Peringatan dini?

10 4 1
                                    

Jam istirahat makan siang sudah tiba, saatnya untuk siswa siswi yang lain makan siang. Namun Zoya lebih memilih menemui Pak Johni sekarang. Karena kalau menunggu selesai makan siang dia tidak sabar.

"Nih makan." Zoya menyerahkan kotak bekal yang dibuat untuk Juan. Tapi kerena Juan tidak masuk jadi dia berikan kepada Saka. Dari pada tidak ada yang makan.

"Haaah dapet dari mana lu?"

"Ya bawa dari rumah lah. Lu gak liat?"

"Tumben lu bawa bekel."

"Udah gak usah bawel. Tinggal makan juga. Gua mau nemuin Pak Johni." Zoya berdiri dari tempat duduknya untuk keluar menuju ruang guru, namun Saka mencegah.

"Tadi keknya gua denger selesai makan siang. Budek ya lu."

"Gua udah gak sabar. Udah makan ajalah jangan tungguin gua. Paham!" Zoya melepaskan cekalan tangan Saka dan segera keluar. Dia tidak memperdulikan panggilan Saka.

"Hai Saka." Cika datang menyapa Saka dengan malu-malu. Saka yang disapa hanya melihat tanpa menjawab sapaan Cika. Setelah sidingin Juan sekarang muncul anak baru yang 11/12 dengan Juan. Pikir Cika.

"Ehmmm mau makan siang dikantin? Atau mungkin mau aku bantu keliling sekolah?" tawar Cika dengan gugup. Cika berpikir, dia bisa mati di tempat jika ditatap setajam itu oleh Saka.

"Gak perlu. Ada Zoya."

"Owh ya udah kalo begitu. Bye." Cika melambaikan tangan, namun Saka tidak membalas bahkan melihatnya pun tidak. Cika benar-benar malu sekarang. Ia harus bertanya kepada Zoya kenapa Saka dingin sekali.

"Wait. Gua mau tanya sesuatu." Cika yang melangkah keluar kelas segera menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Saka.

"Zoya sering bawa bekel kalo sekolah?"

"Bekel? Owh itu bukan buat Zoya tapi buat Juan. Zoya sering bawa bekel buat dikasih ke Juan. Zoya kan suka sama Juan," jawab Cika dengan polosnya. Terlihat dari mimik muka Saka yang sudah dingin menjadi lebih menakutkan. Dan ini membuat Cika merasa apakah ia salah ngomong?.

"Okey thanks. Lu bisa keluar." Cika mendengar itu langsung melangkah keluar. Dan Saka terlihat mengerikan dengan kemarahan yang membara. Saka marah karena mengetahui hal terbaru Zoya dari orang lain atau cemburu karena Zoya menyukai orang lain? Pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh Saka.

*****

"Kamu beneran pernah balapan sama minum-minum kayak gitu?" tanya Pak Johni.

"Iya pak," jawab Zoya.

"Saya gak marah misal kamu mungkin emang pernah melakukan itu semua tapi ingat kamu sekarang di lingkungan baru, sekolah baru, dan semua serba baru. Jadi jangan sampai yang lalu dilakukan di tempat baru ini. Kamu tahukan kita bukan dilingkungan yang bebas seperti di tempat lama kamu. Aturan di sini masih sangat ketat. Jadi usahakan ya jangan sampai yang lalu terulang kembali di sini," jelas Pak Johni.

"Sebenarnya gak ada masalah sama kamu. Cuma bapak lebih dulu mengingatkan aja. Takutnya kamu tetap terbawa suasana tempat lama. Maaf ya kalau bapak mengganggu waktu makan siang kamu," sesal Pak Johni.

Sebenarnya Pak Johni tak ingin ikut campur masalah anak didiknya ini. Sayangnya Zoya berada di dalam kelas di mana ia menjadi walinya. Jadi mau tidak mau ia harus memberi peringatan dini.

"Enggak kok pak. Harusnya saya yang minta maaf karena harusnya datang waktu selesai makan siang," ujar Zoya.

"Ya udah kalau begitu sampai di sini aja. Masih ada sekitar 15 menit sampai bel masuk berbunyi." Pak Johni melihat jam di tangannya.

ZOYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang