29

5.3K 318 18
                                    

Haechan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Mark, kedua tangannya ia kalungkan pada leher Mark. Wajahnya benar benar merah saat ini. 

" Aku malu....." Cicit Haechan pelan tapi masih terdengar oleh Mark 

" Aku kan hanya menggendongmu"

" Ya tapi tidak begini juga!" Protes Haechan sambil menarik rambut Mark. 

" Au Au Au Au ... iya maaf.... mau kuturunkan?" Haechan menggeleng cepat, jangan kan berjalan untuk berdiri saja dia tidak bisa

" Hahaha yasudah..." 

" Awas saja kau!"

Beberapa saat yang lalu, Haechan merasa bosan dan ingin pergi ke taman. Karena kakinya masih belum bisa digerakkan Mark berinisiatif untuk menggendongnya. Haechan tidak masalah dengan hal itu, hanya saja Mark menggendongnya dengan ala ala Bride Style  yang membuat Haechan menjadi pusat perhatian. 

Belum lagi dirinya yang setiap hari datang menjenguk Haechan, terlebih lagi sejak mereka berbicara waktu itu, Mark benar benar menempel dengan Haechan. Bahkan satu rumah sakit ini tau bahwa Mark adalah pacar Haechan. 

" Sudahlah jangan marah hmm?" Mark memberikan sekaleng minuman setelah mendudukan Haechan di salah satu kursi di taman.

" Terserah..."

Mark sangat gemas dengan Haechan, mungkin karena Haechan yang masih dirawat di rumah sakit dan Ten memaksanya untuk makan dengan banyak, pipi Haechan sedikit berisi yang membuat Haechan semakin menggemaskan. Mark sedikit menyesal baru bisa menikmati pemandangan yang indah ini bagi matanya. 

" Berhenti menatapku, kau terlihat menjijikan"

" Tapi aku belum puas"

Satu pukulan ringan mendarat di perut Mark 

" Jangan sampai ku butakan kedua mata mu itu"

Mark tesenyum, merangkul Haechan dan membawanya kedalam pelukannnya. Mereka selalu menghabiskan waktu mereka di taman, menikmati pemandangan sore hari hingga langit menjadi gelap. Terkadang Mark menggendong Haechan dalam keadaan tertidur untuk kembali ke ruangannya. Mark saat ini benar benar bahagia, tidak ada lagi yang ia inginkan di dunia ini.

" Kenapa?" Tanya Haechan pasalnya Mark benar benar memeluk Haechan dengan erat. 

" Hanya membayangkan..... bagaimana diriku tampa mu"

" Lalu, apa yang kau lihat?"

" Tidak bisa...."

" Hmm?"

" Aku tidak bisa... jauh dari mu, terlalu menakutkan.... dan menyakitkan"

Haechan tersenyum tipis, memeluk Mark pelan dan menyandarkan kepalanya pada dada Mark, mencari posisi paling nyaman. 

" Kau terlalu dramatis Mark...."

.

.

.

Mark memicingkan matanya, menghapus pelan air yang ada di wajahnya, beberapa saat yang lalu pernyataan Mark membuat Haechan kaget hingga menyemburkan air yang sedang ia minum 

" Papi bercanda kan?" Tanya Haechan pada Ten

" Tidak... uhm.... ya ...Mark sudah bicara dengan papi..."

" Maaf tidak membicarakannya dengan mu terlebih dahulu"

" A...Aku.... uhm... tidak tau harus bagaimana..  tidakkah ini terlalu cepat?"

[COMPLETED] Blind Love || Markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang