HAI, Panggil aku ABI ya ....
Guys, maafin banget baru bisa up, ada sesuatu hal urgent yang bikin upnya tertunda, maafin yaaa, semoga ke depannya gak gini lagi🙏
Btw, makasi komen di part sebelumnya, cepet bgt gila sampe targetnya!
Happy raeding🖤
•
•
•
Nora tidak tahu apa yang ia rasakan sekarang ini, semuanya jadi serba tidak enak. Setelah perdebatannya tadi siang, Bondan benar-benar terlihat sangat tidak peduli padanya.
Juga, Bondan benar-benar mendiaminya. Walaupun ia berada di bawah atap yang sama, cowok yang biasanya akan selalu mengajak ngobrol itu tiba-tiba saja seperti telah kehilangan suaranya.
Jangankan berbicara, menatapnya saja tidak, seolah tidak ada Nora di sana.
"Lo gimana sih, Gen?! Bikin masalah mulu!"
Samar-sama Nora dapat mendengar suara Bondan yang tengah memaki di luar sana.
"Nantangin gue?"
Lama-lama Nora beranjak dari duduknya kemudian mendekatkan kepala pada celah pintu, supaya dapat mencuri dengar obrolan cowok itu dengan jelas.
"Ya udah, bilang tungguin, gue otw ke sana sekarang! Gue bikin mampus sekalian anaknya."
Kedua bola mata Nora terbelalak, kalau tidak salah menafsirkan Bondan akan berkelahi. Ini tidak boleh, baru saja siang tadi ia menghajar tiga cowok sekaligus, bagaimana kalau sekarang ia tidak selamat?
Dengan spontan Nora membuka pintu kamarnya dan menghampiri cowok yang tengah mengambil kunci motornya itu.
"Lo gak boleh pergi!" serunya keras-keras hingga membuat cowok itu dengan spontan menatap ke arahnya.
Tak ada jawaban, ia hanya menatap Nora sekilas kemudian mengantongi kunci motor ke dalam saku celananya.
Sementara Nora, saat melihat Bondan akan pergi ia segera menahannya. "Tadi siang lo udah berantem dan syukur gak kenapa-napa, gimana kalo sekarang kenapa-napa? Bapak pasti marahin lo juga."
Bondan menyentak tangannya. "Apaan sih," ketusnya.
Nora menelan ludahnya susah payah, tahu gak? Ini adalah pertama kalinya Bondan memperlakukannya seperti orang asing.
Tapi tidak hanya sampai di sana, Nora harus bisa menahan Bondan semaksimal mungkin. "Kalo lo pergi, gue aduin ke bapak," ancamnya.
Bondan menatapnya dengan datar. "Sejak kapan lo mau ikut campur sama urusan gue?" tanyanya yang sangat menohok. "Pikirin aja diri lo sendiri, sama kayak lo, gue juga gak suka lo ikut campur sama urusan gue."
Setelahnya Bondan langsung pergi begitu saja, meninggalkan Nora yang malah mematung di tempat.
Sungguh, rasanya seperti ada yang sakit di dalam sana.
Bondan tidak seperti Bondan pada biasanya. Atau kah memang ini adalah sifat aslinya? Nora benar-benar tidak mengerti, kalau iya begitu, berarti ia memang tidak pernah salah menilai selama ini.
*****
Benar saja, beberapa jam kemudian Bondan pulang dengan wajah babak belur. Di belakangnya terdapat beberapa temannya yang lain, membantu membopong Bondan.
"Untung lo masih hidup, anjir. Gila aja sepuluh lawan satu," decak Beben.
Nora segera saja mendekatinya. "Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BADBOY TO BE A DADDY
Teen FictionBerandal sekaligus tukang tawuran itu akan menjadi seorang ayah! *** Nora tiba-tiba saja terbangun di atas ranjang yang sama dengan seorang cowok yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dua minggu kemudian, ia dinyatakan hamil. Ya, itu adalah anak...