twenty six : teman untuk dansa

669 85 1
                                    

dan ana pun tidak tahu

▃▃▃▃▃▃▃▃


Keesokan pagi nya Ana dan Athy seperti biasa pergi minum teh bersama ayah mereka tapi hari ini Athy akan meminta ayah mereka untuk menjadi teman dansa nya dan juga orang yang dapat mengantar mereka ke aula dansa.

"Ayah ayah.." panggil Athy dan mulai menunjukkan wajah khawatir serta cemas walau Ana yakin setengah dari akting nya adalah perasaan aslinya. "Aku sangat cemas dengan debutante ku, bagaimana kalau sangking cemas nya aku membuat kesalahan?"

"Kau bisa membuat kesalahan."

Tapi Athy tidak merasa tenang dengan perkataan sang Ayah. "Aku bekerja keras dalam berlatih dansa, tapi aku tetap khawatir."

"Apa yang perlu kau khawatirkan? Jika kau membuat kesalahan, itu adalah salah Felix yang tidak bisa menjaga mu dengan baik." Claude dengan acuh tak acuh mengatakan hal itu, nampaknya ia masih tidak rela putri nya akan berdansa dengan orang lain.

Ayah.. jika Felix mendengar katamu dia akan menangis, batin Ana sambil tersenyum merasa lucu. Athanasia juga jadi merasa kasian dengan Felix.

"Tapi seseorang bisa saja mengatakan hal jahat tentang ku dan Ana."

Claude memincingkan matanya dengan aura dingin yang menguak darinya. "Maka itu akan menjadi kata terakhir yang dia ucapkan."

"Ayah menakutkan tapi aku terharu." Ana mengangguki telepati Athy, keduanya saling melirik dan dengan senyuman menyemangati Ana supaya Athy dapat melanjutkan kata-katanya.

"Kau tidak perlu terlalu memikirkan nya, berdansa lah sekali untuk formalitas dan pergi setelahnya." Setelah mengatakan itu Claude meminum teh lippe nya dengan santai.

"Sebenernya Ayah.." tutur Athy pelan sambil menoleh sebentar kearah Ana yang mengangguk menyuruh Athy meneruskan kata nya. "Aku dan Ana berharap untuk menggandeng tangan Ayah ketika memasuki ruang dansa."

Ana dapat melihat gerakan Claude terhenti, tapi walau begitu Athy tidak berhenti sampai situ saja.

"Aku juga ingin dansa pertama ku bersama Ayah, dan aku ingin Ayah menjadi orang pertama yang mengucapkan kata selamat pada debut ku sebagai seorang perempuan berusia empat belas tahun."

Athy terus mengatakan kesedihan nya ditambah dengan cemberut kecil. "Tapi Ayah kau tidak menyukai hal-hal semacam ini kan?  Karena itu aku meminta Felix sebagai teman dansa, hanya saja.. aku benar-benar ingin pergi bersama mu."

"Bagaimana pun.. debutante hanya sekali seumur hidup," ujar Ana mengipasi api yang mulai memericik menjadi kobaran hebat.

Athy menghela nafas sedih. "Tapi aku tahu aku tidak boleh terlalu serakah, aku yakin Felix akan menjaga ku dengan baik. Aku akan mencoba yang terbaik untuk membuat mu bangga!"

Tak lama setelah Athy mengatakan itu Claude dengan segera menjawab seolah tidak ingin membuat putri nya kecewa lebih lanjut. "Yah, kalau kau sangat menginginkan nya—" Claude meminum teh lippe dalam satu teguk dan menaruh cangkir ke arah piring teh. "Maka bukan sesuatu yang tidak bisa aku lakukan."


"Benarkah?!" Athy menatap Claude dengan mata berbinar dan wajah brseri yang nampak sangat bahagia. "Kupikir kau tidak menyukai hal-hal semacam itu."

"Satu atau dua dansa bukanlah masalah besar." Claude mengatakan dengan sengaja sambil melirik Ana yang acuh tak acuh, Ana bahkan nampak tidak terlalu tertarik dengan percakapan ini dan hanya duduk santai sembari sesekali memakan kue yang disajikan.

"Tapi dari yang kudengar anak perempuan tidak benar-benar memiliki ayah mereka sebagai teman dansa mereka sekarang ini. Orang-orang mungkin akan mengkritik."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the twins | 𝐰𝐦𝐦𝐚𝐩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang