Setelah Sunghoon bercerita dengan panjang dan lebar—walau terkadang lidahnya terbelit. Taehyun—yang sedari mendengarkan tanpa membalas perkataan Sunghoon sambil mengawasi teman yang duduk di baris depan dan belakang mereka—akhirnya bersuara untuk membalas perkataan Sunghoon.
"Jadi lo nggak ngerti sedikitpun sama semua ini?" tanya Taehyun.
Sunghoon mengangguk pelan. "Iya, bisa dibilang begitu," balasnya.
"Tapi ada yang janggal nggak, sih?" Bukan Taehyun yang bicara, melainkan Jisung yang masih menyenderkan kepalanya pada bahu kiri Sunghoon.
"Udah bangun lu?" Sunghoon menoleh pada Jisung.
"Belom, mati malahan guanya," balas Jisung kesal.
"Santai, dong, ngamuk mulu lu," sahut Taehyun.
Jisung memutar bola matanya malas. "Maksud lo ada yang janggal itu apa?" tanya Taehyun setelahnya.
"Itu–"
"Anak-anak! Sebentar lagi kita sampai, ayo bangun dari tidur kalian dan rapikan barang yang kalian bawa, jangan sampai ada yang tertinggal," ucap seorang guru yang memotong ucapan Jisung.
Sunghoon, Taehyun, dan Jisung yang mendengar penguman dari megafon di depan bus langsung mengambil barang mereka yang ada pada bagasi di atas kepala mereka.
"Nanti lanjutin lagi, ya, ngomongin ini," bisik Taehyun pada kedua sahabatnya. Sunghoon dan Jisung kompak mengacungkan jempol mereka.
"Kak Heeseung, Jay," panggil Jake yang menghentikan langkahnya, Heeseung dan Jay yang berjalan di depan Jake menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Jake.
"Kenapa?" tanya Heeseung.
"Kita akan melakukan apa yang di suruh Raja Seokjin?" tanya Jake ragu.
"Tentu, ada apa?" balas Jay.
"Sebenarnya aku tidak setuju," kata Jake pelan.
"Kita sudah mengatakan pada Raja kalau kita akan melakukannya, jadi kita akan lakukan," tegas Heeseung yang kemudian berlalu begitu saja.
Jake menghela napas kasar. "Jay." Jake menatap Jay.
"Aku juga sebenarnya kurang setuju, aku bahkan tidak menyangka kalau Raja Seokjin terobsesi dengan kekuatan, bahkan hingga menyuruh kita untuk membawa seorang Park Sunghoon dengan keadaan apapun," balas Jay, sorort matanya tertuju pada pintu ruangan Raja Seokjin yang tertutup rapat, entah apa yang ia lakukan saat ini di dalam sana.
"Kak Heeseung?"
Jay mengendikkan bahunya. "Entahlah. Mungkin dia merasa harus berbalas budi, sebab Raja Seokjin menolongnya dulu," balas Jay.
"Menolong?" Jake memiringkan kepalanya sedikit.
"Iya, dulu Raja Seokjin pernah menolongnya saat ia sedang kesulitan," kata Jay sambil tersenyum.
Jake menatap Jay, tatapannya seperti meminta penjelasan dari perkataan Jay tadi.
"Jangan minta aku untuk bercerita, tanyalah langsung pada Kak Heeseung," kata Jay sebelum beranjak pergi meninggalkan Jake.
"Ayolah, Jay, ceritakan padaku," pinta Jake, ia mengejar Jay.
"Tidak, tidak, aku takut salah mengartikan, lebih baik kalau kau bertanya langsung pada yang merasakannya," balas Jay.
Jake berdecak. "Tapi kau temani aku, ya, saat aku akan bertanya?"
Jay menoleh. "Tidak, tidak mau." Jay menjulurkan lidahnya sebelum berlari meninggalkan Jake.
"Hei! Jay! Kau ini!" Jake langsung mengejar Jay.
👑The Prince👑
Hari ini aku mau double update hmz..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince [Sunghoon×ENHYPEN]
De Todoft. Sunghoon and ENYHPEN Semua baik-baik saja pada awalnya, sampai perjalanan karya wisata sekolah dimulai, dan rasa penasaran ketiga remaja terhadap suatu tempat terlarang. "Kau adalah pangeran yang hilang."