Hai, panggil aku ABI ya!!
Makasih banyak buat yang sering ramein tiap chapter😍
Jangan lupa vote dan komen juga ya di part inii ...
Happy Reading🖤
•
•
•
Siena, Adara juga Karina menatap Nora dengan tatapan horor.
"Jelasin, lo ada apa sama Bondan!" tukas Karina seraya melipat kedua tanganbya di depan dada, layaknya seorang rentenir.
"Gue, 'kan udah bilang, gak ada apa-apa antara gue sama Bondan, kebetulan aja tuh cowok baik, ada maunya kali," ucapnya dengan santai. IYA SANTAI, tapi di dalam sana jantungnya sedang disko jablai, alis Nora takut kalau semuanya ketahuan.
Sementara Adara mengamati pakaian Bondan yang melekat di tubuh Nora. "Masa sih? Kok gue gak percaya ya? Pasti ada sesuatu antara lo sama dia!"
Nora menghela napas berat. "Kalian percaya sama gue, gue gak ada apa-apa sama dia."
Siena mengulum senyum seraya mengamit sebelah lengan Nora. "Padahal kalopun elo ada apa-apa sama Bondan, gak apa-apa kali, santai aja, ya gak?"
"Gak! Lo tuh gak cocok sama dia, lo layak dapet yang lebih baik daripada dia," ujar Adara dengan menggebu-gebu.
Ya, bukan rahasia lagi, kalau Adara adalah salah satu oknum yang membenci para berandalan itu, sama dengan Nora.
"Iya, lo tenang aja, kita masih di tim yang sama kok," ucap Nora dengan santai.
"Kalian udah puas interogasi gue nih? Kalo udah, gue mau balik," ucap Nora.
"Balik? Gak asik banget, maen dulu kek," rutuk Karina.
"Main mulu, belejar ege, udah kelas tiga!" Adara dengan ganas menoyor kepalanya.
"Ntar aja belajarnya, h-1."
"Gila aja lo!"
Karina terkekeh. "Nilai bukan segalanya."
"Tapi segalanya butuh nilai, bodoh!"
Mendengar obrolan teman-temannya yang makin ngaco, Nora akhirnya beranjak dari duduknya dan menatap teman-temannya dengan intens. "Gue balik duluan gak apa-apa, 'kan? Mau nyuci baju juga." Ekor matanya melirik seragam sekolahnya yang basah.
"Oh ya udah, hati-hati, Ra!"
Nora mengangguk kemudian menyampirkan ranselnya ke bahunya dan melangkah keluar sekolah. Karena ia pulang setelah para siswa pulang, alhasil sekolah sudah sepi, angkot yang semula ngetem di pinggir jalan, kini tidak terlihat lagi.
Ya sudah, akhirnya ia berjalan beberapa langkah ke depan sana, dimana halte berada.
Ia mengamati jalanan yang lumayan sepi, lalu tatapannya terpatri pada jam yang melingkar dipergelangan tangannya, untungnya jam itu tidak mati setelah terkena air.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADBOY TO BE A DADDY
Teen FictionBerandal sekaligus tukang tawuran itu akan menjadi seorang ayah! *** Nora tiba-tiba saja terbangun di atas ranjang yang sama dengan seorang cowok yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dua minggu kemudian, ia dinyatakan hamil. Ya, itu adalah anak...