Pagi hari di kawasan glamping daerah Cangkringan terasa sejuk namun juga sunyi, Jingga dan Gading yang sedang menyantap sarapan dengan saling diam satu sama lain, entah karena Gading yang masih merasa tidak enak badan atau karena mengingat ia semalaman tidur dipangkuan Jingga. Sedangkan Jingga yang masih merasa canggung dengan perasaannya sekarang. Namun akhirnya Jingga memutuskan untuk memulai percakapan pagi itu.
"Hari ini kita rencana mau kemana, Ding?" Tanya Jingga sambil memakan nasi gorengnya.
"Belum tau, lo pengen kemana?" Tanya Gading kembali.
"Lo tapi udah enakan belum badannya?" Tanya Jingga.
"Udah kok. Thanks ya" Jawab Gading.
"Iya sama-sama" Jawab Jingga.
Lalu keduanya pun kembali diam.
"Mau liat daerah kampus gue dulu nggak?" Gading kembali memulai percakapan.
"Boleh.. Mau nostalgia ya lo?" Tanya Jingga sambil sedikit menggoda Gading.
"Gue udah move on, ngapain nostalgia" Jawab Gading salah tingkah.
"Loh, maksud gue mau nostalgia sama kehidupan kuliah dulu Ding.. hayoo lo ketahuan masih mikirin mantan ya?" Jawab Jingga masih sambil menggoda Gading.
Gading hanya terdiam dan bertepatan juga selesai menyantap sarapannya, Gading beranjak dari kursi untuk masuk ke dalam tenda tanpa menjawab Jingga.
Gading marah?
"Ding.." Panggil Jingga yang menyusul Gading kedalam tenda.
"Hm" Jawab Gading singkat.
"Lo... marah?" Tanya Jingga pelan.
"Enggak" Jawab Gading singkat.
"Bohong" Ujar Jingga.
"Terserah, ga peduli gue" Jawab Gading ketus.
"Ding, maaf kalo becandaan gue kelewatan.." Ujar Jingga sambil duduk disamping Gading yang sedang rebahan di kasur. Gading hanya diam sambil bergerak memunggungi Jingga.
"Ding.. lo boleh deh becandain gue tentang mantan gue, biar adil" Ujar Jingga.
"No, i won't do that" Jawab Gading.
"Yaudah deh terserah lo mau ngapain yang jelas maafin gue ya?" Ujar Jingga sambil menarik badan Gading untuk menghadap dirinya. Gading menepis tangan Jingga dan kembali memunggungi nya. Melihat Gading yang masih cuek, Jingga pun beranjak dari kasur, namun seketika tangannya ditarik oleh Gading.
"Gue nggak mau lo mikir gue masih mikirin mantan gue" Ujar Gading.
Jingga menghela napas "Iya Ding.. gue ngerti kok, gue tadi cuma bercanda, sorry ya?" Ujar Jingga. Gading pun mengangguk.
"Udah?" Tanya Jingga.
"Udah apa?" Jawab Gading.
"Marahnya" Ujar Jingga.
"Udah" Jawab Gading yang kini sudah dalam posisi duduk menghadap ke Jingga.
"Gading Winata bisa pundung juga ternyata ya" Ujar Jingga sambil mencubit lengan Gading pelan.
"Jangan bahas lagi, please?" Pinta Gading sambil menutup wajahnya dengan bantal. Jingga hanya tertawa.
"Iya Gadiiing" Jawab Jingga sambil mencubit kedua pipi Gading.
"Wah udah mulai nantangin ya lo" Jawab Gading sambil tersenyum usil.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBER PATIO - COMPLETED
ФанфикJingga si baker yang idealis, independent, punya bakery shop sendiri tapi masih single di usia 30 tahun. Gading si penganut tidak percaya sama pernikahan, pemilik coffee shop hits di Jakarta Selatan. Tiba-tiba keduanya di pertemukan di sebuah perjod...