1 Tahun Kemudian
"Semoga Mbak Jingga selalu sehat, restoran dan bakery nya sukses terus, dan yang terpenting... semoga cepet dapet jodoh.. aamiiiin!" Ujar Banar sambil memberikan cake dengan lilin angka 32 kepada Jingga yang hari ini tepat berusia 32 tahun.
"Bentar-bentar Ayah tambahin doa nya.. Semoga Mbak Jingga bahagia selalu, nggak bawel dan bolehin Ayah makan sate kambing" Ujar Ayah Anton.
"Ih Ayah, mentang-mentang baru sembuh langsung mau makan yang aneh-aneh, enggak boleh pokoknya titik" Jawab Jingga ketus.
"Yah, doa Ayah nggak terkabul deh, Mbak mu masih bawel sama Ayah trus Ayah juga gagal makan sate kambing lagi" Ujar Ayah Anton sambil memberikan ekspresi sedih.
"Udah buruan cepet tiup lilinnya ini tangan aku pegel" Ujar Banar. Lalu Jingga pun langsung memejamkan mata untuk make a wish dan meniup lilinnya.
"Mbak doanya apa?" Tanya Banar.
"Rahasia wleeee" Jawab Jingga sambil mencolek krim cake dan disematkan di hidung Banar.
"Mbak ih, aku udah rapi ganteng gini jadi kotor lagi mukanya kan" Omel Banar
"Iya deh yang punya pacar, masa ulang tahun Mbak kamu malah nge-date sama pacar kamu sih Le.." Ujar Jingga sambil memeluk lengan kekar adiknya itu.
"Ini urgent mbak soalnya orang tua pacar aku mau ketemu aku, masa aku tolak? Makanya Mbak cari pacar juga dong biar ada yang nemenin birthday dinner.." Jawab Banar sambil menepuk kepala kakaknya yang tingginya hanya sebahunya.
"Nggak ah, males. Mbak mau dinner aja dirumah sama Ayah" Jawab Jingga sambil melepas lengan Banar dan berpindah memeluk lengan Ayahnya.
"Oke siap selalu, sate kambing ya mbak dinner nya?" Ujar Anton yang masih berusaha keras.
"E-nggak bo-leh!" Jawab Jingga galak.
"Yaudah Mbak dinner sendiri aja, Ayah ikut kamu aja Le, mau sekalian dilamar nggak si Sandra? Kita bungkusin sate kambing ya calon mertuamu?" Ujar Anton sambil menyusul Banar yang sedang tertawa melihat tingkah laku Ayah dan Jingga.
Setahun ini banyak hal yang terjadi pada Jingga, setelah akhirnya Jingga dan Gading jujur kepada kedua orang tua mereka kalau mereka menikah bukan atas dasar cinta akhirnya mereka berdua pun telah resmi bercerai di bulan Maret lalu. Berpisah dengan Gading ternyata tidak semudah memutuskan untuk menikah dengan Gading dulu karena Jingga bukan hanya kehilangan sosok Gading sebagai suaminya, namun Jingga juga kehilangan sosok Mama Ratna yang selama beberapa bulan pernikahannya telah membuat Jingga akhirnya merasakan memiliki seorang Ibu lagi. Setelah bercerai pun Jingga tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Gading walaupun Jingga masih sesekali berkomunikasi dengan Mama Ratna.
Namun dibalik kesedihan, ada berita bahagia juga di hidup Jingga. Ayah Anton sudah 100% sembuh dari kanker, Banar sudah lulus kuliah, restorannya dengan Aji pun akhirnya juga resmi dibuka dan hal itu juga berdampak ke Amber Bakery yang semakin ramai pengunjung.
Kehidupan Jingga jauh lebih bahagia dengan segala kesibukannya, semua cita-cita nya terkabul untuk menjadi pastry chef terkenal dan juga pengusaha sukses, ia juga dikelilingi oleh orang-orang yang selalu menebar tawa di wajahnya, namun hal tersebut tidak pernah terjadi ketika Jingga sedang sendirian, Jingga masih mencoba menutup lubang di hati nya, mencoba melupakan bayang-bayang mantan suaminya, Gading Winata.
----------
Semenjak Jingga memiliki restoran dengan Aji, kesibukannya kini pun bertambah. Dalam seminggu tidak ada hari libur untuk Jingga kecuali sudah direncanakan jauh-jauh hari. Apalagi semenjak sang Ayah sudah sembuh dan Banar sudah lulus kuliah, Jingga selalu pergi pagi dan pulang larut. Saat ini pun Jingga memutuskan untuk memiliki asisten rumah tangga untuk bersih-bersih dan masak di rumahnya sehingga kesibukan Jingga saat ini fokus untuk ke bisnisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBER PATIO - COMPLETED
FanfictionJingga si baker yang idealis, independent, punya bakery shop sendiri tapi masih single di usia 30 tahun. Gading si penganut tidak percaya sama pernikahan, pemilik coffee shop hits di Jakarta Selatan. Tiba-tiba keduanya di pertemukan di sebuah perjod...