Hasa mematikan ponselnya, sejenak menghembuskan nafas berat. Akhir-akhir ini, ia merasakan seperti diteror oleh pesan-pesan tak dikenal. Tapi disaat Hasa berniat memblokir nomor tersebut, selalu saja ada nomor lain yang mengirim pesan. Jadi, Hasa mencoba untuk tidak peduli semua pesan misterius itu.
"Sekarang aku harus mencari wanita tadi, kurasa yang dia maksud adalah Jimin." gumam Hasa sembari berjalan keluar dari gang.
Tak lama kemudian, Hasa telah sampai didepan toko tadi. Tetapi wanita yang ia cari tidak ada disana. Pandangannya menelisik ke segala sudut, namun nihil tidak ada seorangpun disini.
"Kemana wanita tadi?"
Hasa terdiam sejenak sembari memikirkan sesuatu. "Apa dia ikut kerumah sakit? Ah ... Mungkin saja, aku harus kesana juga." Kemudian beranjak pergi dari tempat itu menuju rumah sakit.
Hanya membutuhkan waktu 15 menit saja, Hasa sudah sampai dirumah sakit. Ia segera turun dari taksi, tak lupa membayar ongkos pada sang supir. Setelah itu, Hasa berjalan memasuki halaman rumah sakit yang luas menuju pintu masuk. Ternyata keadaan didalam rumah sakit cukup ramai. Hasa berjalan sedikit cepat menuju meja resepsionis.
"Permisi, dimana kamar pasien yang baru saja dibawa kerumah sakit ini sekitar 15 menit yang lalu? Namanya Park Jimin"
Seorang suster penjaga ruang resepsionis itu, mengangguk pelan.
"Tunggu sebentar,"
"Kamar nomor 718 lantai lima, Nona."
Hasa tersenyum senang. "Terimakasih, atas bantuannya" Mendengarnya sang resepsionis hanya mengangguk singkat sembari tersenyum manis pada Hasa.
Kemudian Hasa berjalan menuju lift yang tidak jauh dari sini. Menunggu sejenak hingga pintu lift terbuka dan terlihat beberapa orang keluar dari lift tersebut. Setelah semua orang keluar menyisakan lift yang kosong, Hasa bergegas masuk namun tiba-tiba ada seseorang yang ikut masuk kedalam lift membuatnya terkejut. Seingatnya hanya dia saja yang akan masuk kedalam lift, lalu siapa yang masuk dan berdiri dibelakangnya?
Hasa meneguk salivanya kasar. Pikirannya sudah berkelana kemana-mana. Apa jangan-jangan dibelakangnya adalah hantu penasaran yang suka mengganggu pasien dirumah sakit ini? pikir Hasa panik.
"Aku bukan hantu bodoh!"
Seolah tau apa yang Hasa pikirkan, orang yang berdiri dibelakangnya membuka suara dengan nada datar dan tajam. Sontak Hasa berbalik dengan mata membulat. Ia terhuyung kebelakang hingga menabrak dinding lift.
"Berhenti menatapku seperti itu. Atau aku akan mencokel kedua bola matamu untuk hiasan dirumahku!"
Hasa mengerjapkan matanya beberapa kali. Ancaman yang sangat menyeramkan, membuatnya bergidik ngeri. Galak sekali orang ini, batin Hasa kesal.
"Kupikir kau hantu penunggu lift ini" ucap Hasa santai tanpa beban. Lalu kembali berbalik menghadap pintu lift yang masih tertutup dengan acuh.
Sedangkan orang itu mulai mendekati Hasa dan tiba-tiba mencubit lengan gadis itu karna membuatnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨𝐩𝐚𝐭𝐡 ||𝐊𝐓𝐇
Mystery / Thriller❝ "Manakah yang kau pilih? Mati atau Hidup bersamaku?" ❞ ❝ "Lebih baik aku mati!! Hidup bersamamu sama saja aku merelakan hidupku yang berharga ini dan masuk neraka bersamamu!" ❞ --- ۞Genre : Misteri/Thriller, Comedy, C...