"Wah, ini bangunan berapa ratus tahun yang lalu, ya? Udah sampe hancur begini," ucap Taehyun yang sibuk memperhatikan bangunan yang setengah hancur itu.
"Ini dulunya kayak kerajaan gitu nggak sih?" tanya Jisung yang takut-takut menyentuh tembok bangunan itu. Materialnya terbuat dari batu bata.
Sunghoon mengangguk. "Gue juga mikir gitu."
"Sunghoon! Jisung! Sini dah!" panggil Taehyun yang sedang berjongkok sembari memperhatikan sesuatu.
Sunghoon dan Jisung perlahan-lahan melangkah menuju Taehyun—melompati puing-puing yang tergeletak. Taehyun akhirnya memungut barang yang sedari tadi ia perhatikan saat Jisung dan Sunghoon sudah berada di dekatnya.
"Mahkota?" Jisung mengernyit. "Beneran kerajaan sih ini," lanjutnya.
"Tapi kenapa kerajaan ini hancur?" Taehyun bertanya sambil terus membolak-balikkan mahkota yang ia ambil.
Sunghoon mengedarkan pandangan ke sekitar, hingga matanya menangkap suatu barang kecil yang terletak pada kerangka jendela yang kacanya sudah hancur. Bentuknya seperti permata.
"Ambillah permata itu." Suara misterius itu terdengar kembali.
"Hah?" Sunghoon membalikkan tubuhnya karena suara itu terdengar dari belakang dirinya.
"Kenapa?" tanya Taehyun yang mendengar suara bingung Sunghoon.
Sunghoon yang awalnya mencari-cari suara itu langsung menoleh ke arah Taehyun yang bertanya. "Eh, enggak kok, nggak ada apa-apa," jawab Sunghoon.
"Lo hari ini aneh banget dah, ada masalah?" tanya Jisung.
Sunghoon menggeleng. "Udah, kalo udah kita lanjut cari jalan pulang, kayaknya bentar lagi rombongan kerya wisata pada bangun," ucap Sunghoon mengalihkan pembicaraan.
"Gua masih pengen menjelajah lebih dalam lagi padahal," ucap Taehyun yang menatap ke arah bangunan yang lebih hancur lagi.
"Hus! Jangan aneh-aneh, kita baru di gerbang aja udah kek gini apalagi di dalam sana," balas Jisung yang ikut menatap ke arah mata Taehyun.
Taehyun mengangguk. "Yaudah yuk kita lanjut cari jalan keluar." Taehyun menatap kedua temannya bergantian. Jisung dan Sunghoon mengangguk bersamaan.
Perlahan mereka kembali keluar dari tempat puing-puing itu, sesekali Sunghoon menoleh ke arah permata kecil itu, benda itu membuatnya penasaran.
"Eh, sebentar." Lagi, untuk yang ketiga kalinya, Jungwon menghentikan langkahnya dengan entah hal apa yang ada dipikirannya.
"Ada apa lagi? Kita sudah tiga kali berhenti! Kita harus segera temukan si Sunghoon itu!" kata Sunoo sebal.
"Tadi mukanya si Sunghoon itu seperti apa?" Jungwon menatap Sunoo yang menatapnya dengan tatapan kesal.
Sunoo menepuk keningnya. "Riki, kau ingat 'kan?" Riki mengangguk.
"Ayo, sembari berjalan Riki sebutkan ciri-cirinya," ucap Sunoo.
Jungwon menepuk tangannya sekali dan menjentikkan jarinya. "Bagus! Ayo kita lanjut." Kemudian Jungwon kembali berjalan di depan.
Sunoo mendengus kesal. "Bagaimana bisa ayah memilih Jungwon menjadi Tangan Kanannya," gumam Sunoo kesal.
"Aku juga bingung bagaimana bisa," timpal Riki sembari memperhatikan Jungwon yang bermain-main dengan burung-burung kecil yang bertengger di batang pohon.
"Aku juga tidak yakin kalau dia half vampire," bisik Riki pada Sunoo.
👑The Prince👑
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince [Sunghoon×ENHYPEN]
De Todoft. Sunghoon and ENYHPEN Semua baik-baik saja pada awalnya, sampai perjalanan karya wisata sekolah dimulai, dan rasa penasaran ketiga remaja terhadap suatu tempat terlarang. "Kau adalah pangeran yang hilang."