[32] The Fact & Goodbye

898 100 14
                                    

"Ingat namaku ya cantik, Haruto Watanabe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ingat namaku ya cantik, Haruto Watanabe."

Hasa terdiam beberapa detik sembari mencerna apa yang baru saja terjadi. Hingga setetes air menetes dari rambut milik pria bernama Haruto itu mengenai pipinya, seketika membuatnya tersadar dan segera mendorong tubuh berperawakan tinggi itu menjauh darinya.

"Ya! Berani sekali kau menciumku, dasar brengsek!"

Karena merasa sangat jengkel, Hasa memukuli pria itu namun bukannya marah justru Haruto malah tertawa geli. Baginya pukulan seperti ini sama sekali tidak ada apanya dibanding pukulan dia–ayahnya.

Tangan Haruto menghentikan pergerakan Hasa, membuat sang gadis menatapnya penuh dendam dan amarah yang membara. Lagi lagi ia tertawa. Astaga, lucu sekali gadis ini, pikirnya.

Tiba-tiba Haruto memeluk Hasa erat. Hal itu sontak membuat kedua mata Hasa membulat kaget.

Apa-apaan pria ini? Dari tadi seenaknya saja memperlakukanku seperti boneka, batin Hasa geram hingga rasanya dia ingin menceburkan pria yang memeluk seenak jidatnya ini ke lautan penuh hiu kelaparan.

"Heii heii apa-apaan kau ini," Hendak melepaskan pelukannya namun pria itu menggeleng enggan dan justru semakin mempererat hingga tubuh mereka tidak ada jarak sama sekali.

"Biarkan seperti ini dulu, aku kedinginan." lirihnya dengan suara memberat.

Mendengarnya membuat Hasa berhenti memberontak. Kenapa suaranya jadi terdengar menyedihkan? Padahal tadi suaranya sangat mengesalkan bagi Hasa tapi sekarang? Hais... Kalau seperti ini dia jadi tidak tega.

"Hei, kita bahkan tidak saling mengenal. Kenapa kau bersikap seperti ini pada orang asing?" tanya Hasa heran. Tangannya sedikit mengelus punggung Haruto karena tubuhnya gemetar dan dingin sekali.

Nafas hangat Haruto yang bersandar dipundaknya membuat Hasa merinding. Oh ayolah, dia juga kedinginan karena kehujanan tadi. Untung saja hujan sudah reda entah sejak kapan. Tapi karena Haruto memeluknya ia jadi tidak merasakan dingin sama sekali.

"Memangnya kenapa?" tanya Haruto balik. Hasa gemas dibuatnya, dia mengatakan itu dengan polosnya. Jika bisa, ia akan menculik pria ini dan membuangnya ke lautan lepas. Tidak peduli bagaimana nasibnya setelah itu.

"Bagaimana kalau aku berbuat jahat padamu?"

Haruto terkekeh mendengarnya. "Bukannya itu terbalik huh?"

Hasa menepuk dahinya pelan. Astaga, dia sampai lupa dengan siapa dirinya saat ini. Seorang pria yang mungkin seumuran Soobin adiknya sudah berani membunuh orang tanpa bersalah sekalipun. Matanya kembali melirik jasad wanita tadi yang masih tergeletak disana. Tubuhnya seketika merinding, bagaimana kalau dia adalah korban selanjutnya?

"A-apa kau akan membunuhku juga?" tanya Hasa pelan karna takut.

"Tidak, kau orang baik. Jadi tenang saja." ucap Haruto santai seraya mengesekkan ujung hidung mancungnya dibahu Hasa yang beraroma vanila kesukaannya.

𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨𝐩𝐚𝐭𝐡 ||𝐊𝐓𝐇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang