Jingga si baker yang idealis, independent, punya bakery shop sendiri tapi masih single di usia 30 tahun.
Gading si penganut tidak percaya sama pernikahan, pemilik coffee shop hits di Jakarta Selatan.
Tiba-tiba keduanya di pertemukan di sebuah perjod...
"Mbak, belum tidur?" Tanya Banar menghampiri Jingga yang masih terjaga di ruang TV.
"Belum Le, nggak bisa tidur.. kenapa?" Jawab Jingga pada adiknya.
"Deg-degan mau nikah ya?" Tanya Banar.
"Biasa aja sih, cuma sedih aja mau ninggalin rumah, ninggalin Ayah sama adeknya Mbak" Jawab Jingga sambil mengelus rambut Banar yang sekarang sedang tiduran di pahanya.
"Kenapa nggak tinggal disini aja sih Mbak? Emangnya Mbak nggak takut tinggal dirumah mertua?" Tanya Banar.
"Udah jadi pertimbangan Mbak sama Gading Le, nanti juga sesekali pasti Mbak kesini kok gantian. Kalau soal mertua, Mamanya Gading baik banget kayaknya nggak akan jadi masalah sih." Jawab Jingga.
"Mbak inget nggak dulu temen-temenku kalau ke rumah manggil Mbak itu tante?" Tanya Banar.
"Iya soalnya Mbak dikira Ibu kamu dulu hahahahaha" Tawa Jingga teringat waktu Banar masih duduk di bangku SD sedangkan Jingga sudah kuliah. Karena hampir setiap kegiatan sekolah Banar yang berurusan dengan wali murid pasti Jingga yang turun tangan karena sang Ayah sibuk kerja dan sering keluar kota.
"Makasih ya Mbak, karena Mbak aku jadi nggak kehilangan sosok Ibu. Pas Ibu meninggal juga Mbak yang menghibur aku padahal kan Mbak juga sama-sama sedihnya ya" Ujar Banar.
"Mbak, kalau suatu hari nanti Mas Gading bikin Mbak nangis, bilang aku ya Mbak" Ujar Banar.
"Terus kalau bilang kamu kenapa emangnya?" Tanya Jingga
"Nanti gantian aku bikin nangis pake ini hahahaha" Jawab Banar sambil memamerkan otot tangannya.
"Tole kamu tuh kapan sih udah segede ini? Perasaan dulu kamu masih cengeng, kalau tidur harus minum susu panas dulu, trus nggak mau sarapan kalau bukan makan pancake bikinan Mbak" Ujar Jingga.
"Loh, aku kan masih kayak gitu Mbak, minus udah nggak cengeng sama tambah ganteng aja" Jawab Jungkook sambil tersenyum.
"Iya juga sih ya, tapi kamu di mata Mbak masih bocah, selamanya akan bocah.. Otot nggak akan ngaruh" Ujar Jingga sambil mengunyel pipi Banar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mbak aku sedih deh Mbak mau nikah, nanti kalau pas nikahan Mbak aku nangis gimana mbak" Tanya Banar.
"Ya nangis aja paling nanti Mbak ketawain" Jawab Jingga.
"Mbak nanti kalau Mbak pindah, aku sarapannya apa Mbak? Trus nanti kalau aku nggak bisa tidur yang bikinin aku susu panas siapa?" Tanya Banar kembali. Namun Jingga hanya diam hingga terdengar suara isak tangis.
"Loh Mbak kok nangis, Mbak jangan nangis.. Maafin Banar Mbak, Banar nggak maksud" Ujar Banar panik melihat sang kakak menangis.