14. a hope

65 14 45
                                    

Part.14

A Hope

Ketika sesuatu yang hilang, sebenarnya ia tidak benar-benar pergi. Namun sang kuasa menggantinya dengan sesuatu yang baru. Entah itu seseorang, perasaan ataupun cinta.

Harapan itu ada, kapan dan di manapun.

🌸🌸🌸


Masa kini.

Malam yang hening, membawa Kim Yong Joon semakin terperangkap pada kenangan masa lalunya, mengingat segala masa perceraiannya dengan Ariana.

Suasana hatinya semakin gusar, merasa tak kuasa menahan beban sesak di dadanya selama ini. Hingga salah satu lengan kekarnya menyyenggol cangkir kopi itu dan terjatuh pecah ke lantai.

Prank...

Maya pun terbangun dari tidurnya, menoleh ke sana ke mari dalam ruangan kamar itu, mencari keberadaan Kim Yong Joon.

"Yong Joon, di mana kau?" ia lalu turun dari kasurnya menuju ke luar kamar.

"Yong Joon..." masih menelusuri beberapa ruangan, hingga akhirnya Maya ke arah dapur dan mendapati Kim Yong Joon yang sedang menangis di sana. Terduduk lemah di lantai dekat dengan meja makan. Sementara pecahan beling dari gelas kopinya masih berserakan berantakan.

"Ya ampun, kau ini sedang apa? apa yang kau lakukan malam-malam begini? Lalu mengapa kau menangis?" cerocos Maya dengan memandang heran kea rah Kim Yong Joon.

"Maya..." gumam Yong Joon dengan memegangi keningnya, menaha segala rasa sesak di dadanya.

"Apa ini? Mengapa ruangan ini begitu berantakan? Ya Tuhan, apa kau tau besok pagi aku harus bersiap untuk pemotretan, kau membuatku gelisah, dan aku tidak bisa berdiam diri di sini dengan keadaan ruangan yang berantakan, aku ingin kembali tidur agar besok penampilanku terlihat sempurna!" wanita itupun lalu pergi meninggalkan Kim Yong Joon sendirian tanpa bertanya kenapa dan apa yang terjadi pada pria yang disebut sebagai kekasihnya itu.

Kim Yong Joon hanya menundukan wajahnya, semakin merasa terpuruk, merasa kesepian karena wanita itu mengabaikannya. Ia pun mendekat pada pecahan gelas itu, berusaha untuk membersihkannya, namun tangannya seketika terluka tertusuk pecahan beling itu.

Ssstttt aaaahhh—

Ia pun dengan reflek melepaskan kembali pecahan beling itu yang kini membuat tangannya berdarah. Bukan hanya itu, ia pun kembali mengingat Ariana, jika wanita yang bersamanya mala mini adalah Ariana, tentu ia tidak akan harus membersihkan pecahan beling itu sendiri, karena Ariana lah yang akan membersihkannya dan merapihkan kembali ruangan itu. ariana juga tidak akan membiarkan Kim Yong Joon terluka, karena wanita itu pasti akan dengan sigap mengobati lukanya. Namun sangat berbeda dengan apa yang Kim Yong Joon alami malam itu, tanpa Ariana tanpa seorang pun yang akan mengobati lukanya.

Kim Yong Joon hanya termenung memegangi luka di tangannya, sementara air matanya tak terasa berjatuhan membasahi kedua pipinya.

Waktu pun terus berputar, detik, menit, dan jam hingga matahari menyinari bumi di pagi hari dengan teriknya.

Dalam keadaan berantakan, tampak lusuh, Kim Yong Joon bangkit dari rasa keterpurukannya di ruangan dapur yang masih berantakan itu. mengabaikan semua kekacauan yang ada, dan berjalan dengan perlahan menuju ke dalam kamar tidurnya.

Ia menoleh ke sana ke mari, ruangan kamar yang telah bercampur aroma parfum mewah dari wanita yang kini selalu bersamanya. Yang kini telah pergi untuk berangkat ke lokasi pemotretan seperti apa yang telah ia katakan dini hari.

Namja SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang