12

4.3K 442 10
                                    

Haechan tersenyum saat menaruh beberapa cangkir kopi dan sepotong kue di meja 3 orang pemuda. 

" Apa ada pesanan lain?" Tanya Haechan yang dibalang gelengan pelan. 

" Baiklah, silahkan dinikmati" Haechan membungkuk dan kembali ke meja kasir. 

Dari sana Haechan menatap kagum tiga pria itu yang tengah membuka laptop mereka dan buku mereka. Saat ini minggu minggu ujian sehingga caffe pasti selalu ramai bahkan hingga malam hari. 

Haechan selalu berfikir, jika saja hidupnya lebih beruntung, jika saja ayahnya tidak datang waktu itu, maka sekarang Haechan sudah berada di tahun kedua di universitas. 

Saat Haechan pindah dari sekolah lamanya, ia tidak bisa mendaftar kemanapun, proses pindah membutuhkan biaya yang sangat besar, dan beasiswa Haechan sudah dicabut sejak kasus soal hilang itu. Ten bisa saja mengakali uang mereka, agar Haechan bisa sekolah, tapi Haechan menolak. Biaya pindah sekolahnya bisa untuk menghidupi mereka selama 3 bulan, Haechan memilih untuk tidak melanjutkan bersekolah dan bekerja. 

" Haechan-ah... hari ini kita dapat pesanan cookies lagi" Seru Jungwoo pemilik caffe

Haechan sudah bekerja disini selama satu tahun, dan tanpa Haechan mungkin saja caffe ini sudah bangkrut. 

" Yoshaa... aku akan bekerja keras"

Jungwoo sangat kagum dengan karyannya ini, Haechan sangat bekerja keras dan tidak pernah mengeluh. Dihari libur pun Haechan tidak pernah meminta cuti, Haechan tidak hanya bekerja di caffe, ia juga bekerja di toko serba untuk shift malam.

Haechan benar anak yang pekerja keras
.

.

Mark benar benar sudah lelah, Jaemin selalu menghindar dari Mark, Ia bahkan benar benar menganggap Mark orang asing . Mark tidak tau kenapa Jaemin bisa berubah seperti itu. Mark juga yakin tidak melakukan kesalahan apa apa, lalu kenapa Jaemin begitu dingin bahkan membenci Mark. 

" Jaemin-ah!" Mark menarik tangan Jaemin saat pria itu keluar dari gerbang kampus. 

Hari ini Mark harus memastikan semuanya. 

" Kumohon, aku hanya ingin berbicara dengan mu sebentar"

Jaemin menepis tangan Mark, ia benar benar benci dan muak melihat pria ini 

"Bukan kah sudah ku bilang berhenti menghubungiku!"

" Jaemin-ah... kenapa kau berubah?" Jaemin hanya diam dan membuang wajahnya 

" Semenjak kau pulang dari jepang kau berubah... bahkan kau pindah tiba tiba tanpa memberi tau ku"

" Apa aku melakukan kesalahan? apa aku membuat mu sakit hati?"

" Ini dari awal memang sudah salah" Cicit Jaemin pelan

" Kau yang menyuruh ku untuk menunggu"

" Kau bilang setelah urusan mu selesai kau akan menjelaskan semuanya"

Jaemin menitikkan air matanya, ia berjuang keras melupakan Haechan, tapi lihat Mark lagi lagi membawa memori Haechan yang membuat Jaemin sakit hati

" Aku menunggu mu, selama ini!"

" Bahkan aku mencari mu! Tidak bisakah kau hargai persaan ku!" Mark sedikit meninggikan suaranya 

" Aku hanya ingin tau, jika kau benar benar mencintai ku... besok aku harus pergi... dan mungkin akan kembali tahun depan... aku hanya butuh kejelasan"

" Apa aku benar benar yakin mencintai ku?" 

" A-apa maksudmu?"

" Apa kau benar benar yakin mencitai seorang NA JAEMIN !?" Jaemin menekankan suaranya saat menyebutkan namanya

[COMPLETED] Blind Love || Markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang