37

33.6K 3.5K 252
                                    

Setelah menjawab panggilan telepon dari Ravy seketika ekspresi wajah Arsen berubah menjadi dingin. Ia yang melihat itu seketika menjadi heran.

"Markas Black Wolf diserang musuh," celetuk Arsen dengan mengepalkan tangannya.

Lino mengelus kepala Arsen agar membuat emosi lelaki itu. Namun, ada sesuatu yang penting membuatnya panik seketika.

"Anjir! Sen! Ini gimana Lo jalan sama leher yang penuh tanda cinta gue," seru Lino dengan menggaruk tengkuknya.

Arsen tertegun menatap Lino menyahuti, "Benar juga, gimana ya?"

"Anjir! Lo kok tiba-tiba jadi goblok gini! Ayo cepat mandi!" seru Lino dengan segera menggendong tubuh Arsen.

Mereka mandi seadanya bisa disebut sebagai mandi tikus yang asal basah. Setelah itu mereka bersiap-siap bahkan Lino meminjam pakaian Arsen karena bajunya agak kotor habis aktivitas tadi.

"Wait!" seru Lino dengan muka bingung.

"Apa lagi?" tanya Arsen dengan menghela nafas panjang.

"Ini bokong Lo masih sakit, apa Lo kesini pakai mobil?" tanya Lino dengan mengangkat alisnya.

Arsen menggeleng pelan yang membuat Lino menepuk jidatnya. Alhasil ia memanggil taksi online setelah itu mereka menuju ke bawah sembari menunggu taksi pesanan mereka.

Lino memasangkan syal dileher Arsen dengan muka serius. Arsen yang melihat itu seketika menjadi gemas sendiri. Lalu Arsen mengacak rambut Lino dengan pelan.

"Uhh ... Kak Arsen bikin hati gue ikut teracak, deh!" seru Lino dengan tersenyum manis.

Arsen tertawa kecil berkata, "Sudah itu taksinya sampai."

***

Saat sampai dimarkas Geng Black Wolf yang mereka lihat adalah tempat yang sudah dihancurkan. Ia melihat di sana sudah ada teman-teman mereka bahkan Nicho juga ikut dipanggil sama mereka.

"Sen," ucap Lino dengan menunjuk kearah mereka.

Arsen mengangguk pelan lalu berjalan yang dibantu sama Lino. Saat sampai semua anggota Black Wolf segera menghadap kepada ketua mereka.

"Arsen Lo kenapa pakai syal? Panas gini kok harinya," celetuk Ravy dengan mengerutkan keningnya.

"Lino dari tadi pagi Lo kemana? Bunda tadi telepon tapi nggak dijawab," tanya Ziel dengan muka datar.

"Lino kok kalian bisa barengan kesini nya," ucap Nicho dengan mengangkat alisnya.

"Lo berdua habis kencan, ya? Ngaku Lo pada!" seru Adya dengan menunjuk wajah kedua pasangan itu.

Lino yang mendengar kehebohan para teman-temannya hanya mendengus kesal menjawab, "Tadi gue ke rumah Arsen katanya dia sakit jadi gue mau rawat. Alhasil gue bantu Arsen untuk kesini."

Arsen hanya diam tapi mulai melepaskan syal dari lehernya. Semua orang mulai memperhatikan Arsen. Namun, hal yang membuat mereka terkejut dileher Arsen ada cupang yang sangat nampak bahkan dari kejauhan tetap kelihatan.

"Anjir! No! Lo agresif juga ya jadi bottom!" seru Adya dengan menunjuk leher Arsen.

"Iy ..."

"Hari ini gue yang dibawah," celetuk Arsen dengan muka datar.

Penuturan dari Arsen membuat semua orang membelalakkan matanya. Ziel yang mendengar itu juga ikut terkejut bahkan matanya melotot tajam. Ravy lagi-lagi menyembuhkan air minumnya kepada Adya. Lalu Nicho hanya menatap mereka bingung karena tidak paham arah pembicaraan mereka.

Ardian S2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang