13 | Taking care

145 24 7
                                    

..••°°°°••..

•13• Aku tak tahu sejak kapan aku mulai memikirkan mu. Aku rasa aku sudah jatuh

Entah apa yang gadis itu ingin ucapkan, yang jelas, saat ini, pikiran nya terus saja di penuhi oleh wajah Rai. Sekelebat ingatan tentang ucapan gadis itu mulai muncul memenuhi isi otak nya. Sejak tadi ia termangu dengan pikiran nya yang kalut. Perasaan nya seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu.

Ia mengacak rambutnya frustasi lalu meletakkan sebuah bracelet berisi gantungan berbentuk kunci kecil yang terbuat dari emas putih di sebuah kotak kecil yang selalu ia simpan dengan baik. Ia berdehem pelan lalu menoleh ke arah dua sahabatnya yang tengah memainkan game online di ponsel mereka masing masing.

"Oi Reiner?!"

"Hm?"

"Apa kau pernah membenci seseorang?"

"Ya, aku membenci mu." saut Reiner gamblang dengan sepasang manik mata nya yang masih terfokus pada layar ponsel nya.

Jean berdecak. "Aku serius, bodoh!"

"Kenapa kau bertanya begitu, huh? kau mulai memikirkan Rai?"

Netra hazel Jean membola. "Kau cenayang, ya?"

"Tck, aku anak nya mbah dukun. Ada apa memang nya kau tiba tiba memikirkan Rai?"

"Kemarin dia mabuk."

Reiner tersentak, ponsel di genggaman nya hampir saja melayang mengenai wajah paripurna Bertholdt. "Dia mabuk? kau memberinya minuman? brengsek!"

"Tenang lah! dia sudah baik baik saja sekarang."

"Tetap saja kau membuatnya meminum minuman seperti itu!"

"Gadis itu jadi membuatku mengkhawatirkan nya sekarang."

"Tch, kau mulai menyukai nya?"

"Entahlah. Dia berbicara banyak kemarin. Aku pikir orang orang akan berbicara jujur disaat saat seperti itu."

"Apa katanya?" kini Bertholdt yang bertanya dengan wajah penasaran.

"Dia bilang kalau aku menyakitinya. Dia juga bilang kalau dia...mencintai ku."

Netra kelam Reiner memanas. Ia beranjak dari sofa lalu melipat kedua tangan nya di dada. Mulai menganggap serius perkataan Jean. "Lalu?" tanya nya.

"Dia bilang jika aku mengingkari janjiku."

"Janji apa maksudnya?"

"Aku tidak tau. Dia langsung terlelap setelah itu."

"Aish! kau ini benar benar! kau tanyakan saja nanti."

"Aku akan bertanya jika aku ingat."

Drrt

Ponsel Jean terus saja bergetar sejak tadi. Ia meraih ponsel yang tergeletak diatas meja lalu mengernyit saat melihat nama si pemanggil. Laki laki itu berdiri dari sofa lalu berjalan menjauhi dua laki laki yang tengah berunding soal soal tidak jelas dan tidak ada gunanya.

"Hallo?" sapa Jean setelah menerima sambungan nya.

"Hallo, Jean?"

"Ada apa?"

"Apa aku menganggumu?"

Jean menghela napas panjang. "Tidak. Apa yang ingin kau katakan?"

"Aku ingin menangakan soal kemarin. Elvern bilang kalau aku kemarin mabuk. Apa itu benar?"

"Ya."

My Fiance✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang