" Jaemin-ah... Jaemin-ah.. Jaemin-ah..."
Mark berteriak dari kamarnya, belari keluar kamar, sepertinya dirinya lupa kalau ia belum bisa melihat sehingga ia malah menabrak pintu
" Auch......" Mark melangkah mundur, memegang keningnya karena benturan yang cukup keras
Haechan membuka pintu kamar Mark perlahan, memastikan Mark tidak berdiri di depan pintu
" Ya ampun ada apa sih, sampai lupa membuka pintu"
" Kau dimana?"
Haechan tersenyum dan meraih tanggan Mark
" Ini aku ... disini."
Mark tersenyum kemudian langsung mengangkat tubuh Haechan dan memutarnya yang membuat Haechan benar benar kaget
" Aku senang sekali..." Mark masih setia memeluk Haechan, sedangkan Haechan menumpukan kedua tangannya pada bahu Mark
" Mendapat berita bagus?"
" Eung....akhirnya.... aku bisa melakukan operasiii" Mark menurunkan Haechan dan ia benar benar terlihat sangat bahagia, sedangkan Haechan tidak tertores sedikitpun senyuman di wajahnya, Haechan hanya menatap sendu Mark
" Operasinya akan dilakukan minggu depan... Akhirnya.... aku bisa melihat mu lagi"
Haechan menggenggam tangan Mark kuat, akhirnya hari yang paling ditakutkan Haechan datang juga
" Jaemin-ah.... kau tidak senang?"
" Uh? Ya... aku sangat senang... sangking senangnya aku sampai tidak tau harus mengatakan apa"
Apakah Haechan bahagia? tentu saja ia sangat bahagia tapi lain sisi Haechan juga merasa sedih karena harus berpisah dengan Mark
" Oiya aku pergi dulu ya..."
" Kemana? dengan siapa? lama?"
Haechan tersenyum mengusap kepala Mark
" Aku hanya ke supermarket bawah untuk membeli beberapa bahan, tenang saja"
" Jika terjadi sesuatu, telfon Jeno atau Renjun ya"
" Eung... baiklah aku pergi dulu"
Sejak kejadian Haechan yang dirawat, Mark memaksa Haechan untuk tinggal bersamanya, Mark bahkan melarang Haechan untuk bekerja, awalnya Haechan menolak, tapi tampaknya pria itu akan sangat marah jika Haechan menolak, dan mau tidak mau Haechan mengikuti kemauan Mark
Haechan tadi memang berniat pergi memberli bebeapa bahan untuk makan malam. Namun Haechan mengurungkan niatnya dan malah pergi ke taman. Sedari tadi Haechan ingin menangis, tapi ia tahan itu semua karena Mark sangat bahagia ketika tau ia bisa melihat lagi. Haechan tidak tau apakah doanya dijawab oleh tuhan atau tidak, kerena Haechan ingin Mark kembali pulih tapi dilain sisi Haechan juga tidak ingin kehilangan Mark.
Isak tangis tidak bisa Haechan sembunyikan lagi, dalam tangisannya Haechan tersenyum bahkan sesekali tertawa, mengingat moment dimana Mark pertama kali berjalan, mereka yang selalu berlarian di taman ini. Terlalu banyak kenangan yang membuat Haechan rindu nantinya.
Haechan sudah menghabiskan waktu bersama Mark hampir satu tahun lamanya. Haechan merasa ini sudah cukup dan tidak seharusnya Haechan mengeluh seperti ini, tuhan telah memberikan moment yang sangat berharga baginya dan seharusnya Haechan bersyukur akan hal itu.
Haechan menyeka air matanya, tersenyum pada dirinya dan menguatkan hatinya. Haechan tidak boleh bersedih sekarang, masih ada waktu 7 hari bagi Haechan untuk menghabiskan waktu bersama Mark sebelum pada akhirnya ia benar benar menghilang dari pandangan Mark.
![](https://img.wattpad.com/cover/288419391-288-k298201.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Blind Love || Markhyuck
FanfictionMark mengira kisahnya dengan cinta pertamanya berjalan dengan mulus. Hingga saat itu ... Satu kebenaran yang membuat dirinya Menyesal....