05| TANGGUNG JAWAB

42.1K 3.2K 175
                                    

Hai, panggil aku ABI ya ...

Oke, di part kemarin ada yang nanya kenapa Bondan jadi miskin atau kok bapaknya bondan jadi ada. Bakal ku jawab :

Aku mau bikin cerita yang bener-bener realistis dan gak mengada-ada, cowok badboy kaya raya, punya kendaraan yang kece is okey, tapi aku mau nunjukin kalo di cerita ini orang-orgnya biasa aja, gak yang WAH bgt, org2 yang bisa kita lihat di kehidupan sehari-hari, gitu. Semoga kalian suka dengan keputusanku ini🖤

Jangan lupa vote dan komrntar ya!

Sudah dua hari sejak Bondan bertemu dengan Nora, sudah dua hari pula cewek itu tidak menampakkan batang hidungnya di manapun, bahkan biasanya ia adalah murid yang paling rajin yang sudah berdiri di depan gerbang di saat para siswa baru bangun dari...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dua hari sejak Bondan bertemu dengan Nora, sudah dua hari pula cewek itu tidak menampakkan batang hidungnya di manapun, bahkan biasanya ia adalah murid yang paling rajin yang sudah berdiri di depan gerbang di saat para siswa baru bangun dari ranjang, tapi dua hari ini Nora benar-benar tidak sekolah. Bahkan teman-temannya saja tidak ada yang tahu mengenai kabarnya.

"Kak, mau fotocopy."

Lamunannya buyar saat seorang anak SMP tiba-tiba berdiri di depan tokonya. Bondan yang tadinya lagi duduk santai di atas kursi sontak langsung mendekatinya. "Fotocopy apa, De?" tanyanya dengan halus, namanya Dea, tetangganya di gang depan.

"Mau foto copy dari halaman 10-20 ya kak." Dea menyerahkan sebuah buku paket ke hadapannya.

"Oke, tunggu sebentar ya."

Dea mengangguk kemudian duduk di atas kursi yang disediakan.

Ya beginilah kegiatan sehari-hari Bondan kalau sedang tidak sekolah, ia akan membantu bapak untuk menjaga tempat fotocopyan yang sudah berdiri sejak lima tahun yang lalu.

Tentu saja Bondan tidak malu melakukannya, ia malah senang bisa meringankan beban bapak.

Ketika semuanya telah selesai ia kembali menyerahkan hasil fotocopyan juga buku paket pada yang punya. "Nih, De."

"Berapa kak?"

"Dua ribu aja."

Setelah Dea menyerahkan sejumlah uang yang ia sebutkan dan mengatakan terima kasih, Bondan kembali duduk termennung di tempatnya.

"Apa gue samperin aja ya," gumamnya. "Tapi kalo di usir gimana."

Ia kembali bimbang, dahinya sampai mengerut dalam karena terlalu memikirkan itu semua.

"Ngelamun aja!" tegur bapak yang tiba-tiba sudah ada di depan toko.

"Pak, ngapain ke sini? Biar Bondan aja yang jaga, bapak istirahat aja di rumah."

BADBOY TO BE A DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang