page xx

11.7K 1.4K 76
                                    

jeno mengangkat sebelah alisnya setelah denger ucapan izin dari penumpang setianya, "mau ngapain emang?"

"engga ngapa-ngapain, dia ngajak bareng ajaa. sekalian mau jajan gituu, boleh?"

jeno menghendikkan bahunya, "terserah, kalo lo mau ya boleh. kalo ada apa apa telpon gue secepetnya."

jaemin mengangguk dengan cepat, ia tersenyum puas. "okey! dadah gue duluan!" ujarnya sambil berlari kecil lebih dulu.

ninggalin jeno yang masih duduk di bangkunya sambil tetep liatin pintu yang baru aja di lewatin jaemin, sedangkan haechan sama renjun yang dari tadi nontonin mereka juga masih duduk di bangkunya.

"jaemin pulang sama siapa emang jen?"

"sebian."

"hah? sebian? yang tetangga baru haechan?"

"hm."

renjun dan haechan saling melirik setelah denger jawaban singkat nya, errrr. emang sih, mereka ada firasat gitu kalo si sebian tuh tertarik? mungkin ya, atau apa gitu pokoknya kek pengen deket gitu sama jaemin tuh.

keliatan sih waktu itu pas ngobrol sama mereka.

"terus lo izinin?"

"yakali engga?"

"ya.. tumben aja? keknya gue gak pernah liat jaemin pulang sama yang lain, ya kecuali pas kalian lagi marahan sih."

jeno menghela nafas sambil membawa tasnya, "yaudah lah, gue juga gak bisa larang kan? bukan siapa-siapanya." ujarnya sambil tersenyum miring dan berdiri dari duduk.

"terus kenapa lo gak ikut?"

"kata siapa?" jeno menoleh sambil tersenyum bikin keduanya tertegun.

"hah?"

tanpa menjelaskan lebih lanjut, jeno keluar kelas.

* * *

"penuh banget.." jaemin mengerutkan keningnya, hah. moodnya jadi anjlok gini, perkara tempat jajan yang diinginkan nya penuh.

"mau pindah tempat? cari yang lain aja?"

"tapi ini yang paling enak.."

sebian mengerutkan keningnya, dia tampak berpikir keras supaya bisa bikin anak itu senang. "hah, terus gimana. mau nunggu aja?"

"boleh nunggu aja gak sih?"

"panas jaemin, lama. panjang banget itu ngantri nya."

jaemin cemberut, "pengen itu asli..."

"cari yang lain yuk? gue jamin lebih enak.."

"gak--"

"pegang, duduk di motor gue, adem. anteng aja, yang biasa kan? gue yang beli." sebuah suara nyerobot disaat sebian sibuk ngebujuk, bikin keduanya kaget.

terutama jaemin yang tiba-tiba di sodorin helm, sedangkan si pelaku alias jeno pergi begitu saja menuju antrian.

ia berkedip. "KOK ADA DISINI?" percuma, teriakannya gak di gubris jeno, sebab anak itu lebih milih lanjut jalan.

sebian juga ikut berkedip, "lo ajak jeno?"

jaemin menggeleng. "engga.." tanggapnya sambil terus liatin punggung jeno yang sekarang panas-panasan ngantri demi dirinya.

[✓] ojek pribadi | nomin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang