Ctak!
Haechan menyeringit ketika kayu panjang itu menghantam kuat kedua telapak tangannya. Matanya sudah merah, bahkan air matanya sudah tidak bisa lagi ia bendung. Isak tangisnya pun mulai terdengar. Kedua tanganya sudah dipukul selama hampir setengah jam lebih oleh komite sekolah. Haechan bahkan tidak bisa lagi merasakan telapak tanggnya.
Dugaan Haechan benar, ia dituduh sebagai orang yang mencuri soal ujian ,hanya karena ada saksi yang melihatnya berkeliaran malam di sekolah dan memasuki ruang guru. Semua fakta itu benar, tapi Haechan tidak mencuri soal itu.
Hal yang membuat Haechan sedih Mark lah yang menjadi saksinya.
" Kau masih ingin berbohong? Aku jelas jelas melihat mu keluar ruang guru saat itu" Jelas Mark
Haechan tidak bisa berkata kata.
Tatapan itu
Benci
Jijik
Menghina
Merendahkan
Marah
Semua itu ada di dalam mata Mark saat menatap Haechan.
Bahkan guru guru juga tidak ada yang percaya dengannya. Mark adalah ketua osis, tentu saja ucapannya lebih dipercaya oleh guru guru dari pada Haechan. Haechan terpaksa mengakui semuanya, ia tidak sanggup lagi dihina, bahkan sampai mengungkit ayahnya yang seorang pemabuk dan perampok serta ibunya yang penjaga sekolah. Semua itu tidak ada hubungannya, tapi kenapa mereka menghina orang tuanya juga. Dan beginilah sekarang, Haechan dihukum karena sudah mencuri. Haechan tidak ingin dikeluarkan dari sekolah, karena itu ini menjadi pengganti hukumannya.
Kini Haechan, Jaemin, pak Baek dan Mark berada di ruang BK. Setelah Haechan mendapatkan hukuman di ruang kepada sekolah, Mark memanggil Jaemin untuk keruang BK bersama walikelas terkait dengan lomba olimpiade
Jaemin menatap Haechan cemas, bagaimanan tidak matanya bengka karena menangis, kedua telapak tangannya memerah bahkan luka. Haechan hanya tertunduk lemah ketika Jaemin sampai di ruang BK
" Jaemin-ah... kau yang akan menggantikan Haechan pergi olimpiade"
" Tapi ssaem..."
" Haechan melakukan tindakan yang tidak terpuji, dan itu tidak bisa dimaafkan"
" Tapi ssaem.. perlombaannya kan 1 minggu lagi"
" Aku yakin kau bisa, kau mau membantu sekolah kan? kita tidak mungkin merusak nama sekolah"
Jaemin benar benar sudah habis kesabarannya. Ia tau Haechan tidak mungkin melakukannya.
" YAK! JUJUR PADAKU KAU TIDAK MENCURINYA KAN!?"
Teriakan Jaemin membuat Pak Baek dan Mark sedikit terkejut. Haechan hanya diam ia masih berusaha menahan isak tangisnya
" SEO HAECHAN! JAWAB AKU!! KAU TIDAK MENGAMBILNYA KAN?!"
" TATAP AKU DAN KATAKAN PADAKU!"
Haechan menatap Jaemin dengan air mata yang mengalir deras. Jaemin hanya bisa menghelana nafasnya kasar. Tatapan itu hanya Jaemin yang mengerti, tatapan itu mengatakan
Tidak akan ada yang pada padaku
Jaemin membuang mukanya kasar ia tidak bisa melakukan apa apa, membantu Haechan pun ia tidak tau bagaimana caranya. Kini Jaemin ikut menangis, lagi lagi ia membuat Haechan menangis.
" Baiklah akan kau lakukan" Jawab Jaemin sambil menghapus air matanya kasar
" Aku akan mengurus masalah administrasi jadi kau hanya perlu fokus belajar" Mark menambahkan, sebagai ketua osis tentu saja ini tugasnya
" Terserah" Jawab Jaemin sambil keluar dari ruang BK dengan kesal.
" Baiklah dengan begini urusan saya selesai,perimisi pak" Mark membungkuk sopan.
Kini hanya tinggal Haechan dan pak Baek di dalam ruang BK. Sebagai seorang guru ia sangat hapal dengan sifat murid muridnya, terlebih lagi dengan Haechan. Haechan adalah murid kesayangannya dan ia yakin Haechan tidak akan melakukan hal seperti itu.
" Haechan-ah.... bapak bicara boleh?" Haechan mengangguk pelan
" Kau bisa jujur dengan bapak.....mmh?"
" Kau tidak mengambilnya kan? kenapa kau berbohog"
Haechan masih diam, menahan isak tangisnya
" Aku tau kau tidak mungkin melakukan hal itu, kenapa Haechan berbohong? kau melindungi seseorang?" Haechan menggeleng
" Lalu kenapa?"
Tangis Haechan pecah, susah payah ia mengatur nafasnya untuk mengucapkan kalimatnya. Kerongkongannya seakan dicekik, lidahnya membeku. Haechan benar benar sakit hati saat ini.
Pak Baek hanya bisa mengelus punggung Haechan pelan,
" Tidak ada yang percaya padamu?" Haechan mengangguk
" Kau sudah menceritakan semuanya?" Haechan mengagguk
" Lalu kenapa kau tidak bertahan..?"
" Ka.... Karena aku tidak punya apapun...." Dengan susah payah Haechan menjelaskan kalimatnya
" Aku... hanya... orang miskin... siapa yang akan mendengar suaraku" Tangis Haechan..
Mendengarnya sangat memilukan muridmu menangis karena ia sadar ia tidak memiliki apa apa dan tidak mempunyai tempat untuk berlindung. Sebagai guru Baek merasa gagal melindungi muridnya ini
" Aku harus kembali kekelas, jika kau masih ingin menggunakan ruangan ini tidak apa" Setelah menenangkan Haechan, Baek harus kembali kekelasnya.
Mark kembali masuk keruang BK, hendak menaruh beberapa berkas kepada Pak Baek, tapi ia hanya menemukan Haechan disana.
" Dia sudah kembali ke kelas?" Tanya Mark dingin dan dibalas anggukan pelan oleh Haechan. Mark kemudian pergi begitu saja.
Haechan tidak mengerti lagi bagaimana caranya harus mendeskripsikan hatinya saat ini. Hatinya benar benar hancur saat ini, ia benar benar malu, tidak ada harapan lagi baginya untuk menunjukkan dirinya pada Mark. Mark sudah terlanjur benci kepadanya.
Haechan sudah lelah menangis, tapi hatinya masih ingin menangis, rasa sakit ini Haechan masih bisa merasakaannya. Isak tangis Haechan terhenti ketika seseorang kembali membuka pintu
" Ini" Mark menaruh obat merah dan perban di atas meja
" Aku masih kecewa dengan orang sepertimu, jadi jangan salah artikan kebaikan ku. Yang kau lakukan itu salah, aku hanya tidak ingin kehilangan sisi kemanusiaan ku"
Setelah menyelesaikan kalimatnya Mark pergi begitu saja, membuat tangisan Haechan kembali pecah. Mark sama saja tengah menginjak injak hatinya saat ini.
" Kenapa?" Tanya Jeno melihat Mark yang tidak beranjak setelah keluar dari ruang BK ia masih berdiri disana
" Sudah lah biarkan saja dia sendiri" pinta Jeno
Mark masih tidak merespon, tangannya bahkan membeku di gangang pintu itu
" Mark...?" Jeno menepuk pelan punggungnya membuat dirinya kembali tersadar
" Ya?"
" Ayo... kenapa masih berdiri disana, urusan kita masih banyak"
" Ah... ya kau benar"
Mark tidak mengerti dengan dirinya, ketika menutup pintu dan mendengar suara tangis Haechan. Hatinya seperti ikut sakit mendengar tangisan itu, seakan dialah penyebab dari ini semua. Karena itu Mark membeku di depan pintu, dirinya ingin kembali keruangan itu dan memeluk pria itu memberikannya tempat untuk bersandar, padahal Mark sendiri tidak mengenal orang itu.
Dan yang membuat Mark bingung, entah kenapa tangisan orang itu sangat familiar baginya.
![](https://img.wattpad.com/cover/288419391-288-k298201.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Blind Love || Markhyuck
FanfictionMark mengira kisahnya dengan cinta pertamanya berjalan dengan mulus. Hingga saat itu ... Satu kebenaran yang membuat dirinya Menyesal....