twenty four : teman dansa pertama

1.3K 169 15
                                    

ana dan athy pun bingung

***

Dalam bebera bulan ini, Cassio Waltz telah diangkat menjadi Perdana Mentri termuda sepanjang sejarah Kekaisaran Obelia.

Hanya di usia nya yang keempat belas tahun.

Walau banyak yang tidak suka, dengan alasan ia terlalu muda dan kurang pengalaman. Namun juga banyak yang mendukungnya entah itu dengan alasan murni atau ada konspirasi dibaliknya.

Yang pasti..  Cassio saat ini sudah menjadi Perdana Mentri. Ana dan Athy merasa sangat bangga akan sahabat mereka satu itu.

Kini Ana sedang duduk di hadapan Cassio yang lagi-lagi memiliki tampang lelah dengan kantung mata yang terlihat jelas di wajah nya yang mulai berubah menjadi lebih dewasa.

"Cassio, bagaimana kalau kita sudahi dulu mengurus dokumen nya?"

"Bagaimana aku bisa bersantai kalau dokumen-dokumen ini belum selesai?" Cassio menghela nafas kasar. Kelelahan nya sudah berada di ujung tanduk, tapi ia tetap keukeuh untuk terus meneruskan pekerjaan nya.

".. Kau tahu kan semenjak Kaisar ke Sepuluh, sekarang rapat pagi hanya diadakan setiap seminggu tiga kali?" Ana lalu merapihkan beberapa dokumen sesuai kategorinya. "Dan besok bukan jadwal rapat pagi.. jadi jangan terlalu melelahkan dirimu."

Ana merasa kasihan dengan Cassio. Bagaimana tidak? Dia masih muda tapi sudah memiliki tanggung jawab seberat ini.

Dan ayahnya satu itu juga cukup kejam dengan memberikan begitu banyak tugas pada Cassio dengan dalih bahwa itu adalah tugasnya.

Ana selalu merasa kalau Cassio dilahirkan di generasi yang salah.

"Apa yang kau pikirkan?"

"Tidak ada.." balas Ana tenang, ia lalu meminta pelayan yang ada di dalam ruangan untuk membawakan kudapan dan teh.

"Ana—"

"Aku tidak terima penolakan," walau Ana tersenyum namun senyuman nya itu nampak mengancam yang membuat Cassio dengan cepat mengangguk dan merapihkan dokumen nya ke samping.

Tak lama pelayan pun menaruh kudapan berserta teh diatas meja dan pamit undur.

"Bukankah kau punya bawahan? Kenapa tidak menggunakan nya?" tanya Ana sadar bahwa Cassio selalu nengerjakan tugasnya sendiri, dan hanya meminta bantuan bawahan nya ketika ia terlalu banyak hal yang harus diurus.

Cassio menghela nafas sambil mengangkat cangkirnya dan menyeruput pelan, merasa cukup segar dengan meminum teh. "Tim yang dibuat oleh Ayah ku memang yang terbaik," jawab Cassio. "Tapi aku tidak bisa mempercayakan tugasku begitu saja."

"Aku mengerti, tapi jika kau tidak memberikan mereka pekerjaan.. bukankah mereka hanya bersantai namun tetap digaji?"

Cassio pun menatap Ana dengan tatapan terkejut.

"Bukankah itu seperti menghina buruh dan para pekerja keras yang selalu bekerja pagi dan pulang pagi?"

Cassio terdiam.

Ana tersenyum. "Cassio.. kau harus memberikan mereka pekerjaan, bahkan yang mudah dan kecil sekalipun. Kalau kau tidak mempercayai mereka.. kau berikan saja dokumen yang tidak begitu penting dan bukan rahasia negara."

the twins | 𝐰𝐦𝐦𝐚𝐩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang