5 | Disrespect

178 31 0
                                    


╔═════ஓ๑♡๑ஓ═════╗

•5• You have been there, you see everything, but you act like you never cares

"Ketua!"

Gadis bersweater hitam dengan rok abu itu menghentikan langkah kaki jenjang nya. Ia berbalik mendapati seorang laki laki jangkung berfreckles tengah berjalan kearah nya tergesa gesa.

Gadis itu mengernyit. "Ada apa?"

"Apa aku boleh menukar sift hari ini? aku lupa membawa tugas ku, setidaknya jika aku berjaga di UKS, Bu Laura tidak akan menghukum ku!" ucap nya sambil berusaha mengatur kembali napas nya.

"Yang bertugas hari ini adalah Kak Eld. Kau bisa bernegoisasi dengan nya."

Decakan kecil keluar dari mulut laki laki itu. Dia mengacak rambutnya frustasi. "Kau tau Eld itu seperti apa. Dia pasti tidak akan mau."

"Bilang saja kalau aku yang meminta nya karena besok aku akan mengajak nya mengambil obat menggantikan dirimu, Marco."

"Benarkah? kalau begitu aku akan mencari nya dulu. Terimakasih banyak, Ketua!"

"Jangan memanggil ku se formal itu. Panggil saja dengan nama ku."

"Ah rasanya akan lancang jika aku memanggil mu begitu."

"Kau ini ada ada saja! yasudah cepat cari dia atau kau akan terlambat!"

"Baiklah, sampai jumpa!"

Rai mengangguk sekali lalu membalikkan tubuh nya. Tangan nya sudah lelah membawa setumpuk buku buku tebal yang ia pinjam dari perpustakaan sekolah. Pagi ini udara cukup dingin mengingat bulan Oktober akan segera berakhir dan musim panas juga akan segera terganti oleh musim gugur.

Ia mengerjap beberapa kali lalu melanjutkan langkah nya. Hari ini seperti biasa dia akan pergi ke kelas untuk menemui sahabat nya dulu lalu sesekali pergi ke UKS untuk memeriksa keadaan disana. Sejak menjadi Ketua PMR di sekolah, tanggung jawab nya banyak dan kesibukan nya juga bertambah.

Kaki jenjang nya berhasil menapak di kelas Bahasa 1 yang lumayan ramai karena sebentar lagi bell masuk kelas akan segera berbunyi.

"Selamat pagi, Nona cantik!" sapa seorang laki laki plontos dengan sebuah roti dan susu di tangan nya.

"Pagi, Connie. Sarapan berjalan lagi?"

Connie tertawa. "Yah, aku tidak sempat menghabiskan nya di rumah. Jadi aku memutuskan untuk memakan nya saat menuju kemari."

Connie memang memiliki kebiasaan yang bisa dibilang cukup buruk. Ia selalu saja bangun kesiangan dan berakhir harus memakan sarapan nya sambil berjalan ke sekolah. Apalagi rumah Connie hanya berjarak 700 meter dari sekolah.

Tentu saja jarak yang pendek seperti itu membuatnya menjadi lebih malas untuk bangun awal. Padahal Rai sudah beberapa kali menasehati nya, tapi laki laki itu tak pernah melakukannya.

"Sasha dimana?"

"Ijin, sakit katanya."

"Benarkah? sakit apa?"

"Sakit perut. Dia terlalu banyak makan pedas kemarin."

"Aish! anak itu memang tidak akan pernah jera!" kepala Rai menggeleng heran. Pasalnya ini sudah yang kedua kalinya Sasha tidak sekolah dengan beralasan sakit perut. Gadis itu memang tidak pernah memperhatikan makanan nya, asal kenyang, yang lain nya tidak ia pedulikan.

"Pagi!" sapa seorang gadis blonde bernetra biru laut.

Rai tersenyum gemas. "Pagi, Historia! dimana Ymir?"

My Fiance✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang