeram lembut dagu Lino lalu memperdalam ciumannya. Ia menggigit pelan bibir bawah Lino hingga lelaki itu membuka mulutnya.

"Eughh," desah Lino disaat Arsen memainkan lidahnya. Ia dapat merasakan jika Arsen menyeringai disaat menciumnya.

Lino yang melihat itu juga ikut membalas ciuman lelaki itu. Ia menjambak rambut Arsen dengan pelan saat lelaki itu mulai mencubit putingnya. Ia terkejut bukan main hingga tanpa menyadari menggigit pelan bibir Arsen.

"Ahh ... berhenti main-main." Lino menepis tangan Arsen agar berhenti bermain-main di putingnya.

"Kenapa bukannya Lo suka dimainin disini?" tanya Arsen dengan menyeringai. Tangannya masih saja memilin puting tunangannya itu.

Lino hanya bisa menahan desahannya rasanya pikirannya entah melayang kemana. Kini yang dia rasakan hanyalah kenikmatan semata tidak memperdulikan keluarganya yang masih berada dilantai bawah jika ditanya salah siapa yang mengurung mereka dikamar.

Arsen mulai membuka kancing baju Lino dengan perlahan hingga memperlihatkan bentuk tubuh sempurna milik lelaki itu. Namun, jika dilihat-lihat ukuran tubuh mereka sama besarnya bahkan di dunia ini Lino tampak memiliki sixpack sepertinya.

Arsen mulai melancarkan aksinya. Ia menjilat leher Lino lalu meninggalkan jejak keunguan yang cukup nampak. Lalu Arsen menjilati dari atas hingga menuju puting lelaki itu.

Lino yang diperlakukan seperti itu memekik tertahan. Ia menutup wajahnya yang tampak memerah disaat Arsen mulai menghisap putingnya layaknya seorang bayi.

"Eughh ... Arsen ... jangan dihisap," desah Lino disaat Arsen semakin gencar menghisap putingnya.

"Akhh ..." desah Lino disaat tangan Arsen mulai menggerayangi selangkangannya.

"Jangan ditahan," ucap Arsen dengan suara serak.

"Arsen ... ahh ..." desah Lino yang cukup kencang disaat Arsen memainkan dua titik sensitif sekaligus.

Arsen yang mendengar itu semakin antusias. Ia semakin mempercepat kocokan pada milik Lino yang membuat lelaki itu mendapatkan kenikmatan dalam dua sekaligus.

Saat berada dipuncak kenikmatan tiba-tiba saja Arsen menghentikan kegiatannya. Lino yang melihat itu seketika dilanda kekecewaan.

Namun, tidak lama kemudian Arsen menundukkan wajahnya dan mengulum batang miliknya. Ia memekik tertahan dengan mendorong kepala lelaki itu.

Ardian S2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang