6 | Luka

182 24 2
                                    

╔═════ஓ๑♡๑ஓ═════╗

•6• Kau yang terluka, lalu aku yang akan merasakan sakit nya. Ini tidak adil.

Masalahnya cukup pelik. Tetapi, ini sama sekali bukan tanggung jawab nya untuk menyelesaikan semua ini sendiri. Rumor itu beredar sangat cepat ke seantero lingkungan SMA Zervard. Otak nya bingung, tak habis pikir dengan keadaan yang terjadi saat ini. Entah ia harus merasa senang atau sedih atas rumor yang beredar.

Pertengkaran yang terjadi diantara Ketua club karate dan salah satu anggota club futsal itu memenuhi hiruk pikuk sekolah yang semakin menjadi. Ia terus menautkan kedua alisnya menampakkan sebuah kerutan yang tak cocok untuk wajah manis dan mungil nya.

Teman sebangku nya juga terus berdebat dengan laki laki plontos yang duduk dibelakang nya. Ditambah lagi kegaduhan yang memenuhi ruangan kelas membuat pikiran nya kalut dan tak karuan.

"Menurut mu, apa yang akan terjadi setelah itu?" tanya Sasha. Gadis berkuncir kuda yang mengubah ekspresi nya menjadi begitu serius.

Rai mengedikkan bahu nya. "Aku tidak tau harus bagaimana. Orang orang juga tidak tau kalau aku adalah tunangan Jean."

"Benar juga. Tapi, pertengkaran antara Galliard dan Jean itu jelas jelas karena memperebutkan Pieck. Aku tak habis pikir dengan tunangan mu itu, Rai!"

Rai hanya mendengus. Ia membenamkan wajahnya diatas meja dengan kedua tangan nya yang terlipat sebagai tumpuan. Kalau terus seperti ini, semua orang akan berpikir bahwa Jean benar benar mencintai Pieck dan pertunangan nya juga akan kandas.

Netra kelam nya yang sejak tadi memanas, akhirnya meloloskan air mata yang sejak tadi mendesak untuk keluar. Sungguh, ia tak tahan dengan semua ini. Tapi, ia juga tidak bisa melakukan apa pun, tak ada cukup keberanian dalam dirinya untuk melakukan sesuatu. Yang ia pikirkan adalah hasil dari apa yang akan ia lakukan. Sebenarnya hanya satu hal yang ia takuti sekarang. Kebencian. Ia tak ingin Jean benar benar membenci nya.

Jika laki laki itu tak bisa mencintainya, tak apa, itu bukan masalah untuk Rai. Tapi, rasa benci, itu beda lagi. Ia tak ingin tunangan nya itu membenci nya, ia takut dengan perasaan itu.

"Rai? apa kau tertidur? ada yang mencari mu." ujar Sasha seraya mengguncang guncang tubuh Rai.

"Bilang padanya aku lelah," saut Rai dengan suara yang parau.

"Kau menangis?" tanya seseorang dengan suara bariton nya yang khas. Sontak itu membuat Rai buru buru menghapus jejak air mata nya lalu mendongak mendapati obsidian abu abu yang menatapnya datar.

"K-kak Levi?!"

Gadis itu refleks berdiri karena terkejut. Ini adalah yang pertama kali nya Levi repot repot datang ke kelas nya seperti ini. Sepertinya ada hal penting yang membuat laki laki itu datang kemari. Kedatangan nya tentu membuat beberapa siswi menjerit histeris. Siapa sangka, most wanted SMA Zervard berada di hadapan mereka dengan gaya yang cukup berantakan.

Levi mengangkat sebelah alis nya. "Ada yang ingin aku tunjukkan." Tanpa ba bi bu lagi, laki laki itu langsung menarik pergelangan tangan Rai. Membawa nya keluar dari dalam kelas menuju perpustakaan yang hanya berjarak beberapa meter dari kelasnya.

Pintu perpustakaan yang lumayan besar itu terbuka sangat lebar. Padahal di dalam sana sedang sepi. Hanya ada Pak Gaeren yang menjaga perpustakaan.

"Duduk lah," titah Levi pada Rai.

Rai mengangguk lalu mendudukkan bokongnya di kursi dekat jendela perpustakaan. "Apa yang ingin kau tunjukkan, Kak?"

"Ini,"

My Fiance✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang