Guys panggil aku ABI ya, just ABI hehe
⚠️Warning : Jangan pernah sekalipun meromantisasi kejadian di dalam cerita ini, kayak 'Bondan gentle bgt' 'Bondan lo the best deh' dsb. Karena, itu memang tanggung jawabnya, itu memang yang harus Bondan lakuin. Be smart oke?😊
Komen nama kamu dong, biar aku enak manggilnya ...
•
•
•
Takdir adalah sesuatu hal yang telah diputuskan dengan mutlak, daun yang gugur, bunga yang mekar, atau bahkan bintang yang tetap bersinar walaupun telah mati ribuan tahun yang lalu.
Dari sekian banyak takdir yang sebelumnya telah Nora bayangkan, kenapa yang ia dapat malah takdir yang sama sekali tak pernah ia prediksi sebelumnya.
Ia selalu bangun pagi, berangkat sekolah pagi-pagi sekali hanya untuk memastikan kedisiplinan para siswa PANCASILA, belajar dengan ekstra, melakukan segala hal dengan baik dan penuh pertimbangan, tetapi mengapa setelah dari banyaknya hal baik yang ia lakukan, ia mendapatkan sebuah kejadian yang di luar nalar seperti ini.
Kecerobohannya hanya bisa di hitung oleh jari, tetapi rata-rata kecerobohannya selalu berdampak besar. Yang pertama, salah memilih jalan saat berpergian yang mengakibatkan ia luntang-lantung di kota orang selama dua hari, yang kedua percaya bahwa orang terdekat yang ia anggap baik akan selalu melindunginya, dan yang ketiga mengikuti festival musik.
Andai saja saat itu ia tetap dengan pendiriannya, melakukan bimbingan belajar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya, mungkin saja semua nasib buruk itu tidak akan pernah terjadi padanya.
"Ra, hei, kok ngelamun?"
Nora terperanjat kaget saat sebuah tangan melambai di depan wajahnya. "Eh, ya ampun, sorry sorry," ia mendesah malu, didapati hilang konsentrasi saat tengah mengajar adalah suatu tindakan yang sangat tidak profesional. "Tadi sampe mana?"
Cowok yang duduk dihadapannya tersenyum lebar, kedua tangannya tergerak ke belakang guna menyangga tubuhnya. "Sampe x sama dengan tiga."
"Oh iya!" Nora kembali melarikan tatapannya pada jajaran tulisan dihadapannya. "Jadi x sama dengan tiga, kita tuker posisinya ke ...."
"Lo lagi ada masalah?" cowok itu menatapnya dengan intens.
Namanya Sean, sama sepertinya, dia juga menduduki bangku kelas tiga sekolah menengah atas. Kata orang tuanya, Sean adalah anak yang malas dan tidak mau belajar makanya ia mencari guru les untuk membantu membimbingnya, maklum, kelas tiga adalah moment paling riskan, apalagi kalau cowok ini ingin melamar di perguruan tinggi terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADBOY TO BE A DADDY
Teen FictionBerandal sekaligus tukang tawuran itu akan menjadi seorang ayah! *** Nora tiba-tiba saja terbangun di atas ranjang yang sama dengan seorang cowok yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dua minggu kemudian, ia dinyatakan hamil. Ya, itu adalah anak...