Jaemin menangis terisak sambil mencuci piring di kantin. Tangisan Jaemin benar benar tidak bisa ditahan, saat ini ia terlihat seperti dipaksa mencuci pirng, padahal Jaemin sendiri yang datang ke kantin ini lebih awal dan mencuci piring.
Dilain sisi, Haechan duduk sambil memeluk lulutnya di ujung dapur kantin sambil menangis.
Tangisan mereksa saling saut menyauti, bahkan semakin keras ketika mereka satu sama lain mendengar suara tangis itu. Sudah hampir satu jam , mereka masih menangis.
Ten yang melihat itu hanya bisa menghibur mereka, Ten sudah mendengar semuanya dan tentu saja Haechan sangat sedih saat ini, namun tidak hanya Haechan yang sedih, Jaemin juga lebih sedih karena hal ini. Jaemin tau seberapa lelahnya Haechan belajar untuk olimpiade itu, dan Jaemin sekarang dengan mudahnya merebut posisi itu tentu saja hatinya sakit karena hal itu.
Kini Haechan dan Jaemin duduk di kursi kanti, Ten mengenggam kedua tangan mereka. Keduanya kini sudah mulai berhenti menangis, walaupun masih ada sisa isakan tangis yang terdengar.
" Dengarkan papi.... kalian jangan bertengkar seperti ini mmh?" Tidak ada yang menjawab keduanya masih tertunduk.
" Jaemin kenapa menangis.... kami tidak menyalahkan mu kok..."
" Maafkan aku...." Akhirnya Jaemin bersuara
" Aku merusak semua... karna aku... semuanya Haechan jadi seperti ini... aku tidak pantas menjadi sahabat mu... kau boleh benci padaku"
" Memangnya Haechan marah pada Jaemin?" Tanya Ten dan dijawab gelengan cepat oleh Haechan
" Tuh...Haechan ngga nyalahin Jaemin kok..."
" Kenapa kau tidak menyalah ku bodoh! Jaemin mendorong pelan Haechan, sebenarnya ia ingin memukul Haechan saat ini
" Kau yang bodoh! Kenapa membentak ku!"
" Kau tidak jujur sialan! Aku marah!"
" Tapi kau tidak cocok marah seperti itu!" Haechan tertawa tipis di sela tangisannya.
" Maafkan aku bodoh!" Jaemin kembali menangis dan memeluk Haechan
" Jika meminta maaf lakukan dengan benar sialan!"
Ten yang melihat itu hanya bisa tertawa, bagaima tidak mereka mengucapkan kalimat itu dengan isakan tangis dan air mata yang berderai deras. Tapi kalimat mereka hanya berisi umpatan .
" Aigooo... melihat kalian membuat ku mengenang masa lalu, baiklah makan malam hari ini kau yang tentukan"
" Aku ingin Kimchi Jjigae" Pinta Haechan sambil menghapus air matanya
" Aku tidak ingin makan itu! Aku mau toppoki!"
" Yak dia papi ku ! Kau makan saja dirumah mu sialan!'
" Tapi aku ingin makan masakannya, lagi pula dia ayah keduaku!"
" Durhaka, aku bilang paman winwin supaya kau diusir!"
" Kau harus diusir! Makanmu banyak kasian paman Ten" Jaemin mendorong Haechan
" Yak! Kau yang diusir bodoh!" Haechan memukul Jaemin tapi Haechan berteriak kesakitan setelahnya
" Sakit bodoh!" Pinta Haechan sebal sambil mengelus pelan tangannya yang terbalut perban
" Kau yang memukul ku sialan! kenapa menyalah kan ku!"
" Baiklah lakukan sendiri tangan ku sakit!"
" Begini? " Jaemin memukul tangannya sendiri yang membuat tawa Haechan pecah
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Blind Love || Markhyuck
FanfictionMark mengira kisahnya dengan cinta pertamanya berjalan dengan mulus. Hingga saat itu ... Satu kebenaran yang membuat dirinya Menyesal....