Angel or Devil?

14 3 1
                                    

"Kenalin sahabat gua dari Jakarta. Namanya Saka" Zoya menarik tangan Saka, menyuruhnya mengulurkan tangan untuk berkenalan dengan teman satu ekskul musiknya.

Saka mau tidak mau harus menjabat tangan Niko, Tian, Bian, Raka dan Angel satu-satu dan memperkenalkan diri. Yang lain membalas jabatan tangan Saka dan memperkenalkan diri. Mereka terlihat menerima kedatangan Saka dengan baik, kecuali Angel tentu saja, dia bahkan tidak menerima kehadiran Zoya.

"Gak papa kan kalo misal gua bawa dia buat ikut latihan? Soalnya dia belom dapet temen," tanya Zoya kepada yang lain.

"Gak papa kok tenang aja. Asal temen kamu ini enggak ganggu latihan kita aja," jawab Raka.

"Harusnya kalo misal mau bawa temen izin dulu sama yang lain jangan seenaknya aja," sentak Angel.

Saka langsung menoleh ke arah Angel dengan mata tajamnya. Saka melabeli dirinya bahwa dia tidak suka dengan perempuan satu ekskul Zoya ini. Zoya sendiri hanya menghela nafas beratnya, terlalu malas meladeni Angel yang jelas-jelas memang tidak suka dengannya.

"Angel jangan mulai deh," pinta Niko.

Yang lainnya yang sudah tahu tabiat Angel yang jika tidak suka dengan seseorang akan sangat menyebalkan hanya menoleh ke arah Zoya dan menggumamkan kata maaf. Zoya hanya menganggukkan kepala tanda bahwa dia mengerti. Ingat kan, bukan sekarang saat yang tepat untuk membalas Angel, pikir Zoya.

"Tapi Juan gak masuk hari ini? Terus gimana kita latihannya?" tanya Zoya.

"Tenang. Juan lagi di jemput sama Ragil. Sekarang otw jalan ke sini. Mereka tetep ikut latihan kok," jawab Tian.

"Owwh yaa. Kirain hari ini gua latihan sendiri," kata Zoya.

"Gak bisa dong kalo sendiri. Kan tema lagunya couple," ujar Bian.

"Di ekskul basket masih buka pendaftaran gak ya?" tanya Zoya kepada yang lain.

Zoya mencoba membuka percakapan sambil menunggu Juan dan Ragil datang. Mereka duduk melingkar di tengah-tengah ruang musik.

"Kamu mau gabung ekskul basket juga?" tanya Tian.

"Enggaklah. Gua kan pendek. Nih orang yang mau masuk. Biar ada teman barunya dia mah," ujar Zoya sambil menunjuk Saka dengan jari telunjuknya. Saka yang mendengar itu langsung menolehkan kepalanya ke arah Zoya. Sejak kapan Saka bilang mau gabung ekskul basket, pikir Saka.

"Hehh kapan gua bilang kalo mau gabung ekskul basket!!" elak Saka.

"Ya dari pada lu gak ngapa-ngapain," ujar Zoya.

"Ya bukan berarti gua mau masuk ekskul basket yaa!!" keluh Saka.

"Ya udah sih kalo gak mau. Gua kan cuma tanya gak maksa juga ih. Gitu aja di permasalahin." Saka dan Zoya masih berdebat dan yang lain hanya melihat. Mungkin terlalu asing dengan persahabatan mereka berdua.

"Kalian deket banget ya kayaknya," tanya Bian.

"Deket bangetlah soalnya dia gak bisa hidup tanpa gua," jawab Zoya dengan pedenya.

"Jijik anjing jangan ngomong yang enggak-enggak lu," ujar Saka.

"Zoya kamu kayaknya gampang banget deket sama cowok yaa. Keliatan sih dari muka kamu kalo orangnya gampangan banget," ejek Angel sambil memandang rendah Zoya. Angel bahkan tidak takut ketika Saka menatap tajam kearahnya. Angel mencari masalah dengan orang yang salah.

"Nama lu siapa tadi?" tanya Saka kepada Angel.

"Angel. kenapa?"

"Nama lu bagus kek jalang yang sering gua liat di club," balas Saka.

ZOYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang