32

112 15 64
                                    

Namja Senja part.32

Cuaca malam itu begitu sangat mendukung. Langit malam yang cerah bertabur bintang.

Kim Yong Joon tengah mempersiapkan makan malam romantic Bersama Ariana, menyiapkan segala sesuatunya. Tidak ingin membuat kecerobahan apapun nantinya.

Merasa sudah sempurna, ia pun segera menghubungi Ariana agar menemuinya ke sebuah restaurant di sekitaran Eiffel tower.

Ariana keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri.

Rambut basah yang masih terurai sengaja ia biarkan agar kering sendiri nantinya. Ia pun duduk dengan memijat ringan tengkuk lehernya, lalu menoleh ke arah pintu ingin memastikan apakan Kim Yong Joon sudah mandi ataukah masih sedang nonton televisi, mengingat keduanya telah banyak menghabiskan waktu sore hari di padang rumput.

Ponselnya berbunyi, panggilan dari Kim Yong Joon.

Ariana mengerinyit merasa heran, mengapa pula pria itu harus menghubunginya Sedangkan mereka berada dalam satu atap?

Ariana bergegas mengenakan pakaian serapih mungkin setelah Kim Yong Joon memintanya untuk menemuinya di salah satu restaurant di sekitar Eiffel. Jantungnya berdegup kencang merasa tak karuan, menghadap ke depan cermin merasa ada yang kurang atas penampilannya. Bodoh, padahal ia bukan lah anak remaja yang sedang terjerat cinta. Namun kelakuannya kali ini sungguh berlebihan. Hampir putus asa karena terlalu banyak memilih, harus memakai sepatu yang mana diantara jejeran koleksinya di dalam rak sepatu itu. Ariana mengontrol dirinya, menghela napas sedalam-dalamnya. Mengapa pula ia harus merasa gugup, memangnya apa yang akan Kim Yong Joon tunjukan sehingga Ariana merasa demikian saltingnya. Entahlah, pikiran wanita itu hanya sedang berbunga-bunga.

Belum sempat ia membuka pintu untuk keluar, bel apartemennya sudah berbunyi. Merasa terkejut ketika membukanya, Jo Min gi kini berdiri memandangi penampilannya.

"Kau mau kemana dengan pakaian seperti itu?" bengong Min gi.

Ariana akhirnya berpenampilan apa adanya, mini dress yang terkesan sangat biasa saja yang sering ia kenakan di waktu santai, dan sepatu kets putih yang akhirnya menjadi pilihannya malam itu, Serta tak lupa dengan blazer yang telah ia siapkan dalam genggamannya. Mau bagaimana lagi, daripada ia melemparkan semua koleksinya di dalam lemari, yang membuat kepalanya mau pecah.

Jo Min gi masih memandanginya, lalu mendekat meraih kain bajunya tepat di bagian lutunya yang terbelah.

"Bahkan pakaianmu ini kurang bahan, bukankah kau seorang perancang busana, lalu mengapa harus melupakan penutup di bagian kaki? Apakah kau kehabisan kain?" celotehnya dengan raut datar.

Ariana sontak mengerjapkan mata, ia sendiri bahkan hampir lupa bahwa pria yang kini berdiri di hadapannya itu bermulut cabe.

"Ah— aku harus pergi."

Baru saja satu langkah, tangan Jo Min gi sontak menanah lengannya.

Eugh— Ariana menoleh seketika.

"Mengapa terburu-buru? Kita harus bicara." Pinta Min gi dengan membalas tatapannya.

"Lain kali saja, aku harus pergi secepatnya!" ucap Ariana hendak kembali melangkah.

Sekali lagi, Jo Min gi berhasil menahannya, menarik Ariana hingga menyandarkannya pada dinding di pinggir pintu.

Heugh— Ariana terpaku memandang Jo Min gi yang kini memajukan wajahnya tepat ke hadapan wajahnya.

"Siapa yang ingin kau temui?"

Ariana hanya menggelengkan kepala, bungkam.

Jo Min gi semakin memajukan wajahnya, menatapnya secara intense.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Namja SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang