16 | Kehilangan

191 24 6
                                    

..••°°°°••..

16• Aku tidak tahu sejak kapan aku mulai merindukan mu.

Jean POV

Sejak kejadian di lapangan, aku dan Rai sudah tak pernah bertemu lagi. Bukan nya aku tak mencari nya, tapi gadis itu selalu saja menghindari ku. Keberadaan nya seperti di telan bumi. Jauh dari pandangan ku dan tak pernah ku lihat lagi netra gelap nya yang selalu membuat ku teringat akan seseorang dari masa lalu ku.

Rasanya hampa jika tanpa dirinya. Entah sejak kapan aku mulai merasa begini. Aku merasa kalau sesuatu telah hilang dari ku. Seperti ada yang mengganjal dan membuatku merasa kesepian. Biasanya ia selalu saja menggangguku. Tidak, aku tidak merasa terganggu tapi pikiran ku mengclaim bahwa dia adalah penganggu.

Dia akan membawakan makanan ku, memperhatikan ku, mengerjakan tugas ku. Tapi untuk saat ini, aku bahkan tak melihatnya di mana pun. Di sekolah pun aku tak melihat nya. Aku sempat menanyai keberadaan nya pada teman teman kelasnya, sayang nya mereka juga ikut bungkam.

Hubungan ku dan Pieck, berjalan seperti biasa. Hanya saja, setelah kejadian itu, aku mulai merasa jengah meladeni nya. Aku tidak tahu mengapa, aku hanya merasa jika dirinya sudah menyakiti Rai dan aku tidak menyukainya.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Laki laki bersurai pirang itu menghela napas panjang lalu menatap ku dengan ekspresi yang tidak bisa di tebak. "Kau sudah keterlaluan."

"Aku tau,"

"Jika saja aku disana hari itu, mungkin aku juga akan ikut menghajar mu."

"Tapi aku tak bermaksud. Aku tidak tau jika Pieck merekam Rai saat dia mabuk."

"Lalu? apa kau memarahi Pieck? apa kau memberi gadis itu pelajaran? .... tidak, kan?"

"Aku masih memerlukan diri nya. Jika dia menjauhi ku, rusak sudah rencana ku."

"Selama ini kau hanya berpura pura mencintai nya. Rai juga sudah menjauhi mu, apa kau masih memerlukan bantuannya?"

"Aku tidak tau. Rai menjauhi ku, tapi aku malah tidak suka."

"Kau itu brengsek, Jean."

"Aku tau, aku memang seburuk itu. Tapi yang aku lakukan itu hanya demi dirinya,"

"Kau ini bicara apa?! kau terus saja berbicara soal dirinya. Orang yang bahkan entah berada dimana!"

"Tapi aku mecintai nya! aku sedang frustasi! melihat Rai seperti aku melihat nya!"

"Terserah kau saja! aku sudah muak dengan ucapan mu itu!"

Reiner berdiri dari duduk nya lalu melenggang meninggalkan ku. Aku tahu, dia pasti sedang kesal dengan ku. Jika saja Rai menerimanya, Reiner pasti bisa menjaga Rai lebih baik dari ku.

Ku ambil sebuah batu kecil yang tergeletak bebas di samping ku lalu melemparnya ke arah danau buatan di depan ku. Pikiran ku saat ini benar benar kacau. Beberapa hari tak bertemu dengan Rai sudah membuat ku frustasi. Entah apa yang terjadi pada diri ku. Aku juga tidak mengerti.

Helaan napas panjang akhirnya keluar dari mulutku. Aku berbalik ke arah jalanan, melirik sebuah pohon yang tertutup salju, di seberang tempat ku berdiri. Aku mengernyit saat tak sengaja menangkap sosok jangkung yang sangat sangat aku kenali.

Gadis itu tengah berdiri di bawah pohon dengan sebuah kantung belanja di pelukan nya. Kaki ku langsung melangkah mendekat ke arah nya.

"Rai?!" teriak ku saat sudah berada di dekat nya.

My Fiance✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang