Jingga hari ini tidak pulang larut, ia langsung pulang setelah meeting dengan salah satu calon bisnis partnernya, Jimmy.
Ini semua gara-gara Jimmy, udah gue bilang meetingnya di restoran gue aja tapi kenapa dia ngajaknya di restoran itu sih.
Gumam Jingga pada dirinya sendiri, rasa kesal yang ia rasakan membuatnya jadi mencari-cari "siapa yang salah" yang menyebabkan pertemuannya dengan Gading hari ini. Pikiran Jingga menjadi kalut, mood nya bekerja pun hilang. Rekaman Gading yang sedang berdua dengan Tiara pun terputar terus di benaknya. Seharusnya Jingga tidak perlu bersikap berlebihan seperti ini, untung tadi ia bisa menjaga sikapnya sehingga Gading tidak berpikir kalau ia cemburu.
Namun Jingga teringat sesuatu, hal aneh yang Gading lakukan sewaktu di restoran tadi. Jingga sadar kalau Gading terus memandanginya dari area indoor restoran tersebut, namun ketika saling menyapa Gading malah bersikap acuh. Sikap hot and cold nya Gading ini yang selalu membuat Jingga overthinking.
Should i ask him?
Layar HP nya sudah menampilkan kotak chat whatsappnya dengan Gading, berkali-kali Jingga mengetik chat lalu kembali ia hapus. Rasa ragu muncul pada dirinya, namun ia ingin tau kenapa Gading bersikap seperti itu, padahal Gading sedang kencan dengan Tiara. Kembali Jingga mencoba mengetik lalu menghapus lagi chatnya untuk Gading, hingga akhirnya.
Eh kok kekirim!?! Duh
Gumamnya panik, pasalnya ketika Jingga mengetik "Gading" di kolom chatnya tidak sengaja jempolnya menekan tombol enter.
Duh, kenapa langsung di read??
Gumam Jingga tambah panik, Jingga pun mengurungkan niat untuk menanyakan hal tadi pada Gading, Jingga mencoba mencari-cari topik apa yang masuk akal untuk menjadi alasan ia menghubungi Gading. Lalu entah kenapa tiba-tiba ia teringat Gading pernah membuatkan akun Netflix untuknya.
Oke, gue pura-pura nanya password Netflix aja.
Setelah Gading membalas chatnya, Jingga langsung menyingkirkan HP nya jauh-jauh, mengambil bantal dan berteriak dibawah bantalnya.
Hal yang membuat Jingga terus ingin bekerja dan menyibukkan dirinya adalah karena ia sangat menghindari waktu-waktu seperti ini, waktu dimana ia tidak memiliki kegiatan sehingga pikirannya hanya akan memikirkan Gading, Gading dan Gading lagi.
Kadang Jingga heran kenapa ia belum bisa melupakan Gading hingga saat ini? Kalau dihitung-hitung lebih lama Jingga berpacaran dengan Tezar dulu daripada lama ia menikah dengan Gading, tapi dulu hanya butuh waktu kurang lebih 6 bulan untuk Jingga bisa move on dari Tezar walaupun rasa benci masih terus ada dihatinya. Sedangkan Gading? Ia hanya menikah 11 bulan dan baru begitu dekat dengan Gading di 4 bulan terakhir saja. Bahkan mereka tidak pernah mengucapkan saling suka satu sama lain. Jingga belum tau apa yang sebenarnya ia rasakan pada Gading begitu juga sebaliknya. Walaupun Jingga tahu kalau hati Gading hanya untuk Tiara seorang.
Nggak bisa nih, gue harus cari kesibukan.
Jingga kembali mengambil tas nya dan keluar kamar untuk mengambil kunci mobilnya lagi.
"Mbak mau kemana lagi? Ayah kangen lho sama Mbak" Ujar Ayah Anton yang melihat Jingga yang belum lama pulang sudah ingin pergi lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
AMBER PATIO - COMPLETED
FanfictionJingga si baker yang idealis, independent, punya bakery shop sendiri tapi masih single di usia 30 tahun. Gading si penganut tidak percaya sama pernikahan, pemilik coffee shop hits di Jakarta Selatan. Tiba-tiba keduanya di pertemukan di sebuah perjod...