20

3.4K 272 14
                                    


" Waah.. aku tidak tau kau suka lagu lagu Kpop seperti ini" Sindir Haechan melihat Mark yang terlihat sangat bersemangat mendengarkan sebuah lagu yang dibawakan oleh boygrup bernama ENSITI itu. 

" Suara mereka bagus aku suka"

" Tapi kau bukan remaja lagi Mark... ayolah kau terlihat seperti anak sekolah yang mengagumi pria pria tampan itu"

" Tidak ada batasan umur menyukai hal seperti ini"

" Hah! terserah mu Mark... seperti Jae-"

 Haechan tidak melanjutkan kalimatnya.  Ia teringat dengan Jaemin yang setiap malam memujuja pria pria tampan itu dari layar laptopnya 

" Kenapa?" Tanya Mark 

" Tidak... Oiya bagaimana dengan donor, apa mereka sudah menemukannya?"

" Ya... sudah ada beberapa calon, tapi masih diperiksa kecocokannya dengan ku, kenapa? kau tidak sabar ya?"

" Uh.... yaa.. aku tidak sabar" Jawab Haechan ragu ragu

" Hahahah sudah lah kau tenang saja, oiya  Jaemin-ah...apa dulu kau pernah menangis padaku?"

" Hah? maksudnya?"

" Ya, menangis padaku, menceritakan keluh kesal mu"

" Tidak.... kan aku penggemar rahasia mu, bagaimana mungkin aku menangis padamu"

" Benar juga.... hmm aneh"

" Kenapa?"

" Tidak.. sepertinya aku hanya rindu mendengar tangis mu seperti waktu itu"

Haechan yang tadinya sedang memainkan rambut Mark, langsung menarik rambut Mark dengan kesal. Ya benar sekali, mereka saat ini sedang bersantai dengan posisi favorite mereka, Mark yang tidur di paha Haechan.

Mark sedikit bingung dengan potongan memori yang ia dapat setelah kepalanya terbentur waktu itu. Disana, ia mendengar seseorang yang sedang menangis dan meluapkan keluh kesalnya, awalnya Mark bingung siapa itu, tapi saat "Jaemin"  menangis waktu itu suara tangisan orang yang muncul dipikirannya sama persis dengan suara tangis " Jaemin" . Hal yang membuat Mark semakin bingung, saat potongan memori itu muncul, hatinya sakit seperti dihancurkan berkeping keping. 

" Kau mengingat sesuatu ya?" Tanya Haechan curiga

" Hehe, tapi aku tidak yakin,  ini hanya potongan kecil, mungkin saja aku salah"

" Sudah lah, jangan paksakan pikiranmu untuk membawa kembali memori lamamu"

" Kenapa?"

" Kau masih bertanya? Jelas jelas dokter mengatakan itu bahaya. Jangan lakukan hal bodoh seperti itu"

" Tapi aku pensaran apa yang terjadi dulu"

" Kau tak perlu mengingatnya!"

" Lalu?"

" Kan ada aku.....Pikirkan saja aku" 

Mark terdiam, begitu juga dengan Haechan. Mark adalah orang yang mudah terbawa persaan, sehingga kalimat singkat seperti benar benar meluluhkan hatinya. 

Haechan benar benar mengutuk dirinya, ia tidak mengerti kenapa mengatakan kalimat itu. 

" Uhm... wajah mu memerah"

" Detak jantung mu cepat"

Keduanya saling diam, saling membuang pandang, hanya suara tv yang memecah keheningan tersebut. Terkadang kejadian seperti ini sering terjadi dan berakhir dengan Mark yang masuk kemar mengunci pintu dan berguling guling tidak jelas di atas kasur sedangkan Haechan di luar sana mengutuk dirinya atas hal bodoh yang ia lakukan sambil memukul pelan sofa. 

[COMPLETED] Blind Love || Markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang