21 | Cuddle

217 20 4
                                    

..••°°°°••..

That faint voice of yours that grazed me
Please call my name one more time
I'm standing under the frozen light, but
I'll walk step by step towards you
Still with you
-JJK

BYUR

Gadis itu mengigil kedinginan bersamaan dengan seember air yang membasahi tubuh jangkung nya yang terduduk diatas tumpukan salju. Kaki nya menjadi lemah dan hampir beku karena tertutup oleh butiran butiran salju yang semakin lama semakin melimpah.

Bibir ranum nya membiru, berusaha mengucapkan sebuah kalimat pembelaan. Namun, sial nya lidah nya terasa kelu sampai tak bisa berkata apa pun. Bukan nya tak bisa melawan. Tapi, ia tak kejam dan suka balas dendam seperti tiga gadis di depan nya.

"Bagaimana? apa kau sudah merasa hangat? apa aku perlu menyirami air lagi padamu?" gadis berperawakan mungil itu mengambil botol minum milik teman nya lalu mengguyur kembali tubuh jangkung Rai yang terduduk di bawah nya. "Kau itu menyebalkan sekali! harusnya kau mendapat yang lebih buruk dari ini. Di buang ke jurang misalnya? hahahahaha!"

Tiga gadis itu serempak tertawa cekikikan sudah seperti nenek lampir yang mendapat mangsanya. Salah satu diantara mereka adalah Pieck yang sangat sangat kesal pada Rai sejak kejadian di depan minimart.

"Kau sudah merebut kekasih ku! kau juga membuat nya menjadi kasar padaku! jadi sekarang, terimalah akibatnya!"

DUGH

Satu tendangan tepat mengenai ember berisi sisa air yang di pegang oleh tangan Pieck. Sontak itu membuat semuanya terkejut. Padahal Pieck hendak menyiramkan air itu pada tubuh Rai.

Netra hazel Jean menggelap. Ia mendorong Pieck sampai terhuyung lalu menghampiri Rai. Tangan nya tergerak mengangkat dan menggendong tubuh Rai yang mengigil kedinginan ala bridal style. "... adalah hal bodoh jika kau berani melukai gadis ku sampai seperti ini!" emosi Jean memuncak. Tak tega melihat Rai yang terlihat pucat pasi di gendongan nya. "Apa kau pikir aku tidak akan mengetahui niat buruk mu?! kau itu terlalu bodoh! brengsek! kau telah melukai nya. Tunggu dan lihat saja apa yang bisa aku lakukan agar kau membayar ini semua!"

Jean yang tersungut langsung membawa pergi Rai. Ia tak ingin menghiraukan ucapan siapapun kali ini. Yang terpenting sekarang adalah membawa Rai ke tempat yang hangat dan mengobati luka di kaki nya.

Sementara Pieck dan antek antek nya hanya terdiam karena kemarahan Jean yang sudah tak terbendung. Tentu saja itu karena perbuatan mereka yang sudah tidak bisa di maafkan lagi. Jean seharusnya bisa memberi pelajaran pada mereka, terutama pada Pieck. Tetapi, ia tak bisa bersikap kasar pada seorang gadis.

⋆ ☄︎.
·˚ * 🔭

[including 18+]

Tangan telaten Jean masih menggosok gosokkan sebuah handuk kecil untuk mengeringkan surai abu abu Rai yang basah. Ia memutuskan untuk membawa gadis itu pulang ke rumah nya karena jarak nya yang lumayan dekat dari gedung terbengkalai di belakang sekolah.

Beruntung saat ia hendak mengajak Rai untuk pulang bersama, Marco melihat gadis itu di seret paksa oleh Pieck dan antek antek nya lalu mengadukan nya pada Jean yang kebetulan berpapasan dengan nya saat di koridor. Alhasil Jean harus berkeliling mencarinya dan menemukan nya di depan gedung itu.

"Apa kaki mu masih sakit?"

Rai mengerjap lalu menunduk memijat kaki nya yang sudah terasa lebih baik. "Sudah baik baik saja. Tidak usah khawatir."

"Gadis itu harus di beri pelajaran. Jika tidak, dia akan semakin keterlaluan." gerutu Jean, masih kesal dengan kejadian tadi.

Kedua sudut bibir ranum Rai terangkat membentuk sebuah senyuman kecil. "Biarkan dia menyadari kesalahan nya sendiri. Itu akan membuatnya berhenti sendiri,"

My Fiance✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang