Sadar?

18 3 1
                                    

"Bagus. Aku rasa kita gak perlu latihan lagi buat lomba nanti. Suara kalian udah sempurna sih menurutku. Menurut kalian gimana?" tanya Raka.

"Bener kata Raka. Kalo sering-sering latihan takutnya suara kalian malah ilang di hari H," imbuh Niko.

"Kalo gitu kita perlu rombak ulang jadwal latihannya," cetus Tian.

"Dua kali dalam seminggu, di hari Selasa sama Jumat gimana?" usul Raka.

"Gua setuju sih. Gua kapan aja bisa," ujar Zoya. Hari ini mereka latihan lagi masih dengan Saka yang mengikuti Zoya.

"Setuju juga," ujar Bian.

"Juan gimana?" tanya Raka. Dia leader harus memastikan bahwa anggota tidak mempermasalahkan jadwal latihan.

"Aku gak masalah," jawab Juan.

"Kalo gitu sudah clear ya. Jadwal di rombak jadi dua kali seminggu hari Selasa sama Jumat. Kalo gitu sampai ketemu hari Jumat. Anggap aja hari ini hari Selasa," jelas Raka.

"Okeyy siap kapten," ujar Bian.

"Duluan ya guys." Raka diikuti oleh Tian, Bian, dan Niko melambaikan tangan pada Zoya, Juan dan Saka yang masih berada dalam ruang musik.

"Juan jadi pergi belajar di perpus kota?"

"Jadi, ini mau berangkat."

"Sama siapa?"

"Sama Ragil. Dia jemput di gang samping sekolah."

"Owh aku ikut kamu kalo gitu."

"Kenapa?"

"Ya biar kamu aman. Kan orang-orang tahunya kamu pacarku."

Zoya bahkan menggandeng lengan Juan dan Juan juga tidak mempermasalahkan itu. Juan sudah berdamai dengan Zoya tapi bukan dalam artian cinta tapi hanya sebagai penyelamat. Juan hanya merasa bahwa dia tidak boleh menolak segala ajakan atau skinship dengan Zoya.

"Aku gak papa beneran. Kan sekolah udah sepi juga."

"Mau ikut kamu belajar juga ihh. Sekalian liat-liat perpus kota kayak gimana."

"Juan itu mau belajar bareng Ragil. kenapa lu ganggu sih," cetus Saka.

"Ihh memang iya gitu Juan?"

"Ya bisa jadi. Eeh tapi kalo kamu mau ikut juga gak papa. Kita bisa belajar bareng."

"Wleek Saka monyet. Gua mau ikut Juan belajar biar gak goblok kek Saka."

Saka yang di goda mengapit kepala Zoya di ketiaknya. Membuat Zoya berteriak meminta dilepaskan. Juan yang melihat itu hanya tertawa lucu.

"Kalian cocok," ungkap Juan masih melihat bagaimana Zoya yang memukul Saka untuk membalas dendam.

"Kita? Najis cocok sama monyet IYUHH." Zoya menjauh dari sisi Saka menjadikan Juan ditengah-tengah antara Zoya dan Saka.

"Gua juga ogah dicocokin sama mak lampir. IYUHH najiss!"

----

Mereka sudah duduk di perpustakaan kota dengan Juan dan Zoya yang duduk bersebelahan, sedangkan Juan dan Ragil duduk di hadapan mereka berdua.

"Ternyata tempatnya sama kek perpus biasa, cuma lebih mewah aja," bisik Zoya sambil melihat-lihat sekitar perpus.

"Kalian sering belajar bareng di sini?" tanya Zoya pada Juan dan Ragil.

"Aku cuma nemenin Juan doang sih. Belajar malah bikin pusing," jawab Ragil.

"Ih bener, kita sehati kalo gitu." Zoya bahkan mengulurkan tangan untuk tos sebagai tanda persamaan.

ZOYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang