..••°°°°••..
•14• Aku hanya merasa jika aku perlu melindungi mu
Jean POV
Aku tidak tahu apakah yang ku lakukan ini benar atau salah. Sejak saat itu, aku mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Debaran saat bersama nya, lalu rasa gundah ketika jauh dari nya. Seperti seseorang dari masa lalu ku yang sampai saat ini membuat ku menunggu.
Entah dia sedang dimana dan sedang apa sekarang, aku pun tidak tahu. Aku harap suatu saat dia akan kembali, segera. Wajah mungil nya, netra gelap nya, semua nya sama. Melihat Rai membuatku selalu teringat pada nya. Kalau boleh jujur, aku memang berharap kalau selama ini, orang yang aku tunggu adalah diri nya.
Tapi, sepertinya itu akan tetap menjadi angan karena ia bahkan tak pernah mengatakan sesuatu yang membuatku teringat pada masa lalu.
Gadis itu tampak serius dengan buku buku diatas meja belajar nya. Dia bahkan seperti sedang mengacuhkan ku walaupun dia sedang mengerjakan tugas ku. Aku tersenyum miring. Ku raih sebuah pena dari dalam tempat pensil merah muda nya lalu melilitkan nya pada anak rambut yang menutupi wajah Rai.
Rai merengut. "Jean, jangan ganggu aku dulu.."
Aku tak menghiraukan nya. "Kau jadi semakin berani, ya?"
Netra gelap nya mengerjap lalu menatap ku. "M-maafkan aku!"
"Hahahahaha! kau ini takut sekali!"
"Jean kau- aw!"
Rambut pendek Rai tersangkut di pena yang aku gunakan untuk melilit rambutnya. "Maaf! biar aku lepaskan!"
Aku mencoba melepaskan anak rambut Rai pelan agar tak tertarik dan malah menyakitinya. Jarak ku dan wajah nya teramat dekat. Bahkan aku bisa melihat pipi nya yang bersemu merah. Sungguh, itu membuat ku gemas!
Surai abu abu nya sangat lembut juga wangi. Aku menarik napas, mencium wangi bubble rose yang melekat di rambut nya. "Rambut mu wangi sekali," ucap ku seraya menarik kembali pena nya.
"E-eh? benarkah? aku memang baru saja selesai keramas tadi,"
"Begitu... kau tidak masalah jika aku meminta mu untuk mengerjakan tugas ku?"
"Tidak masalah. Lagi pula janji ku harus di tepati satu bulan penuh."
Jean mengernyit. "Kau tidak masalah sama sekali? apa kau tidak marah?"
"Aku hanya lelah, Jean. Tapi aku merasa senang bisa membantu mu."
Padahal menurut ku, apa yang di lakukan bukan lah merupakan sebuah bantuan belaka. Tapi, suruhan dan paksaan dari ku. Aku tak habis pikir, kenapa dia bisa se sabar itu? bahkan aku selalu menyakitinya dan berniat membuatnya membenci ku.
Aku juga tak pernah bersikap baik pada nya kecuali belakangan ini. Aku selalu berkata kasar atau bahkan tak mengindahkan satu pun perkataan nya. Aku jadi penasaran seberapa banyak kesabaran yang ia miliki.
"Kalau kau lelah, istirahat saja."
"Tidak usah, sebentar lagi akan selesai."
"Kau mengambil jurusan Bahasa, tapi kau juga mengerti soal ekonomi seperti ini."
Rai terkekeh seraya mengibas ngibaskan tangan nya. "Aku bisa mencari jawaban nya di internet!"
"Aish! benar juga! hahahaha!"
Kali ini, untuk pertama kali nya, entah aku mendapat dorongan darimana, aku bisa tertawa lepas seperti ini. Melihatnya tertawa seperti itu, membuat wajah nya benar benar terlihat sangat cantik. Bahkan aku baru menyadari nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiance✔️
Fanfiction╭┈─────── ೄྀ࿐ ˊˎ- ╰┈➤ ❝ [ 𝐌𝐲 𝐅𝐢𝐚𝐧𝐜𝐞 ] ❞ 🖇·˚ ༘ ┊͙[Ⓙⓔⓐⓝ Ⓚⓘⓡⓢⓒⓗⓣⓔⓘⓝ ] ! ˊˎ . . . ⇢ ˗ˏˋ [ Benar atau salah aku memang tidak pernah mencintaimu. Walau kau terus mengurungku dalam sebuah ikatan yang bahkan tak pernah aku inginkan. Hanya demi...