"Wah mau nikah lo?" Ujar Juna sambil melihat undangan yang diberikan Hasan.
"Alhamdulillah, akhirnya aing nemu jodoh juga.." Jawab Hasan sambil tertawa.
"Lebih tepatnya alhamdulillah ada yang mau nikah sama lo sih" Jawab Tezar.
"Ih, gini-gini gue dulu banyak yang naksir Zar, sebelas-duabelas lah sama lo dulu" Jawab Hasan.
"Kalau yang demen sama Tezar tuh dulu cewe-cewe SMA yang cakep-cakep, lah kalo lo yang demen paling si Entuy anak ibu kantin" Jawab Juna.
"Sianying, biarin yang penting gue sering dapet siomay gratis" Jawab Hasan kesal.
"Yaudahlah yang penting kan akhirnya lo nemu jodoh juga, kasian tuh si Juna masih menebar umpan dimana-mana, ga ada yang nyantol" Ujar Tezar.
"Gue sih santai aja, masih menikmati hidup single" Jawab Juna sambil tersenyum sembari mengangkat kedua alisnya.
"Jangan keenakan sendiri lo, se enak-enaknya hidup sendiri, lebih enak kalau ada yang kelonin pas bobo" Jawab Hasan.
"Yah, kelonan doang mah banyak yang bisa gue kelon" Jawab Juna.
"Lo mah kelonannya haram, belom pernah ngerasain aja lo kelonan yang jadi pahala" Jawab Hasan.
"Kayak lo udah pernah ngerasain aja" Jawab Juna.
"Coming soon bro.." Jawab Hasan sambil menunjuk kartu undangannya.
"Tapi gue penasaran deh, nikah itu beneran bikin lo makin happy nggak sih?" Tanya Juna yang kali ini pandangannya tertuju pada Gading dan Tezar.
"Nggak"
"Iya"Tezar dan Gading lalu saling melontarkan pandangan mereka satu sama lain karena menjawab pertanyaan Juna secara bersamaan namun dengan jawaban yang berbeda.
"Eh gimana? Jadinya iya atau enggak nih?" Tanya Juna.
"Maksud gue, nikah itu ya nggak happy terus, ada happy ada enggaknya" Jawab Tezar mencoba meluruskan jawabannya.
"Kalau gue sih happy, titik" Jawab Gading.
"Wah seru nih, coba ceritain dong" Tanya Juna yang kini terlihat semakin fokus.
"Lo dulu" Ujar Juna sambil menunjuk Tezar.
"Gading dulu aja" Jawab Tezar yang kali ini menunjuk Gading.
"Ya gue happy-happy aja sih, belom ada alasan buat nggak happy kalo gue" Jawab Gading.
"Kalau happy, kenapa lo dulu sempet cerai?" Tanya Tezar sambil sedikit tertawa.
"That's too personal sih kalau gue ceritain, tapi ya pada akhirnya gue udah ngerasain gimana rasanya hidup sendiri, hidup sama Jingga, dan hidup sendiri setelah cerai sama Jingga. Dan gue ngerasa kalau hidup gue ternyata lebih happy kalau sama Jingga" Jawab Gading.
"Setelah nikah lagi, lo pernah kepikiran untuk cerai lagi nggak?" Tanya Juna.
"Nggak lah, gue cukup beruntung punya istri yang secara emotional itu stabil, nggak egois, nggak banyak nuntut, nggak banyak ngeluh juga. Nggak kebayang gue kalau nikah bukan sama Jingga atau pisah lagi sama dia" Jawab Gading.
"Lo nggak masalah istri lo kerja terus sibuk jarang punya waktu buat lo?" Tanya Tezar lagi.
Kali ini Gading merasa ada yang aneh sama pertanyaan-pertanyaan Tezar yang terkesan seperti menyudutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBER PATIO - COMPLETED
FanfictionJingga si baker yang idealis, independent, punya bakery shop sendiri tapi masih single di usia 30 tahun. Gading si penganut tidak percaya sama pernikahan, pemilik coffee shop hits di Jakarta Selatan. Tiba-tiba keduanya di pertemukan di sebuah perjod...