page v

18.5K 2.2K 112
                                    


pukul lima sore lewat lima, latihan basketnya baru selesai. dari tadi sih, ngaso dulu pada rebahan di lapangan yang kotor itu. ya gimana ya, capek banget.

"mendung gak si weh?"

"iye, kudu buru-buru ayo dah."

dia ke loker dulu ngambil tas yang tadi dia simpen, isinya baju seragam doang sih. eh sama buku. karena ngerasa ada suara langkah yang mendekat jeno menoleh.

"kak jeno." panggil seseorang.

alisnya terangkat sebelah. "kenapa?" tanya nya dengan acuh sambil sibuk menutup dan mengunci lokernya. itu diana.

"um-- maaf banget, tapi.. bisa anterin aku gak kak? sumpah maaf banget kak tapi aku gak ada yang jemput." diana menatapnya dengan tatapan mengharap.

"telpon temen lo."

"hp ku mati kak."

"hp gue."

"anu.. aku gak inget nomornya."

jeno mendengus dengan keras. ya mau gimana lagi, anak orang minta tolong yakali dia antepin gitu aja. mana adek kelas lagi. "yaudah ayo." katanya sambil berjalan lebih dulu.

sedangkan di belakang diana tersenyum puas. yes! berhasil begitu batin nya. dia buru-buru ngikutin langkah jeno dari belakang dan berjalan di sampingnya.

yah, mungkin besok akan ada sesuatu.

* * *

"jen! kok gak neduh dulu sih?!" ujar si mamah yang khawatir lihat anak sulungnya pulang hujan-hujanan.

jeno memarkirkan motornya ke dalam garasi. ia membuka helm lalu bernafas lega. huh sampe juga. "nanggung mah, tadi hujan nya kecil kok."

"ck kamu mah. bentar mamah ambilin dulu handuk ya."

jeno tersenyum. ia turun dari motornya, seluruh badan nya udah basah. wah tas juga ikutan basah, jadi khawatir buku-bukunya ke basahan juga gak ya. kalo seragam sih gak masalah soalnya jeno masih punya lagi.

"makasih mah, kok udah pulang sih?"

"iya, waktu mendung mamah khawatir jadi pulang cepet aja."

"papah? jisung?"

"papah masih ngantor kok, jisung ada tuh di kamarnya."

"ohh."

"udah sana masuk mandi ya."

"iya siap."

* * *

tahu gak ini jam berapa? jam enam sore. jaemin lagi rebahan di kasurnya. dia baru selesai mandi sore barusan. masih hujan, meski gak segede tadi. tapi udara nya tetep aja dingin. bikin dia betah rebahan di kasur.

"ADEK TURUN SINI!" teriakan abangnya bikin jaemin berdecak.

"yaila, gak di restuin banget gue rebahan." gumam nya dengan nada kesal, sambil berjalan keluar kamar dan menuju ruang keluarga.

[✓] ojek pribadi | nomin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang