CHAPTER 16

944 166 5
                                    

Malam ini Jingga pulang larut lagi karena ia harus meeting dengan beberapa client nya dan setelahnya harus mengerjakan beberapa project menu baru untuk bakery dan restorannya. Capek? Pasti. Namun ia memilih untuk merasakan capek karena bekerja daripada harus kembali teringat tentang Gading ketika ia sedang memiliki waktu luang. Bekerja adalah cara Jingga untuk menyelamatkan dirinya dari itu semua.

"Duh, lupa isi e-toll lagi ck!" Ujar Jingga kesal ketika ia menempelkan kartu e-toll pada gerbang tol dan ternyata saldo nya kurang. Jingga langsung melihat mobil belakang dari kaca spion nya.

"Gue minjem dulu kali ya sama mobil belakang" Ujar Jingga sambil mencopot seat belt dan turun dari mobilnya. Jingga berjalan menuju mobil Toyota Fortuner hitam di belakang mobilnya dan mengetuk kaca jendela pengemudi mobil tersebut. Kaca pun diturunkan oleh sang pengemudi.

"Mas, maaf e-toll saya saldonya hab... loh, Gading?" Ujar Jingga terkejut melihat sosok pengemudi mobil tersebut adalah Gading.

Dari ribuan mobil yang lalu lalang seharian di tol ini, kenapa harus dia yang ada dibelakang mobilku?

"Nih pakai aja" Jawab Gading sambil memberikan kartu e-toll nya pada Jingga.

"Eh maaf ngerepotin, gue pinjem dulu ya" Ia ingin menolak tapi sepertinya keadaannya terlalu mendesak melihat antrian mobil di gerbang tol semakin panjang akhirnya ia menerima kartu e-toll Gading dan buru-buru kembali ke mobilnya. Gerbang tol pun terbuka, Jingga meminggirkan mobilnya ke bahu tol menunggu mobil Gading lewat untuk mengembalikan kartu e-toll nya. Tidak lama mobil Gading pun ikut berhenti di belakang mobil Jingga.

"Ini kartu lo, ini gue bayar cash yah.." Ujar Jingga sambil mengembalikan kartu e-toll dan memberikan uang cash untuk mengganti saldo e-toll Gading yang ia gunakan.

"Kartunya aja" Ujar Gading sambil mengambil kartu e-toll nya.

"Please, gue nggak mau ngutang" Ujar Jingga sambil menaruh uang cashnya dengan paksa di dashboard mobil Gading.

"Gue nggak anggep itu utang" Jawab Gading sambil menghela napas.

"Lo ngapain jam segini ke daerah Bintaro?" Tanya Jingga.

"Gue ada urusan" Jawab Gading.

"Lo mobil baru ya? Gue nggak tau kalau tadi yang dibelakang gue ternyata lo" Ujar Jingga.

"Iya.." Jawab Gading singkat.

"Yaudah kalau gitu, gue pulang dulu ya.. Thank you sekali lagi" Ujar Jingga.

"Jingga tunggu" Panggil Gading. Jingga pun menoleh kembali ke arah Gading.

"Lo.. apa kabar?" Tanya Gading.

"I'm great, lo apa kabar?" Jingga kembali bertanya.

Lo bohong, lo kurusan banget Jingga.

"Same old, same old" Jawab Gading singkat.

"Hmm.. Tiara apa kabar?" Tanya Jingga pelan.

"Dia.. baik" Jawab Gading gugup.

Oh masih berhubungan.

"Well, glad to hear that.. Yaudah gue pulang dulu ya, lo hati-hati di jalan, salam buat Mama Ratna" Ujar Jingga sambil tersenyum.

"Salam juga buat Ayah dan Banar.. Take care" Jawab Gading dan dibalas oleh anggukan dan senyuman dari Jingga seraya melambaikan tangannya ke arah Gading lalu membalikkan badannya dan berjalan ke dalam mobil.

Malam ini Jingga berusaha keras untuk memasang wajah baik-baik saja dihadapan Gading setelah ia tiba-tiba harus bertemu dengan mantan suaminya ini bahkan mengetahui kalau Gading masih berhubungan dengan Tiara. Namun pertahanannya runtuh ketika ia masuk kedalam mobil, nafasnya sesak seperti ada yang mencekik lehernya sehingga ia kesusahan untuk bernapas. Jingga menepuk-nepuk dadanya yang sesak, air matanya turun, deras. Sudah lebih dari 10 bulan mereka berpisah, rasa sakitnya masih sama yang Jingga rasakan ketika bertemu dengan Gading malam ini.

AMBER PATIO - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang