Panggilan orang tua?

8 3 2
                                    

"Permisi!" ujar Zoya yang baru masuk ke ruang kesiswaan. Di dalam sana ada Pak Johni, kepala sekolah, guru kesiswaan, dan juga Angel dan orang tuanya.

"Owh jadi ini anak yang ngejelekin kamu sayang," ujar ibu Angel.

Bahkan muka Angel dibuat semenyedihkan mungkin untuk membuat drama semakin jelas. Zoya dan Saka terlihat seperti seorang penjahat sekarang. Mereka berdua bahkan tidak ditawari tempat duduk.

"Kalian tahu salah kalian di mana?" tanya guru kesiswaan.

"Kita salah apa ya pak?" tanya Zoya.

"Kalian harusnya sudah tahu kalau misal kalian di panggil ke sini pasti ada salah yang sengaja kalian lakukan! Coba jawab kalian kemarin melakukan apa kepada nak Angel sampai-sampai ia menangis? Bisa kalian jawab?" tanya pak kesiswaan.

"Kita gak merasa pernah melakukan kesalahan apa pun pak!" jawab Zoya.

"Kamu yang perempuan murid baru di kelas IPA 1 kan?" tanya pak kepala sekolah.

"Iya pak," jawab Zoya. Zoya menatap pak kepala sekolah dan memikirkan Juan. Zoya baru bertemu dengan ayahnya Juan secara langsung sekarang. Mereka terlihat mirip, pikir Zoya.

"Kamu yang ketauan minum sama balapan liar itu kan?" tanya pak kepala sekolah lagi kepada Zoya.

"Saya mah bukan balapan liar pak. Itu mah di sirkuit jadi masih aman. Bukan balapan liar di jalan yang kayak bapak tahu," jelas Zoya.

"Wah belum legal perempuan lagi mainnya balapan. Minum-minum sama laki-laki juga. Mau jadi apa kamu nanti kalau udah gedhe. Masa depan kamu pasti enggak jelas," ejek ibu Angel. Saka dan Zoya yang mendengar itu terlihat menahan amarah.

"Ibu pekerjaannya jadi dukun? Coba ibu lihat dulu masa depan anak ibu, terlihat jelas enggak? Saya rasa masa depan saya dengan anak ibu lebih jelasan masa depan saya," cemooh Zoya.

Pak Johni yang mendengar penuturan Zoya hanya menduduk sambil berdoa semoga masalah ini tidak sampai jauh. Namun doa itu hanya angan-angan yang tidak bisa terkabulkan, karena Zoya bahkan lebih berani dari yang dikatakannya tadi.

"Yak kamu berani-beraninya bilang seperti itu! Kamu gak pernah diajarin sopan santun sama orang tua kamu!" murka ibu Angel kepada Zoya, bahkan ibu Angel terlihat berdiri dari kursinya.

"Ibu juga gak pernah diajarin sopan santun? Pantas kalau misal Angel kayak ibu, mirip. Sama-sama gak punya sopan santun plus gak punya malu," imbuh Zoya sambil menatap mata ibu Angel menantang.

"Yakk kamu berani-beraninya! Pak saya mau mereka dipanggil orang tuanya. Saya gak mau tahu masalah ini harus di selesain sama orang tua mereka. Saya mau tahu seberapa hebatnya orang tua mereka sampai-sampai anak mereka menjadi seperti ini," putus ibu Angel.

"Ibu mohon maaf apa gak bisa di selesain secara kekeluargaan tanpa memanggil orang tua mereka? Saya minta maaf atas nama anak didik saya bu," Pak Johni berdiri dari duduknya dan memohon kepada ibu Angel. Zoya dan Saka yang melihat itu merasa geram.

"Pak Johni gak perlu minta maaf atas nama kita pak. Kita emang gak salah itu kenyataannya," ujar Saka.

"Kalian gak takut kalo misal saya tuntut kalian karena buat anak saya tidak nyaman berada di sekolah?" tanya ayah Angel. Dan Pak Johni semakin dibuat pusing dengan tingkah anak didiknya yang baru ini.

"Kita gak pernah takut apa pun," ujar Saka dengan berani sambil menatap ayah Angel dengan senyum mengejeknya.

"Ya udah kalau itu mau kalian," ucap ayah Angel.

"Pak saya mau orang tua mereka dipanggil besok! Saya mau menyelesaikan ini dengan orang tua mereka. Biar mereka tahu bahwa anak-anaknya tidak memiliki sopan santun. Bapak tahukan kalau misal saya ini masih berbaik hati!" imbuh ayah Angel dengan nada mengancam. Zoya dan Angel saling menatap dan dapat dilihat bahwa Angel terlihat senyum mengejek ke arah Zoya.

ZOYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang