Sekolah baru

20 2 2
                                    

"Selamat pagi anak-anakku yang cantik sama ganteng ini. Hari ini kalian dapat teman baru dari Jakarta," ujar Pak Johni, wali kelas baru Zoya.

Yaa hari ini Zoya akan memulai menjadi siswi baru di sekolah baru. Dia ke sekolah hanya di antara oleh Pak Ramto. Dan benar-benar tidak ada yang mengantarnya dari pihak keluarganya. Zoya berharap semoga nanti ia mendapat teman yang baik.

"Nak masuk kenalin diri kamu ke teman-teman barumu!" perintah Pak Johni. Zoya masuk dengan senyum manis menghiasi wajahnya. Dia menggunakan seragam identitas sekolah barunya dengan rambut di kuncir kuda, membuat Zoya tampak lebih elegan.

"Hai kenalin gua Zoya pindahan dari Jakarta. Mohon bantuannya teman-teman sekalian." Zoya menyapa teman-teman barunya dengan anggun dan tidak terlihat seperti anak bermasalah.

Zoya harus tampil baik agar mendapat teman baru di sini. Zoya sebenarnya bukan takut tidak mendapat teman baru, toh dia biasa tidak mendapat teman karena di sekolahnya dulu teman-temannya hanya gengnya saja, yang lain hanya sekedar mengenal tidak lebih. Setidaknya dia harus memberi kesan baik kepada teman-teman barunya ini.

"Nah buat yang lain nanti di bantu Zoya buat adaptasi dan ajak dia keliling sekolah ya biar nak Zoya lebih mengenal sekolah barunya ini. Nak Zoya bisa duduk di bangku kosong disitu. Teman satu bangkumu sedang ada keperluan jadi kamu sendirian dulu ya," jelas Pak Johni.

"Kalau begitu bapak pergi dulu. Inget Zoya dibantu ya jangan di jahilin saya tahu tabiat kelas kalian ini! Selamat pagi." Pak Johni segera pergi dari kelas IPA 1 untuk mengajar kelas lain.

"Pagi pak," seru anak-anak sekelas membalas ucapan salam Pak Johni. Semua orang langsung mengerubungi Zoya dan memperkenalkan diri mereka sendiri. Zoya bersyukur setidaknya dia disambut baik oleh teman sekelasnya ini.

"Hai semuanya. Makasih ya udah nyambut baik kedatangan gua disini. Gua kira gak bakal dapet teman. Hehehe," ujar Zoya.

"Tenang Zoya kamu aman kalo masuk kelas ini. Meskipun kita ini terkenal dengan kelas paling nakal tapi kita ini solidaritasnya tinggi, jadi kalo misal kamu ada masalah atau ada yang ganggu kamu bilang sama kita. Biar Rian yang maju soalnya dia tumbal kelas," ucap Cika pada Zoya berniat untuk membuat lelucon yang di balas kebingungan oleh Zoya. Zoya rasa anak-anak kelas ini asyik-asyik. Semoga saja.

"Heehh mbok kira apaan aku tumbal tumbal. Kamu yang tumbah lah. Soalnya biasanya tumbal itu dibutuhin yang cantik. Kamu kan cantik udah pasti kamu nanti yang jadi tumbal sekolah ini selanjutnya," balas Rian.

"Heeh udah mbok jangan kayak begitu. Liat loo Zoya sampek bingung sama kelakuan kalian. Zoya jangan khawatir mereka ini emang rada gila," jelas Nana dengan sambil melirik Rian dan Cika yang masih adu argumen.

"Mereka memang kayak begitu maklumin saja ya Zoya," ujar Mila. Hanya tinggal Mila dan Nana yang masih mengelingi Zoya sedangkan teman yang lain sudah berada pada bangkunya masing-masing. Kelas pertama ini kosong karena Bu Feni yang seharusnya mengajar sedang ada urusan.

"Zoya nanti makan siang kita bareng-bareng ya!" ajak Mila.

"Boleh-boleh kalau engga keberatan kalian," jawab Zoya.

"Ehh enggak lah kalau keberatan. Nanti kita makan apa ya enaknya?" pikir Nana sambil membuat pose berpikir. Tiba-tiba Cika nimbrung setelah ia lelah bertengkar dengan Ciko.

"Makan bakso kalau enggak ayam gorengnya ibu kantin enak. Zoya harus cobain nanti!" suruh Cika.

"Owh yaa? Apalagi menu yang ada di kantin?" tanya Zoya.

"Banyak pol. Ada mie ayam, bakso, ayam goreng, makanan warteg, sate, macam-macam rujakan adalah. Pokoknya kalau udah ke kantin mesti kalap. Iya gaa?" ujar Nana dan dibalas anggukan oleh Mila dan Cika.

"Wah kayaknya enak-enak ya makananya," ujar Zoya.

"Heem pokoknya nan...." ucapan Nana terpotong oleh orang yang menduduki bangku samping Zoya yang baru masuk kelas sambil membawa buku baru.

"Ehhmm!" deham Laki-laki yang baru saja masuk adalah Juan.

Juan siswa cerdas populer yang sedang menjabat sebagai ketua osis. Terkenal karena sifat dinginnya dan pintarnya. Ia paling disegani di sekolah karena anaknya pak kepala sekolah. Selain terkenal karena sifat dingin dan juga kepintarannya, ia juga terkenal dengan orang yang menolak perempuan yang mengungkapkan perasaan dengan cara paling dingin.

Ia bahkan selalu membuang pemberian fans-fansnya yang biasa di taruh lokernya atau meja kelasnya. Ia diberi julukan manusia es saking dinginnya dia kepada siapa pun. Gosip yang beredar mengenai manusia es ini adalah bahwa semua yang ia raih adalah hasil dari ayahnya yang seorang kepala sekolah.

Makanya banyak siswa lain yang iri dan menjauhi Juan. Bisa di bilang bahwa Juan tidak memiliki teman, dan satu-satunya teman Juan adalah Ragil, teman dari kecil hingga memasuki jenjang SMA Juan.

"Owh. Zoya kita balik ke tempat duduk kita yaa. Nanti kalau udah istirahat kita ke kantin bareng." Nana berucap seperti sambil berlalu dari hadapan Zoya. Zoya tidak tahu apa penyebabnya, yang pasti setelah melihat laki-laki di hadapannya ini mereka langsung berlalu dan merasa ketakutan.

"Siapa laki-laki ini?" batin Zoya.

Zoya masih memandangi laki-laki yang duduk disampingnya ini. Zoya sepertinya terpesona akan aura dingin yang dikeluarkan oleh Juan. Ia benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Juan. Apakah ini yang dinamakan love at fisrt sight. Setelah sadar dari lamuannnya, Zoya segera mengajak kenalan Juan.

"Kenalin aku Zoya," Zoya mengulurkan tangan kanannya berupaya untuk mengajak kenalan teman sebangkunya ini. Juan hanya memandang jabatan Zoya tanpa membalasnya. Entah ia memang tidak mau atau hanya malu karena baru pertama bertemu.

"Juan," balas Juan.

Ingatkan Zoya bahwa Juan tidak membalas jabatan tangannya melainkan hanya mengucapkan namanya saja. Zoya malu dan kasian karena jabatan tangannya tidak di balas, padahal dia sudah berusaha semanis mungkin berkenalan dengan pujaan hatinya ini. Zoya memandangi tangannya sendiri dan mengusap-usap tangannya ke rok, siapa tahu Juan ini merasa bahwa tangan Zoya kotor. Itu pikiran Zoya yang langsung menyimpulkan perlakuan Juan.

*****

Zoya, Nana, Mila, dan Cika sedang makan di kantin. Mereka mengobrolkan segala hal yang menurut mereka seru. Zoya yang tidak tahu apa-apa hanya diam sambil tertawa jika ada yang menurutnya lucu.

"Gua mau tanya sesuatu. Juan emang orangnya dingin ya?" tanya Zoya.

"Waahh sebagai teman yang baik ya,. Aku kasih tahu kamu karena kamu satu bangku sama dia. Selain dingin si Juan ini juga jahat. Dia hampir tidak pernah menerima ungkapan cinta dari perempuan mana pun," jelas Cika.

"Bukannya wajar kalau gak suka nolak ya?" tanya Zoya.

"Wajar kalau nolak nya dengan lemah lembut. Tapi kalau nolaknya cuma bilang enggak terus pergi bukannya itu gak wajar. Dia ini dingin sama siapa pun. Dia gak punya teman, cuma punya satu, namanya Ragil beda kelas tapi sayangnya," imbuh Cika.

"Dia ini ketua osis. Kemaren waktu ujian dia dapet juara satu seprovinsi Yogyakarta. Dia sering nyumbang piala buat sekolah, makanya dia jadi anak kesayangan guru. Dan juga dia ini anak kepala sekolah," jelas Mila.

"Banyak gosip bilang kalau misal Juan ini menang lomba, dapet juara itu atas bantuan ayahnya. Makanya banyak yang gak suka dia," imbuh Nana.

"Woow menarik kalau di liat-liat dari cerita kalian," ujar Zoya.

"Kenapa kamu nanyain Juan? Jangan cari gara-gara sama dia deh kalau gak mau kena sifat dinginnya. Aku kalau jadi perempuan-perempuan yang ditolak Juan bisa sakit hati banget paling ya?" simpul Cika.

"Jangan bilang kamu suka sama Juan?" tanya Mila ketika menyadari tingkah laku Zoya yang seperti tertarik dengan seseorang.

"Gak tahu. Tapi kayaknya gua tertarik sama Juan deh," ujar Zoya dengan tersenyum manis. 

Terima kasih 💙💙💙

ZOYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang